Petisi tolak pengunduran diri Rektor UII Harsoyo ditandatangani ribuan orang

Abdul Qowi Bastian

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Petisi tolak pengunduran diri Rektor UII Harsoyo ditandatangani ribuan orang
Sejumlah mahasiswa UII menilai tewasnya 3 anggota Mapala bukan semata-mata kesalahan rektor

 

JAKARTA, Indonesia — Buntut tewasnya 3 anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) membuat rektor universitas di Yogyakarta tersebut, Harsoyo, mengundurkan diri, pada Kamis, 26 Januari.

“Saya mengundurkan diri sebagai rektor UII sebagai bentuk tanggung jawab moral,” kata Harsoyo dalam konferensi pers di kantor Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Yogyakarta.

“Ada hal-hal yang harus dilakukan sehingga terpaksa saya tangani dulu karena harus disaksikan. Kesalahan bukan pada anak buah tapi pada pimpinan,” ujar Harsoyo yang telah menjadi rektor UII sejak 2014 itu.

Namun pengunduran diri tersebut dinilai sejumlah mahasiswa UII bukan keputusan yang tepat. 

Segenap mahasiswa-mahasiswi UII pun membuat petisi daring yang menyatakan menolak pengunduran diri Harsoyo, selang beberapa jam setelah pengumuman tersebut.

Hingga Kamis malam, petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 5 ribu orang. 

Salah seorang penandatangan, Rischy Dhanang Wibisana, mengatakan, “Pilihan dari pihak Dikti saya pikir tidak fair. Rektor sudah berusaha dengan baik untuk membentuk tim dan sampai sekarang masih dalam proses penyidikan”.

“Kegiatan diksar dilakukan di luar kampus dan di dalam rangkaian tidak ada pernyataan tentang kegiatan yang berunsur kekerasan,” kata Rischy melanjutkan. 

Sebelumnya, riga mahasiswa UII tewas setelah mengikuti pendidikan dasar (diksar) Mapala di Kawasan hutan Tlogodringo di Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karangnyar. 

Ketiga mahasiswa yang tewas tersebut adalah Syaits Asyam (19 tahun), Muhammad Fadli (20), dan Ilham Nurpadmi Listia Adi (20). 

Fadli meninggal pada Jumat, 20 Januari, di Puskesmas Tawangmangu. Sehari kemudian, Syaits meninggal di RS Bethesda Yogyakarta. Sementara Ilham meninggal pada Senin, 23 Januari, di RS Bethesda.

Pada Selasa, 24 Januari, Harsoyo mengakui bahwa ada kekerasan kepada para peserta. “Bentuknya yang diceritakan anak-anak itu dipukuli pakai ranting, bukan rotan. Menurut cerita dari panitia, waktu itu kondisi hujan. Itu banyak kerikil pasir menggores, merangkak,” kata Harsoyo.

Setelahnya, Harsoyo mengatakan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. 

Tim terdiri dari sejumlah pakar, seperti psikolog, dokter forensik dan juga pimpinan dari fakultas mahasiswa peserta diklat.

Menurutnya, saat diklat berlangsung, tak ada perwakilan kampus di lokasi. Pihak kampus hanya hadir saat pelepasan para mahasiswa tersebut menuju lokasi diklat yang jaraknya sekitar 3-4 jam perjalanan dari Kota Yogyakarta. 

“Dari Mapala semua. Sistem kita Student Government, tanggung jawab dari UKM masing-masing,” kata Harsoyo.

Oleh karena itu, sejumlah mahasiswa UII menyayangkan keputusan Harsoyo untuk mengundurkan diri beberapa hari kemudian.

Para mahasiswa menggunakan tagar #TogetherWeStandPakHarsoyo dan #SaveUII untuk menggalang dukungan terhadap Harsoyo agar tetap menjabat posisinya. “Rektor UII” pun menjadi trending topic di Twitter hingga Kamis malam. 

Jika kamu setuju dengan aspirasi mahasiswa-mahasiswi UII yang menolak pengunduran diri rektor UII, Harsoyo, kamu bisa menandatangani petisinya di sini.

Meski demikian, sebelumnya juga ada petisi yang menuntut Rektor UII mengundurkan diri. Petisi tersebut diinisiasi oleh Supriyanto, alumni teknik sipil UII dan magister manajemen UII. 

Dalam petisinya ia menuntut 3 hal:

  1. Rektor UII sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas civitas akademika UII segera mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggung jawaban moral atas kelalaian memantau seluruh kegiatan kemahasiswaan.
  2. Menanggung semua beban materiil keluarga korban.
  3. Semua pihak yang terlibat harus diproses hukum dan dihukum seberat-beratnya untuk keadilan dan efek jera agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Namun, petisi tersebut hanya ditandatangani oleh 16 orang.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!