‘Kingsman: The Golden Circle’: Menikmati suguhan aksi tanpa cerita berarti

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Kingsman: The Golden Circle’: Menikmati suguhan aksi tanpa cerita berarti
Meski dibanjiri para bintang Hollywood, tapi tak semua dari mereka "bersinar" di film ini

JAKARTA, Indonesia —Saya cukup menikmati film Kingsman: The Secret Service yang tayang tahun 2014 silam. Karena itu, ketika tersiar kabar bahwa sekuelnya akan digarap, juga dengan sutradara yang sama, Matthew Vaughn, rasanya tidak sabar untuk menantinya.

Sampai harinya tiba. Kingsman: The Golden Circle mulai tayang di Indonesia. Janji akan suguhan menarik dan penuh aksi di film Kingsman: The Golden Circle pun cukup menggugah minat. Apalagi dengan sederatan bintang yang terlibat. Sebut saja Julianne Moore, Halle Berry, Jeff Bridges, Channing Tatum, Pedro Pascal hingga Elton John. Tentu saja, tak lupa 3 pemain sentral: Taron Egerton, Mark Strong, dan Colin Firth yang “bangkit” dari kematian.

Kolaborasi Kingsman dan Statesman

Sejak awal film dimulai, penonton disuguhi adegan laga non-stop ala James Bond. Tak cuma aksi, tapi adegan kejar-kejaran dengan mobil didukung dengan display teknologi dan perlengkapan agen mata-mata super canggih. Koreografi aksinya pun patut diacungi jempol.

Eggsy Unwin (Taron Egerton), tokoh utama di film ini dikisahkan bertemu kembali dengan Charlie Hesketh (Edward Holcroft), mantan agen Kingsman yang membelot. Aksi kejar-kejaran berujung kemenangan di pihak Eggsy setelah ia sukses meledakkan 3 mobil yang mengikuti. Saat tiba dengan selamat di markas Kingsman di sebuah bangunan di dalam air, Eggsy tidak menyadari bahwa tangan robot milik Charlie ikut terbawa dan meretas sistem Kingsman dengan mudah.

Kiamat bagi Kingsman, karena Charlie kini bekerja untuk Poppy Adams (Julianne Moore), wanita pimpinan kartel narkotika terbesar di dunia yang dengan mudah menghabisi markas Kingsman dengan serangan misil. Dalam sekejap mata, butik, kediaman para agen dan markas besar Kingsman di berbagai area diserang dan rata dengan tanah. 

BUTIK KINGSMAN. Aktor Tarin Eggerton menjalani syuting adegan di depan butik Kingsman. Foto dari 20th Century Fox Indonesia

Yang tersisa hanya Eggsy dan Merlin (Mark Strong). Eggsy beruntung karena tengah dijamu calon mertuanya sementara kediaman Merlin memang tidak terdeteksi di sistem data Kingsman.

Di tengah rasa duka kehilangan semuanya, Eggsy dan Merlin harus melalui protokol Hari Kiamat Kingsman. Protokol inilah yang lantas membawa mereka ke markas Statesman di Kentucky, AS.

Di sana, mereka bertemu agen Tequilla (Channing Tatum), Ginger Ale (Halle Berry), Champagne (Jeff Bridges), Whiskey (Pedro Pascal) dan tentu saja, Galahad alias Harry Hart (Colin Firth), agen Kingsman yang ternyata belum wafat meski ditembak di kepala oleh Valentine di film pertama.

Kingsman dan Statesman lantas bersatu melawan aksi Poppy yang berniat menguasai dunia dari persembunyiannya di pedalaman Kamboja. Ia menyebarkan virus dalam semua produk narkotika yang dijualnya ke seluruh penjuru dunia. Virus tersebut bisa menghabisi nyawa pengguna narkotika. Dan obat penawarnya hanya dimiliki Poppy.

Perjuangan Kingsman dan Statesman yang dibumbui pengkhianatan, asmara dan aksi laga yang menjadi suguhan utama film ini. Akankah Kingsman dan Statesman sukses menundukkan aksi Poppy?

Miskin cerita

Terlepas dari suguhan aksi bak pertarungan di video game, ditambah penggunaan efek CGI di banyak adegan, sebenarnya yang kurang dari film ini adalah ceritanya. Ceritanya “ada” tapi tidak cukup “hadir” dan mengena. Hingga terkesan dipaksakan.

Plot cerita sepanjang film sangat berantakan. Berpindah-pindah dari satu cerita ke cerita lain. Padahal banyak yang menarik dan membuat penonton terpesona dan tertawa dengan bumbu komedi di sepanjang film. Tapi tetap saja, hambar.

Cerita soal Harry yang hidup kembali saja, rasanya menggelikan. Saya termasuk yang menantikan karakter Harry kembali dari kematian. Tapi cerita yang merujuk ke “kebangkitan” Harry ternyata tak cukup kuat. 

Konflik demi konflik yang dibangun pun seperti kebanyakan tanpa konklusi. Penggambaran pengkhianatan Whiskey, misalnya, kurang tersaji dengan detail dan atraktif. Seperti sekadar lewat saja.

Cameo sia-sia

Seperti yang disampaikan di bagian awal tulisan ini, kehadiran para cameo menjadi salah satu suguhan yang rasanya sulit dilewatkan di film Kingsman: The Golden Circle. Siapa yang tidak tergoda ingin menyaksikan para peraih Piala Oscar dalam satu film?

Sayang, ekspektasi saya berujung kecewa. Akting Channing Tatum…nyaris tidak membekas di ingatan saya. Kehadirannya ibarat penerima tamu bagi Merlin dan Eggsy di markas besar Statesman. Selebihnya, ia tidur di kapsul dan berjoget ke sana ke mari dengan topi koboinya. 

Yang paling mengecewakan adalah saat aktor sekaliber Jeff Bridges hanya tampil dengan beberapa kalimat saja. Tanpa makna. Ada juga Halle Berry, yang sepertinya pun tidak berpengaruh jika karakternya dihilangkan dari seluruh film. 

Yang patut dicungi jempol adalah akting Julianne Moore. Ia mampu menyihir dengan pesona sekaligus kekejamannya sebagai wanita penguasa kartel narkotika dan ingin menguasai dunia. Dengan senyum, ia mencincang musuhnya. Sadis, tapi berkelas.

Di luar dugaan, yang menghibur justru Elton John yang jadi tawanan Poppy di markasnya. Elton benar-benar menjadi dirinya sendiri dan itu yang justru sangat menarik disaksikan. Bahkan dalam sebuah sesi wawancara dengan Conan O’Brien, Collin Firth dan Taron Egerton mengakui, aktor terbaik di film ini adalah Elton John. Setelah menyaksikan filmnya, saya setuju dengan pendapat Collin. Elton hanya menjadi Elton, and it works perfectly.

Membaik di akhir

Seru dan menegangkan di awal, sedikit membosankan di pertengahan film, namun akhirnya semua membaik di bagian akhir film. Harry kembali menemui jati dirinya dan tampil dengan aksi yang sudah saya rindukan seperti di film pertama.

Rasa haru pun muncul ketika Merlin harus mengorbankan dirinya demi keberhasilan misi Kingsman. 

MARKAS STATESMAN. Eggsy dan Merlin saat disandera di markas Statesman. Foto dari 20th Century Fox Indonesia

Aksi duet maut Eggsy dan Harry saat menyerang markas Poppy juga sangat menarik disaksikan. Mereka seperti kembali menunjukkan aura mata-mata yang memesona. Tetap tenang dan mengerahkan segala perlengkapan senjata canggih namun dikemas berbentuk benda keseharian seperti payung dan koper.

Koreografi adegan aksi di bagian ini pun sangat atraktif. Bagaimana Harry dan Eggsy menghabisi satu per satu lawannya hingga berhadapan dengan Poppy di akhir. Dan lagi-lagi, ada Elton John yang melengkapi atraksi duet Harry dan Eggsy. Penutup yang pas.

Secara keseluruhan, film ini cukup menghibur untuk disaksikan meski durasinya sedikit lebih panjang, sekitar 141 menit. Tapi ada baiknya hadir dengan ekspektasi yang tak terlalu tinggi, terutama setelah menyaksikan film pertama. Dinikmati saja suguhannya.

Kingsman: The Golden Circle sudah bisa disaksikan di bioskop seluruh Indonesia mulai Rabu 20 September. —Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!