Kualifikasi Piala Asia U-19: Beban berat lawan tuan rumah

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kualifikasi Piala Asia U-19: Beban berat lawan tuan rumah
Iklim negeri ginseng menjadi beban berat pasukan Indra Sjafrie

JAKARTA, Indonesia — Timnas Indonesia U-19 telah tiba di Korea Selatan untuk mengikuti kualifikasI Piala Asia U-19 2018 di grup F. Cuaca dingin dan angin yang berhembus lumayan kencang langsung menyambut skuat Garuda Nusantara.

Cuaca di Korea Selatan ternyata lebih dingin dari yang dibayangkan. Pemain pun berlatih dengan perlengkapan yang berfungsi untuk menghilangkan rasa dingin mulai dari penutup kepala, sarung tangan sampai jaket.

Tentu saja, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam kualifikasi Piala Asia U-19 2018. Indonesia akan memulai kualifikasi dengan menghadapi Brunei Darussalam pada 31 Oktober. Dilanjutkan dengan Timor Leste pada 2 November, Korea Selatan, 4 November, dan Malaysia, 6 November.

Menghadapi tim-tim Asia Tenggara, tentu bukan hal yang sulit. Sebab, semua tim tidak terbiasa menghadapi cuaca seperti ini. Tapi melawan tuan rumah Korea Selatan tentu akan sangat berat. 

Alhasil, Indonesia tak hanya menghadapi performa tuan rumah tapi juga alam negeri Ginseng tersebut.

Kondisi cuaca yang dingin itu juga diakui oleh Rifad Marasabessy. Bahkan cuaca di Prancis kalah dingin dengan di Korea.

“Harus diakui cuacanya berbeda. Di sini dingin banget dibandingkan dengan Prancis. Kami berusaha untuk bisa menghadapi cuaca ini,” katanya.

Agar pemain tak terkejut, Indra Sjafri telah mengajak Rachmat Irianto dkk berlatih di luar. Rencananya, hari ini skuat Garuda Nusantara akan menjalani latihan sekaligus di lapangan. 

Menanti permainan Egy Maulana Vikri

Kualifikasi Piala Asia U-19 ini sejatinya bagi Indonesia tak akan mempengaruhi lolos dan tidaknya mereka ke putaran final. Sebab, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah di 2018 nanti.

Namun demikian, timnas U-19 harus memberikan perfoma terbaik sebagai sarana mengukur sejauh mana perkembangan tim. 

Di sisi lain, laga di Grup F menjadi sangat penting bagi sosok Egy Maulana. Bukan hanya berjuang untuk Indonesia, pemain 17 tahun itu juga harus bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. 

Di ajang ini, disebut ayah angkat Egy, Subagja Suihan, akan menjadi perhatian beberapa talent scouting klub dunia memantau performa pemain berbakat tapi tidak semua laga. 

Para talent scouting itu akan datang melihat pertandingan laga Indonesia melawan Korsel. 

“Saya sudah bilang sama Egy, yang mau saya lihat itu bagaimana dia main lawan Korsel. Saya tidak mau lihat dia kalau lawan Malaysia, dan negara Asia Tenggara lainnya. Ini penting karena banyak pemandu bakat menyaksikan,” ungkap Bagja.

Sementara itu, sang agen Dusan Bogdanovic juga menyebutkan, laga yang menjadi perhatian para talent scouting adalah saat Indonesia melawan Korsel.

“Nanti akan banyak scouting yang datang waktu lawan Korsel. Saya berharap Egy bisa menampilkan permainan terbaik,” ungkapnya.

Memang, wajar jika talent scouting klub-klub dari Eropa lebih menyaksikan pertandingan Indonesia lawan Korsel. Karena melawan tim yang di atas kertas lebih baiklah, kemampuan Egy akan diuji.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!