Arsenal vs Manchester City: Membendung efek negatif Liga Primer

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Arsenal vs Manchester City: Membendung efek negatif Liga Primer
Tanpa piala, tanpa lolos ke Liga Champions, apalagi yang akan jadi alibi sang profesor?

JAKARTA, Indonesia — Apalagi yang bisa diharapkan dari Arsenal musim ini. Tidak usah bicara gelar juara. Menembus zona Liga Champions saja peluang mereka hampir tertutup. Tim London Utara itu harus bersaing dengan Liverpool, Manchester City, dan Manchester United untuk bisa finis empat besar di akhir musim. 

Tiga tim itu bukan pesaing mudah. Mereka juga tidak kalah ngotot. Manchester United, misalnya. Mereka tak bisa lagi kembali absen di ajang tersebut demi segera mengakhiri episode negatif pasca kepergian Sir Alex Ferguson. Dan salah satu cara paling cepat untuk melakukannya adalah kembali ke kasta tertinggi kompetisi Eropa. 

Jika musim ini mereka kembali absen, kerugian komersial dan mental yang ditanggung penghuni Old Trafford itu bakal semakin menumpuk. Mereka bisa benar-benar lepas dari masa lalu gilang gemilang bersama Fergie. Cukup Liverpool yang mengalaminya. 

Begitu juga Manchester City. Melihat manajer dengan reputasi besar seperti Josep “Pep” Guardiola berkiprah di Liga Europa bakal sangat aneh. Dia pasti akan mati-matian mempertahankan satu-satunya peluang yang bisa menyelamatkan wajahnya musim ini.

Banyak pihak yang memprediksi, satu-satunya tim yang rentan kandas dari jalur Liga Champions adalah Liverpool. Mereka kini memang berada di posisi ketiga dengan 66 angka. Berselisih 2 angka dari City. The Citizens masih punya tabungan satu laga tersisa untuk melompat ke posisi ketiga.

Masalahnya, lima laga sisa Liverpool di Liga Primer tak seberat dua rival sekota itu. Lima rival The Reds bukan tim-tim di lima besar. Jika pasukan Juergen Klopp itu benar-benar berhasrat masuk zona Liga Champions, lawan-lawan seperti Crystal Palace, Watford FC, Southampton, West Ham United, dan Middlesbrough bisa dengan mudah dilibas. 

Sebaliknya, City dan United masih harus berduel di antara mereka. Agenda lebih berat justru dihadapi United. Pasukan Jose Mourinho itu masih harus berhadapan dengan City, Arsenal, dan Spurs. Sementara, City hanya perlu bermain aman melawan United untuk kemudian menghadapi lima laga yang lebih ringan dengan kemenangan.

Laga berat itu memang mengganggu peluang United. Tapi, Setan Merah bisa berpikir dengan paradigma berbeda. Justru dengan bentrok langsung dengan tim-tim di lima besar, efek kemenangan bisa langsung terasa. Mereka tak harus bergantung pada hasil pertandingan di partai lain. 

Apalagi, Mourinho baru saja mengirim pesan kepada lawan-lawannya. Bahwa dia masih Mourinho yang spesial. Dia menjadi salah satu dari sedikit tim yang bisa mengalahkan Chelsea di Liga Primer. Kepercayaan diri Wayne Rooney dan kawan-kawan pasca mengalahkan Chelsea bisa menjadi modal untuk melakoni laga “hidup mati” di akhir kompetisi.

Beban berat lolos ke Liga Champions

Bagaimana dengan Arsenal?

Sisa agenda mereka di Liga Primer jauh lebih berat lagi. Mereka tak hanya harus menghadapi United, tapi juga melakoni laga derby London Utara melawan Tottenham Hotspur. Per Mertesacker dan kawan-kawan juga harus meladeni juara bertahan yang baru menemukan kembali semangatnya, Leicester City.

Dengan mental kerupuk khas penghuni Emirates Stadium tersebut, hampir mustahil Arsenal mampu keluar dari situasi sulit ini. Para pemainnya tak terbiasa menghadapi tekanan besar pertandingan. Sudah menjadi penyakit kronis di tubuh pasukan Wenger jika kondisi terlihat sulit mereka bakal tambah putus asa. 

Padahal, konsekuensi kegagalan masuk zona liga antara para juara Eropa itu tidak ringan. Itu bakal menjadi aib terburuk dalam sejarah Arsene Wenger di klub London Utara itu. Sejak menangani klub tersebut, Wenger tak pernah keluar dari empat besar. Itulah salah satu alasan mengapa kursi sang profesor itu begitu awet di Emirates Stadium. 

Namun, musim ini bisa menjadi tahun terburuk bagi manajer asal Perancis tersebut. Suara penolakan dirinya untuk segera cabut dari Arsenal terus memenuhi udara. Sedangkan performa tim juga tak kunjung meyakinkan. Dalam 9 laga terakhir di Liga Primer, hanya 3 kali mereka meraih kemenangan.

Lima laga berakhir dengan kekalahan. Kekalahan dari Chelsea dan Liverpool dengan skor masing-masing 1-3 barangkali masih bisa ditolelir. Tapi kalah dari klub-klub gurem sekelas Crystal Palace (0-3), Watford (1-2), dan West Bromwich Albion (1-3), Wenger seperti mengubur dirinya sendiri di depan para suporter.

Wenger sejatinya tidak tinggal diam. Dia berusaha merespons dengan menyuntikkan kesegaran pada tim. Yakni mengubah sistem permainan mereka menjadi tiga bek. 

Dalam laga melawan Middlesbrough, untuk kali pertama dalam 20 tahun karirnya sebagai pelatih, Wenger memasang trio bek dalam format 3-4-2-1. Hasilnya, episode negatif lumayan bisa dihentikan. Arsenal menang 2-1 atas The Boro. 

Masalahnya, apakah atmosfer yang sama bakal menular ke Piala FA saat mereka menghadapi Manchester City di semfinal Piala FA, Minggu, 23 April pukul 21.00 WIB di Stadion Wembley. Apalagi, lawan yang mereka hadapi bukan lawan yang mudah. Pep Guardiola juga sedang mencari gelar penyelamat muka setelah Liga Primer tak akan memberinya apa-apa. 

Wenger berharap, fase-fase negatif di Liga Primer tidak menular ke Piala FA. “Piala FA adalah kompetisi yang berbeda,” kata Wenger membela diri seperti dikutip dari ESPN. 

Wenger mengakui, suasana negatif dalam tim memang bisa memberi akibat buruk. Tapi, bukan berarti tak ada hal positif yang bisa diambil. 

“Kondisi ini bisa berarti dua hal. Pasukan akan semakin terpecah belah karena tidak percaya dengan rekan-rekannya, permainannya, dan lain sebagainya. Atau justru semakin solid karena kamu kini memiliki target yang sama,” katanya.

Melawan City, Wenger berharap kemungkinan kedua lah yang akan terjadi pada timnya. Namun, jika kemungkinan pertama yang terjadi, apakah itu cukup untuk membuatmu pergi, Monsieur?—Rappler.com

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!