Laju Agus Harimurti di kancah pilkada DKI Jakarta

JAKARTA, Indonesia – Belum genap sebulan sejak Agus Harimurti Yudhoyono diusung sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. Namun, elektabilitas Agus dan pasangannya Sylviana Murni, sudah melampaui pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada 1hingga 9 Oktober 2016 lalu. “Dari 3 pasangan, Agus dan Sylvi berada di posisi kedua,” kata Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas saat presentasi hasil survei pada Kamis, 20 Oktober 2016.

Jajak pendapat dilakukan terhadap 648 warga DKI Jakarta yang akan mengikuti pemilihan pada Februari 2017 mendatang dengan margin error 3,9. Metode yang digunakan adalah sampling acak bertingkat.

Hasilnya, sebanyak 44,4 persen responden menyatakan akan memilih pasangan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat; Agus-Sylvi sebanyak 22,3 persen; sementara Anies-Sandi sebanyak 19,4 persen. Sementara 13,4 persen masih belum tahu, atau merahasiakan pilihannya. Keunggulan Ahok didasarkan pada prestasi kinerjanya selaku petahana.

Setidaknya, lanjut Sirojudin, sekitar 70 persen responden menyatakan tidak akan mengubah pilihannya. “Ini menjadi tantangan bagi Agus dan Anies untuk mengejar ketertinggalan mereka. Apalagi mereka kurang pada hasil kerja nyata,” kata dia.

Pengaruh sosok

Awalnya, sebagian besar orang mengira Anies akan menjadi pesaing berat bagi Ahok, mengingat mereka memiliki pangsa pemilih yang serupa. Selain itu, bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga unggul dari faktor etnis dan agama.

Pada survey-survey yang dilakukan sebelumnya, ia juga selalu kalah dari Ahok dan Anies. Namun, popularitas Agus terus meningkat, bahkan bukan tak mungkin justru ia yang menjadi penantang terberat Ahok.

“Karena faktor popularitas, enak dipandang, dan nama ayahnya,” kata Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris.

Berdasarkan survey, ia memiliki tingkat popularitas hingga 89 persen; menyalip baik Anies maupun Sandi yang berada di angka 79 persen dan 65 persen. Menurut Syam, posisinya sebagai anak sulung bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuat hal ini wajar.

Selain itu, pemberitaan media nasional soal kegiatan Agus-Sylvi juga sangat masif. Setiap hari, pasti ada yang memuat saat Agus melakukan kegiatan, entah lari pagi di Ragunan hingga bertemu dengan warga di kampung dan pasar.

Hal-hal inilah yang membuat nama Agus terus melejit hingga akhirnya menjadi kuda hitam di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menurut Peneliti Populi Center Nona Evita, terus meningkatnya elektabilitas Agus bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab sejak awal Agus sudah cukup populer di kalangan masyarakat, dan didampingi wakil yang sudah berpengalaman.

“Bu Sylvi itu sangat mendongkrak. Ia sudah sangat paham birokrasi di pemerintahan, dan hal ini bisa tampak nanti saat debat calon gubernur,” kata dia. Bila nanti Pilkada DKI Jakarta akan melalui 2 putaran, bukan hal aneh kalau yang bersaing adalah Ahok dan Agus.

Menurut salah satu pendukung Agus-Sylvi, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, pasangan tersebut membawa harapan baru bagi pendukungnya. “Mereka memiliki momentum yang dijaga terus dan merangkak naik. Caranya dengan sosialisasi, pemaparan konsep, dan gagasan yang disosialisasikan ke masyarakat,” kata dia.

Cara ini juga yang akan mereka jaga demi meningkatkan terus elektabilitas mereka.

Sementara itu, Muhammad Taufik dari Partai Gerindra yang menyokong pasangan Anies-Sandi mengatakan akan terus meningkatkan elektabilitas keduanya. “Kami akan menjalin komunikasi dengan masyarakat, yang jelas akan turun (ke lapangan) terus,” kata dia.-Rappler.com