Warga Baduy Dalam harapkan tambahan lahan ladang

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Warga Baduy Dalam harapkan tambahan lahan ladang
Pertambahan penduduk membuat luasan ladang untuk menanam bahan pangan kian menyempit

 

RANGKAS BITUNG, Indonesia – Warga Baduy Dalam berharap pemerintah dapat mengalokasikan tambahan lahan ladang bagi mereka. Pertambahan jumlah warga dari reproduksi membuat luasan ladang yang bisa digarap semakin menyempit.  

“Dulunya, setiap kepala keluarga dapat menggarap sekitar satu hektar lahan untuk ditanami padi dan tanaman lain yang bisa menambah penghasilan, seperti pohon durian dan lainnya,” ujar Mursid, salah satu tokoh warga Baduy Dalam di Desa Cibeo, Rangkas Bitung, kepada Rappler, Jumat 12 Mei 2017.  

Penguasaan ladang per kepala keluarga itu harus dibagi-bagi ketika ada anak-anak yang beranjak dewasa dan berkeluarga. Kini ada yang menggarap hanya seperempat hektar saja. Manakala panen padi gagal seperti yang mereka alami belum lama ini, maka mereka harus mengambil simpanan padi di lumbung khusus yang sebenarnya untuk keperluan kegiatan besar atau keadaan darurat.

Sebutan “Baduy” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat adat berawal dari sebutan para peneliti dari Belanda yang agaknya menyamaikan  mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden).  

Ada juga kemungkinan lain, karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah itu. Warga Baduy lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo.

Wilayah Baduy Dalam terbagi atas tiga desa, yaitu Desa Cibeo, Desa Cikertawana dan Desa Cikeusik. Menurut Mursid, di Desa Cibeo ada 600 warga dengan 96 rumah adat khas warga di sana.  Bulan depan harus dibuat enam rumah lagi untuk mengakomodir keluarga baru.  Total warga Baduy Dalam diperkirakan 1.600 an orang.  

Warga Baduy Dalam memegang teguh adat istiadat dan disebut sebagai salah satu komunitas adat yang tertutup. Bentuk rumah seragam, dengan bahan tiang kayu atau bambu, dinding gedeg bambu dan atap rumbia.  Khusus untuk warga Baduy Dalam membangun rumah tidak boleh menggunakan bahan modern seperti paku. Warga hanya menggunakan baju berwarna putih dengan semacam kain tenunan sendiri yang dililitkan tanpa dijahit.  Mereka tidak pernah menggunakan alas kaki.

Sungai-sungai di Baduy mengalir jernih dan bersih. Warga Baduy Dalam dilarang menggunakan bahan kimia termasuk sabun untuk mandi, kegiatan yang mereka lakukan di sungai. Begitu juga dengan gosok gigi. Penghidupan sangat sederhana, sehari-hari makan nasi dengan lauk garam. Peralatan makan minum pun dibuat dari bahan alam, seperti daun, kayu dan bambu. 

Larangan-larangan yang berlaku untuk warga Baduy Dalam, tidak dijalankan oleh warga Baduy luar yang tinggal di kawasan luar ketiga desa di atas. Warga Baduy luar juga memiliki sumber penghidupan yang lebih beragam termasuk dari menjual cindera mata kepada pengunjung. Rumah-rumah warga Baduy Luar juga ada yang menggunakan listrik sebagai penerang. Sementara warga Baduy Dalam mengharamkan listrik. Kegiatan di wilayah Baduy Dalam juga tidak boleh difoto.  

Berikut foto-foto di wilayah Baduy Luar. Perjalanan dari Baduy Luar menuju Desa Cibeo melalui jalur Ciboleger ditempuh dengan jalan kaki melintasi hutan dan bukit selama 4-5 jam:

Warga Baduy Dalam hanya memakai baju dengan bentuk dan warna tertentu. Jembatan dan bangunan tidak gunakan besi dan paku (11/5/2017) Foto Uni Lubis

Di Desa Wisata Baduy Luar warga menjual rupa-rupa cinderamata buatan sendiri (11/5/2017) Foto Uni Lubis

Di Desa Wisata Baduy Luar warga menjual rupa-rupa cinderamata buatan sendiri (11/5/2017) Foto Uni Lubis  

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!