Ahok akan tertibkan lagi Kampung Akuarium, warga siap melawan

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahok akan tertibkan lagi Kampung Akuarium, warga siap melawan
“Kalau ditertibkan kami akan melawan.”

JAKARTA, Indonesia – Warga Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara, memang keras kepala. Meski sudah digusur Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama pada April tahun lalu, mereka tetap bersikukuh tidak mau meninggalkan tempat tinggal mereka yang kini hanya tinggal puing.

Sejak akhir tahun lalu, warga yang bertahan tinggal di bawah tenda sumbangan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ada juga yang tak betah tinggal di Rusun Rawa Bebek yang disediakan Ahok sebagai kompensasi, memilih kembali dan membangun rumah semi permanen di sana.

Pembangunan rumah berbahan triplek dan kayu seadanya itu terus berjalan. Namun, saat ini ada juga pembangunan rumah berbahan hebel dan disemen permanen. “Kalau ditertibkan kami akan melawan,” kata perwakilan warga Dharma Diani di Jakarta pada Rabu, 3 Mei 2017.

Rappler terakhir mengunjungi Kampung Akuarium sekitar November tahun lalu, dan saat itu jumlah rumah belum sebanyak sekarang. Terhitung hanya ada belasan rumah semi permanen. Namun saat ini area tersebut sudah padat hampir menyerupai sebelum digusur.

Menurut Yani, sapaan Dharma, sudah ada 163 kepala keluarga yang kembali kemari. Sekitar 50 di antaranya adalah mereka yang dipindahkan ke Rusunawa Marunda dan Rawa Bebek. Alasannya karena kesulitan ekonomi. Jumlah rumah yang berdiri diperkirakan lebih dari 300 unit.

“Dipindahkan ke sana, itu jaraknya 28 kilo meter. Rugi di transportasi, belum lagi pemasukan berkurang,” kata dia. Mayoritas warga bekerja sebagai pedagang kios-kios kecil dan tak dapat melanjutkan usaha mereka saat dipindahkan.

Bagi mereka, penggusuran dan dipindah ke rusun sebagai kompensasi bukanlah jalan keluar. Warga mengatakan siap bekerjasama dan berbagi lahan dengan Ahok untuk rencananya mengembangkan daerah tersebut sebagai area pariwisata. Di sana, ada Museum Bahari dan Menara Syahbandar. Masjid Luar Batang pun berlokasi tak terlalu jauh.

Rujak Center of Studies juga membantu warga untuk mendesain kampung idaman mereka. Bentuknya adalah kampung susun dengan bagian bawah lowong sebagai tempat berjualan.

Arsitek RUJAK Andesh Tomo mengatakan warga sendiri yang meminta bentuknya seperti itu. “Susunannya sesuai dengan kepemilikan tanah dulu, juga jalan di depan rumah. Dibuat tingkat jadi kalau ada yang bersedia tanahnya bisa terbagi rata,” kata dia.

Material utamanya adalah beton, namun akan dihias sendiri sesuai dengan kreasi warga. Andesh mengatakan material bangunan akan disediakan sendiri oleh mereka.

Terkait dengan pasar di kolong rumah juga akan berbentuk koperasi, sehingga uang yang masuk untuk sewa unit dapat digunakan untuk pemeliharaan lingkungan.

DESAIN. Desain Kampung Akuarium. Foto oleh Ursula Florene/Rappler


Sementara Gubernur Terpilih Anies Rasyid Baswedan disebut menyambut baik ide ini. “Kata dia nanti kalau pakai APBD bisa jauh lebih canggih, ada standar keselamatannya juga,” kata Andesh.Desain yang sudah dirampungkan sejak akhir tahun lalu ini sudah beberapa kali disampaikan ke Pemrpov DKI Jakarta, termasuk dalam persidangan class action yang masih terus berjalan. Namun, belum ada tanggapan sama sekali.

Penertiban belum jelas

Dalam rapat pimpinan di Balai Kota pada Selasa lalu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan sudah menegur Satpol PP yang terkesan membiarkan bangunan liar terus bertambah. “Minggu ini mau dirapikan, kita tertibkan lagi. Satpol PP yang melakukan itu bersama walikota,” kata dia di Balai Kota.

Saat ini, mereka masih menunggu pihak walikota mendata dan memeriksa KTP mereka yang membangun rumah kembali di sana. Bila sesuai, akan dikembalikan atau difasilitasi di rusun Marunda, Rawa Bebek, atau Cipinang. Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak ber-KTP DKI Jakarta.

Ahok juga memberikan sinyal penertiban akan kembali dilakukan. “Aku sudah bilang Walikota gusur aja. Kasihan sama Pak Anies nanti kalau nggak digusur, janjinya (dia) nggak digusur tahu-tahu digusur kan nggak enak,” kata dia.

Ia mengatakan akan ‘sikat terus’ bila masih ada warga yang menolak pindah dan bertahan di sana. Meski Ahok dan Saefullah memberikan sinyal pekan ini penertiban akan dilakukan, Kasatpol PP Jupan Royters belum dapat memberikan tanggal.

“Antara pekan ini atau pekan depan, tunggu pendataan KTP dari Walikota dulu. Kami siap kalau diminta turun kapan saja,” kata dia saat dihubungi Rappler kemarin.

Yani memastikan ia dan warga Kampung Akuarium akan tetap bertahan. Perempuan berusia 40 tahun yang sejak lahir sudah tinggal di lokasi tersebut memastikan dirinya dan warga lain sebagai penduduk yang memiliki sertifikat kepemilkan sah.

“Kami membangun lagi di sini kan bentuk perlawanan. Caranya bukan dengan menggusur, yang manusiawi. Mau kembalikan seperti dulu, seperti apa? Sejak dulu pemukiman ada. Mau seperti sebelum zaman penjajahan Belanda?” kata dia.

Ia dan segenap warga Kampung Akuarium lainnya berharap Anies dan Sandiaga Salahuddin Uno akan menetapi janji mereka untuk tidak menggusur. Sebagai informasi, keduanya telah melakukan perjanjian politik dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota di 31 lokasi dan kampung Jakarta. –Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!