Arsenal vs Tottenham Hotspur: Menjaga rekor tetap sempurna

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Arsenal vs Tottenham Hotspur: Menjaga rekor tetap sempurna
Siapa bisa menjadi yang pertama mengalahkan Spurs?

 

 

JAKARTA, Indonesia — Tidak ada yang bisa mengalahkan Tottenham Hotspur. Tidak juga Manchester City dan Liverpool. City dibekuk 2-0 sedangkan The Kop hanya bisa bermain seri. Hingga pekan kesembilan Liga Primer, Spurs menjadi satu-satunya tim yang tak terkalahkan. 

Namun, bentrok melawan Arsenal di Emirates Stadium, pada Minggu, 6 November pukul 19.00 WIB bisa mengganggu rekor mentereng tersebut. Pasalnya, bentrok kedua tim tak semata soal urusan di atas lapangan. Tapi juga persoalan nama baik dan kebanggaan di antara kedua kubu.

“Ini bukan sekadar derby. Ini adalah laga kandang penting kami,” tegas Arsene Wenger, manajer Arsenal, seperti dikutip BBC.

Maklum, laga yang bertajuk North London Derby tersebut mempertemukan dua kubu yang selalu bersitegang. Kedua tetangga itu terlibat dalam persaingan yang panas dan sengit. Bahkan, kemenangan dalam bentrok kedua tim bisa jauh lebih penting ketimbang prestasi klub. 

Karena itu, pasukan Mauricio Pochettino harus menyiapkan secara khusus anak buahnya. Sebab, Arsenal bakal lebih bersemangat menodai rekor tak terkalahkan tersebut.

Apalagi mereka pulang kembali ke London dari Liga Champions dengan mental yang sempurna. Tim berjuluk The Gunners itu baru saja membekuk klub Bulgaria Ludogorets 3-2. 

Sebaliknya, Spurs justru baru saja menelan pil pahit kekalahan saat bermain melawan Bayern Leverkusen di ajang Liga Champions. Mereka dikalahkan pasukan Roger Schmidt 0-1 di depan pendukung sendiri. Akibatnya, posisi mereka melorot ke posisi ketiga klasemen sementara grup E. 

Nah, di saat peluang di ajang paling bergengsi di benua biru tersebut masih belum pasti, Hugo Lloris dan kawan-kawan harus membagi fokus di Liga Primer. Dan lawan mereka kali ini bakal sangat menguras emosi dan tenaga. 

Meskipun begitu, hasil negatif di Liga Champions belum tentu menular ke Liga Primer. Pasalnya, di kasta tertinggi sepak bola Inggris tersebut Spurs selalu tampil beda. Liga Primer selalu spesial bagi tim berjuluk The LilyWhites tersebut. 

Musim lalu, misalnya. Di Europa League, Spurs hanya mampu sampai babak 16 besar sebelum disingkirkan Borussia Dortmund. Padahal, di Liga Primer mereka sempat menjadi salah satu kandidat juara bersama Leicester City.

Mereka mampu terus menekan pasukan Claudio Ranieri itu di akhir babak perebutan gelar sebelum akhirnya mereka hanya mampu finis di posisi ketiga. 

Musim ini, Liga Primer tampaknya menjadi prioritas utama klub milik pebisnis Inggris Daniel Levy tersebut. Mereka tak terkalahkan selama 9 pekan Liga Primer.

Mereka juga menjadi satu-satunya tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Hanya 5 gol atau rata-rata kurang dari 1 gol setiap pertandingan.

Skenario Manchester City bisa terulang

Namun, bagaimana saat mereka melawan Arsenal? Apakah soliditas pertahanan mereka bakal terjaga? 

Spurs bisa mengulangi strategi yang sama saat melawan Manchester City. Apalagi, baik City maupun Arsenal memiliki filosofi permainan yang hampir sama.

Kedua tim sama-sama gemar menguasai bola. Mereka juga menganut sepak bola agresif. Menekan lawan terus menerus dengan passing game dan menciptakan peluang dari skema-skema permainan.

Baik Arsenal maupun City juga cukup kaya variasi di lini depan. Dengan Mesut Oezil dan Alexis Sanchez bisa diturunkan malam nanti, lini depan Arsenal bakal membanjiri kotak penalti Spurs dengan kreativitas serangan.

Namun, hal itu tidak lantas menutup pintu peluang bagi Spurs. Dalam laga melawan City, Spurs menghadapi pasukan Josep “Pep” Guardiola tersebut dengan permainan yang cenderung bertahan. Meski memainkan skema 4-1-4-1, Pochettino lebih banyak bertahan dan melakukan serangan balik cepat. 

Tak heran, dua gol Spurs ke gawang City juga berasal dari skema serangan balik. 

Skema tersebut sangat mungkin diulangi Spurs. Sebab, para pemain utama mereka absen. Harry Kane baru kembali berlatih pasca cedera engkel. Dia kemungkinan bakal mengalami masalah kebugaran.

Sementara itu, Bek Toby Alderweireld dan Ben Davies tak bisa diturunkan karena cedera. Sedangkan gelandang Moussa Sissoko masih menjalani sanksi setelah terlibat insiden dengan pemain lawan. Begitu juga Mousa Dembele.

Situasi semakin buruk dengan absennya gelandang serang Erik Lamela. Padahal, pemain Argentina itu selalu menjadi pilihan utama Pochettino meski dia juga jarang mencetak assist dan gol.

Untuk mengatasinya, sempat muncul gagasan untuk menurunkan pemain muda produk akademi Spurs. Namanya, Harry Winks. Dia bisa ditempatkan di posisi Sissoko. Bersanding dengan Victor Wanyama di posisi gelandang bertahan. 

Gagasan untuk menurunkan Winks sama seperti musim lalu saat Pochettino mempromosikan Ryan Mason. Momennya juga sama. Yakni ketika melawan Arsenal. Hasilnya, Mason dipercaya manajer asal Argentina tersebut sebagai pemain reguler tim. 

Karena itu, dengan nama-nama penting absen dari line up, Spurs bisa lebih banyak menunggu di belakang alias drop deep. Membiarkan lawan leluasa menyerang sambil mencari momen serangan balik. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!