Peparnas XV Jabar: Ketika tuna netra bermain bola

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Peparnas XV Jabar: Ketika tuna netra bermain bola
"Olahraga ini mengandalkan kekuatan pendengaran."

 

BANDUNG, Indonesia – Suasana di Sport Center Arcamanik Kota Bandung terasa begitu hening pada Minggu, 17 Oktober. Padahal saat itu sedang berlangsung pertandingan bola antara Tim Sumatera Selatan melawan Tim Sulawesi Selatan.

“Penonton tidak boleh berisik dan harus mengaktifkan mode silent jika membawa telepon genggam,” kata Koordinator Pelaksana Goal Ball Peparnas XV/2016 Jawa Barat Andi Supriadi kepada Rappler, Minggu 16 Oktober 2016.

Peraturan yang aneh. Sebab pertandingan bola biasanya selalu riuh dengan sorak-sorai dan hingar-bingar penonton yang memberikan dukungan kepada tim kesayangannya.

Namun di Sport Center Arcamanik ini, dukungan, tepuk tangan, dan sorak-sorai hanya diperbolehkan jika terjadi gol. “Kalau ada penonton yang melanggar bisa dikeluarkan,” kata Andi.

Larangan agar penonton tidak mengeluarkan suara kecuali jika terjadi gol ini bukan tanpa alasan. Sebab para pemain yang sedang bertanding adalah para tuna netra.

Mereka tidak bisa melihat bola. Untuk mengatasinya, panitia memberikan kerincing pada bola tersebut. Dari suara gemerincing inilah para pemain mengetahui posisi bola.

Sehingga kalau penonton ribut, gemerincing bola bisa tidak terdengar. Akibatnya pemain akan kesulitan mencari bola. “Olahraga ini memang mengandalkan kekuatan pendengaran,” kata Andi.

Olahraga unik ini disebut goal ball. Satu tim terdiri dari tiga pemain. Tidak semua pemain tuna netra, karena ada juga yang hanya low vision. Karena itu, agar adil, semua pemain diwajibkan memakai eyeshades alias penutup mata.

Cara bermainnya pun unik. Pemain dilarang menendang bola. Mereka hanya diperbolehkan melempar. Bolanya sendiri tak kalah unik. Tak seperti bola lain, bola dalam pertandingan ini sengaja dikempeskan. 

Tujuannya agar saat dilempar, bola yang besarnya mirip bola basket itu hanya menggelinding, bukan memantul. Nah, agar bola tak masuk ke gawang, tim lawan bisa menghadangnya dengan merebahkan badan di depan gawang.

Atlet goal ball Gorontalo melemparkan bola dalam pertandingan melawan tim Kalimantan Timur di Sport Center Arcamanik Kota Bandung, Minggu (16/10). Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Pertandingan ini dimainkan di lapangan berukuran 18×9 meter dengan lebar gawang sama dengan lebar lapangan. Sementara tinggi gawang 1,3 meter. Garis lapangan dibuat menggunakan tali yang direkatkan dengan selotip, bukan cat. Tujuannya agar bisa diraba, sehingga pemain tahu batas wilayah permainannya.

Durasi satu pertandingan goal ball 2 x 12 menit.  Tapi apabila salah satu tim berhasil mencetak gol dengan selisih 10 angka dengan pihak lawan, maka wasit akan langsung memenangkan tim tersebut.

Bila terjadi draw pada babak final, wasit akan memberikan perpanjangan waktu.  Jika skor tidak juga berubah, maka akan diberlakukan sudden death, yaitu tim yang lebih dulu memasukkan bola ke gawang akan menjadi pemenangnya.

Pertandingan goal ball ini menjadi salah satu cabang olahraga baru yang dipertandingkan di Pekan Paralimpik Nasional XV/2016 (Peparnas XV) Jawa Barat yang dimulai pada Sabtu 15 Oktober 2016.  

Di Peparnas ini, goal ball diikuti 4 tim putri dari 4 provinsi dan 10 tim putra dari 9 provinsi. Tuan rumah Jawa Barat mengirimkan 2 tim putra dan 1 tim putri untuk berlaga di cabang goal ball. —Rappler.com  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!