Strategi pemerintah tingkatkan eskpor Indonesia ke pasar internasional

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Strategi pemerintah tingkatkan eskpor Indonesia ke pasar internasional
Sejak tahun 2011, tingkat ekspor Indonesia terus menurun dengan tren sebesar 6,60% per tahun

JAKARTA, Indonesia — Dalam beberapa tahun belakangan, tingkat ekspor Indonesia terus mengalami penurunan.

Turunnya tingkat ekspor terjadi sebagai akibat dari lemahnya ekonomi secara global yang mengakibatkan nilai impor juga ikut mengalami penurunan.

Dalam laporan Perkembangan Perdagangan Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, tingkat ekspor Indonesia berkurang dengan tren 6,60% per tahun. Sementara tingkat ekspor turun dengan impor 4,51% per tahun.

Penurunan harga komoditas yang sebelumnya merupakan unggulan ekspor Indonesia menjadi penyebab utama dari terus menurunnya nilai ekspor. Oleh karena itu Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam kunjungan ke Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 pada Rabu, 12 Oktober, mengungkapkan bahwa ia telah memerintahkan jajaran menteri terkait untuk memperluas pasar ekspor.

(BACA: Presiden Jokowi minta pasar ekspor diperluas hingga Afrika dan Irak)

Ketua Umum Kepala Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Rosan P. Roeslan mengungkapkan bahwa usulan tersebut memang harus dilakukan untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

“Bagaimana cara menunjang ekspor ya sebetulnya ada beberapa hal yg bisa dilakukan. Pertama adalah memperluas ke pasar-pasar yang non-tradisional,” tutur Rosan kepada media dalam acara TEI 2016 pada Rabu.

Selain memperluas tujuan ekspor, diversifikasi produk juga diperlukan agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen. Rosan sangat optimis bahwa Indonesia dapat melakukan diversifikasi, contohnya untuk produk kayu dan produk halal.

“Salah satu produk kita yang saya tau menjadi andalan adalah produk-produk kayu kita. Tetapi juga produk-produk halal kita seperti contohnya kosmetik halal kita ternyata responsnya di luar lumayan sangat-sangat bagus,” tuturnya.

Ia juga mengemukakan bahwa pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga perlu didorong agar dapat lebih banyak melakukan ekspor.

“Pemerintah bisa memberikan insentif kepada eksportir-eksportir kita, apalagi yang eksportir usaha kecil menengah yang baru itu. (Mereka perlu) diberikan insentif,” kata Rosan.

Bentuk insentif yang dimaksud bisa beragam, mulai dari segi perpajakan hingga dari bantuan biaya promosi seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia.

“Waktu kita pelajari, memang kalau Malaysia luar biasa. Benar-benar budget promosi pemerintah yang tanggung,” ujar pengusaha 47 tahun tersebut.

Rosan juga mengakui bahwa untuk memaksimalkan potensi ekspor yang ada dibutuhkan kerjasama antara pelaku usaha dengan pemerintah.

“Kita harus berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!