Filipino authors

Manchester United vs Liverpool: Setan Merah sedang bergairah

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Apakah Liverpool bakal jadi korban ketujuh Manchester United?

Manchester United akan menjamu Liverpool di Old Trafford dalam laga lanjutan Liga Inggris, pada 15 Januari 2017. Foto dari Twitter/@ManUtd

JAKARTA, Indonesia — Setiap musim baru Liga Primer Inggris bergulir, para penggemar Liverpool kerap hanya mengejar satu target: mengalahkan Manchester United.

Dengan The Kop yang hampir selalu tak kompetitif dalam perburuan gelar juara, mengejar gelar “personal” atas United adalah pencapaian yang paling rasional. 

Namun, musim ini situasi berubah. Liverpool adalah salah satu pesaing terdekat Chelsea dengan selisih 8 poin. Hanya mengejar kemenangan atas United jelas mengecilkan peran Juergen Klopp, manajer Liverpool, dalam membenahi timnya. Juga mengecilkan posisi Liverpool di Liga Primer yang pada beberapa dekade lalu menjadi matahari dalam sistem tata surya sepak bola Inggris. 

Karena itu, dalam duel klasik antara United vs Liverpool di Old Trafford, Minggu, 15 Januari pukul 23:00 WIB tersebut, pasukan Klopp tak cuma membawa dendam sebagai rival abadi sang tuan rumah. Tapi juga menjaga jaraknya tetap dekat dengan pemimpin klasemen sementara, Chelsea. Apalagi, The Blues baru saja mengalahkan juara bertahan Leicester City 3-0 pada Minggu dini hari WIB. 

(BACA: Hasil Liga Inggris: Chelsea, Spurs, Arsenal membungkus kemenangan)

Di putaran pertama, bentrok kedua tim hanya menghasilkan skor 0-0. Saat itu, Liverpool yang khas dengan permainan agresif harus menghadapi United yang bermain bagaikan tembok. 

Pilihan bermain bertahan memang wajar bagi Mourinho. Saat itu, Wayne Rooney dan kawan-kawan belum menemukan performa terbaiknya. Sebelum melawan The Reds, mereka ditahan Stoke City 1-1 dan keok atas Manchester City 1-2 dan Watford 1-3. 

Penampilan yang turun naik bak roller coaster tersebut tak ayal membuat manajer kelahiran Setubal, Portugal, itu untuk bermain aman. Dia tak ingin berjudi dengan pasukan Liverpool yang sangat agresif. 

Tapi, situasi berubah di putaran kedua Liga Primer. 

United bukan lagi tim angin-anginan. Mereka konsisten mencetak streak 6 kemenangan di Liga Primer. Jika digabungkan dengan performa mereka di Europa League, Piala Liga, dan Piala FA, total streak United mencapai 9 laga.

Bandingkan dengan Liverpool. Pasukan Klopp justru terombang-ambing di ajang yang mereka ikuti. Mereka ditahan seri 2-2 oleh Sunderland di Liga Primer dan 0-0 atas Plymouth Argayle FC. Hasil seri atas tim yang terakhir disebut justru membuat malu Jordan Henderson dan kawan-kawan. Sebab, tim itu berkiprah di ajang League Two, kasta keempat di liga sepak bola Inggris. 

Terakhir, mereka justru baru saja kalah dari Southampton 0-1 di Piala Liga. 

Rentetan hasil buruk tersebut jelas bakal mempengaruhi performa Liverpool di Old Trafford. Apalagi mereka bertamu ke kandang musuh abadinya itu tanpa winger Sadio Mane yang harus mengikuti ajang Piala Afrika. 

“Saya tahu orang akan berpikir, melawan Southampton saja kami kalah 0-1. Bagaimana sekarang dengan United?” kata Klopp seperti dikutip BBC.

“Kami tidak takut. Berikan saya 11 pemain dan kami akan kembali kompetitif,” tambahnya. 

Klopp boleh percaya diri dengan anak asuhnya. Namun, dia harus sadar bahwa pasukan Liverpool selalu membutuhkan waktu untuk pulih dari hasil buruk. 

Di Liga Primer, setiap kekalahan mereka selalu diikuti dengan hasil seri di laga selanjutnya. Yakni saat kalah atas Burnley 0-2 yang diikuti hasil seri melawan Tottenham Hotspur dan kekalahan atas Bournemouth 3-4 yang diikuti hasil seri melawan West Ham 2-2. 

“Saya tahu bagaimana pemain bereaksi dari hasil buruk. Namun, ini bukan semata soal reaksi. Tapi bagaimana bereaksi baik saat bertahan dan menyerang,” kilahnya.

Pogba semakin betah 

Pasukan Mourinho jelas berada di atas angin dalam situasi ini. Apalagi, para pemain mengaku semakin betah satu sama lain. Paul Pogba, misalnya. Gelandang mahal yang dibeli United dari Juventus itu mengaku semakin cocok bermain dengan Zlatan Ibrahimovic. Hasilnya adalah kemenangan beruntun dalam 9 laga di semua ajang.

“Saya kira itu karena kami semakin memahami satu sama lain. Kami sudah bermain bersama dalam waktu yang cukup lama. Kami punya koneksi dan kombinasi di lapangan,” kata Pogba seperti dikutip ESPN

Tak hanya dengan Ibrahimovic, Pogba juga merasakannya dengan winger lainnya seperti Anthony Martial dan Marcus Rashford. “Saya tahu di mana saya harus mencari Martial atau Rashford saat bermain di lapangan,” katanya. 

Pogba merasa inilah saatnya United berada di jalur yang tepat. Para pemain semakin padu. Dan dia juga punya kepercayaan yang sangat besar kepada Ibra. “Dia punya segalanya,” kata pemain Perancis tersebut.

Masa adaptasi Pogba di United memang memakan waktu tidak sebentar. Posisinya juga kerap diubah oleh Mourinho. Mulai dari gelandang jangkar hingga gelandang serang. Baru setelah musim memasuki putaran kedua, dia baru menemukan permainannya. 

“Paul selalu berada dalam posisi yang siap untuk mencetak gol atau tendangan bebas. Sekitar 20 atau 25 meter dari gawang. Karena itu, saya selalu tahu bahwa di setiap laga dia selalu berpotensi mencetak gol,” kata Mourinho.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!