Prosesi penyulutan api Peparnas 2016 berlangsung dramatis

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Prosesi penyulutan api Peparnas 2016 berlangsung dramatis

ANTARA FOTO

'Tidak boleh sedikitpun kita memandang sebelah mata pada atlet difabel karena mereka berjuang bersama, memberikan prestasi bersama-sama'

BANDUNG, Indonesia  —  Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Stadion Siliwangi, Bandung, pada Sabtu, 15 Oktober.

Dalam upacara pembukaan yang dihadiri Ketua Umum Peparnas XV/2016 Jabar, Ahmad Heryawan dan wakilnya, Deddy Mizwar, berlangsung prosesi penyulutan api Peparnas yang dramatis.

Penyulutan api dilakukan tujuh atlet difabel legendaris. Salah satunya adalah Ni Nengah Widiasih, peraih medali perunggu bagi Indonesia cabang angkat berat pada Paralympic Games 2016 di Rio de Jeneiro. 

Ketujuh atlet difabel itu membawa obor secara estafet yang kemudian berakhir di tangan atlet Joko Budi Wibowo. 

Namun Joko yang bertugas menyulutkan api, nampak tercenung sambil melihat ke arah kaldron yang tinggi menjulang di depannya. Atlet tuna daksa itu merasa kesulitan melakukan tugasnya dengan kondisi menggunakan kursi roda.

Deden Komarudin yang mendorong kursi roda Joko, menawarkan bantuan untuk membawa Joko hingga ke puncak di mana kaldron itu berada. Atlet tuna netra itu kemudian memanggul Joko, menaiki satu per satu undakan yang menuju kaldron dengan panduan Joko yang seolah berperan sebagai mata bagi Deden.

Proses tersebut berlangsung dramatis dan mengundang rasa haru sekitar 5.000 penonton di stadion milik Pemerintah Kota Bandung itu. Penonton bahkan ikut menyemangati kedua paralimpian itu dengan meneriakkan kata, “Bisa… bisa.. bisa..!”

Joko dan Deden akhirnya mencapai puncak kaldron. “Akhirnya, kita bisa juga sampai di sini,” kata Joko. 

“Ternyata kekurangan bukan halangan untuk maju,” timpal Deden yang disambut tepuk tangan meriah para penonton.

Atlet difabel panahan Joko Budi Wibowo digendong atlet difabel atletik Deden Komarudin menyulut api kaldron yang menandai pembukaan Peparnas XV 2016 di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, pada 15 Oktober 2016. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Penyulutan api Peparnas pun berlangsung sukses yang diiringi letusan kembang api yang khusus dinyalakan saat langit masih terang.

Secara umum, upacara pembukaan kompetisi olahraga nasional bagi kaum difabel itu berlangsung semarak dengan melibatkan sekitar 800 penari yang mempertunjukkan oratorium berjudul Terbanglah Garudaku.

Sebanyak 200 dari jumlah keseluruhan penari adalah para difabel yang merupakan siswa dari 28 sekolah luar biasa di Kota Bandung. Mereka ikut memeriahkan acara dengan melakukan tarian, nyanyian, dan atraksi.

Seorang atlet tuna daksa tampak berseluncur menggunakan skateboard yang dilanjutkan dengan melakukan gerakan break dance. Sementara, empat orang anak yang mengenakan baju daerah mengibar-ibarkan bendera warna-warni.

Bagi Hana Mimitaw, acara pembukaan itu sangat menghiburnya. Atlet renang asal Papua itu merasa senang dan bangga bisa ikut terlibat dalam ajang olahraga nasional ini.

Perasaan yang sama diungkapkan oleh Rian Hidayat, atlet bulutangkis dari Aceh. Rian yang ikut defile dengan mengenakan baju daerah ini, bahkan mengaku terharu dengan sambutan yang diberikan oleh tuan rumah. Ia berharap bisa mempersembahkan medali bagi kontingennya.

“Insya Allah [meraih medali], tapi harus ikhtiar dulu,” kata Rian yang baru pertama kali ikut Peparnas.

Peparnas ke-15 tahun 2016 ini diikuti oleh 1.983 atlet dan 718 official dari 33 kontingen. Para atlet akan memperebutkan 605 medali emas, 605 medali perak, dan 935 medali perunggu dalam 13 cabang olahraga dan 605 nomor pertandingan.

Diharapkan lebih baik dari PON XIX

Kontingen Jawa Barat saat melakukan defile dalam upacara Pembukaan Peparnas XV/2016 Jawa Barat di Stadion Siliwangi, Bandung, pada 15 Oktober 2016. Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Tuan rumah telah menyiapkan 14 venue khusus, satu venue untuk upacara pembukaan dan penutupan yakni Stadion Siliwangi, dan 13 venue pertandingan lengkap dengan fasilitas aksesibilitas dan peralatan pertandingannya yang telah berstandar nasional dan internasional.

Dalam laporannya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan akomodasi dan konsumsi di 29 hotel yang memiliki sarana aksesibilitas bagi para difabel. Dalam layanan transportasi, tuan rumah juga membuat secara khusus 12 bus bagi atlet pengguna kursi roda.

“Ini baru pertama kali ada selama pelaksanaan Peparnas di Indonesia,” kata Heryawan yang juga mengatakan dana untuk seluruh fasilitas layanan di Peparnas kali ini bersumber pada dana hibah APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN melalui DIPA Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, serta para sponsor. 

Peparnas tahun ini, kata Heryawan, juga menorehkan sejarah karena untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh National Paralympic Comitee (NPC) Indonesia secara mandiri, setelah sebelumnya berada di bawah pengelolaan KONI.

Heryawan mengaku berupaya keras agar kualitas penyelenggaraan pertandingan dan kualitas layanan bagi peserta pada Peparnas XV ini sama bahkan lebih baik dari PON XIX.

“Karena kami percaya bahwa kesanggupan untuk memfasilitasi para difabel dengan sebaik-baiknya, tidak hanya mencerminkan keramahtamahan akan tetapi juga tingkat peradaban pemerintah dan masyarakat Jawa Barat yang sudah semakin baik, seperti masyarakat dan pemerintah di negara-negara maju pada umumnya,” ujarnya.

Atlet difabel terima bonus sama

Atraksi yang dilakukan atlet difabel dalam upacara Pembukaan Peparnas XV/2016 Jawa Barat di Stadion Siliwangi, Bandung, pada 15 Oktober 2016. Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Perlakuan yang sama terhadap seluruh atlet, termasuk atlet difabel juga menjadi inti dari sambutan yang disampaikan oleh Menpora Imam Nahrawi.

Ia mengatakan, pemerintah memberikan bonus yang sama bagi seluruh atlet yang mempersembahkan medali, tak terkecuali atlet difabel. Seperti saat pemberian bonus bagi atlet peraih medali di Olimpiade dan Paralympic Games 2016 di Rio de Janeiro.

“Tidak boleh sedikitpun kita memandang sebelah mata pada atlet difabel karena mereka berjuang bersama, memberikan prestasi bersama-sama,” kata Imam.

Imam berharap, Peparnas tahun ini menjadi awal yang baik menuju SEA Games 2017 dan Asean Paralympic 2018. Imam berjanji pemerintah akan terus mendukung para atlet untuk meraih prestasi yang lebih baik. Ia juga berharap, Peparnas menjadi ajang silaturahmi dan memupuk semangat bagi kemajuan Indonesia.

“Terbanglah garudaku, jayalah di tanah legenda,” katanya sebelum secara resmi membuka Peparnas XV/2016 Jawa Barat. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!