Rappler berasumsi soal debat kedua Pilkada DKI

Amru Sebayang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rappler berasumsi soal debat kedua Pilkada DKI

ANTARA FOTO

Bagaimana pendapat duo YouTuber, Pangeran Siahaan dan Iman Sjafei, tentang penampilan ketiga paslon Pilgub DKI?

JAKARTA, Indonesia — “Menurut gue, tiga segmen pertama bukan debat, sih. Itu lebih kayak kampanye yang bisa dilihat di website kampanye tiap pasangan calon,” kata Pangeran Siahaan.

Pernyataan Pangeran diamini oleh Iman Sjafei. Ia sepakat segmen-segmen awal debat kedua calon gubernur-calon wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta ini membosankan. 

“Gue rasa temanya technical banget,” kata Iman.

Pangeran dan Iman adalah duo YouTuber yang memiliki kanal “Asumsi”. Di kanal itu, kedua anak muda ini biasanya ngobrol mengenai topik-topik yang sedang hangat dibicarakan di Tanah Air.

Namun, pada Jumat malam, 27 Januari, keduanya melakukan sesuatu yang berbeda. Bekerjasama dengan Rappler Indonesia, Asumsi mengadakan diskusi pasca debat yang disiarkan secara langsung melalui akun Facebook Rappler Indonesia.

Iman mengatakan, secara tidak langsung tema debat kedua —reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta penataan kota— memojokkan pasangan calon nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Gue rasa temanya juga secara enggak langsung memojokkan paslon 1. Kayak misal pertanyaan pembukanya udah minta pendapat tentang program Ahok,” kata Iman. 

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Sylviana Murni (kiri) berbincang dengan calon Gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan (tengah) disaksikan calon Wakil Gubernur nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kanan). Foto oleh Hafidz Mubarak A/Antara

Ia merujuk pada kesempatan yang diberikan kepada pasangan nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Moderator mempersilakan Anies-Sandi untuk bertanya kepada Agus-Sylvi. Dalam kesempatan itu, Anies meminta Sylvi —yang merupakan mantan birokrat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta— mengomentari kinerja calon gubernur petahana, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.

Pangeran setuju. “Itu [pertanyaan] tuh, ibaratnya main bola tinggal disundul aja, eh tapi malah enggak dijawab [secara lugas oleh Sylvi].”

Agus pun kemudian menyindir cara Anies menyerang paslon nomor urut 2, Ahok-Djarot Syaiful Hidayat, melalui paslon 1. 

“Pakai di-mention lagi sama Agus. ‘Ini taktiknya bagus sekali ya’,” kata Pangeran menirukan Agus. 

Momen lain yang berkenan bagi mereka adalah ketika Silvy dan Anies maju ke tengah panggung dan Ahok berpura-pura melerai. “[Momen] itu sangat multitafsir,” ujarnya kembali. 

Pangeran melanjutkan diskusi dengan menanyai Iman, siapa yang tampil paling impresif dalam debat kedua semalam. Iman menjawab dengan mantap, Agus karena menurutnya, putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tampil penuh kesabaran. 

“Dia [Agus] bisa menjaga kehati-hatiannya selama debat,” kata Iman.

Analisa kemudian beralih pada siapa yang paling populer pasca debat. Keduanya sepakat mengatakan paslon 3 yang tampak jelas berambisi mengkritisi paslon 2. “Tapi sayang image yang tadinya santun, jadi hilang karena tindakan mereka tadi,” ujar Iman.

“Persepsi gue sama paslon 3 berubah. Karena gue pikir mereka santun, tapi ternyata emosional,” ungkapnya lagi.

Selain berdiskusi satu sama lain, Asumsi juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara langsung oleh para pembaca Rappler Indonesia. Berikut rangkumannya:

Pertanyaan 1: Bagaimana tanggapan tentang Anies yang menghampiri Silvy?

“Harusnya kalau moderatornya galak kayak Ira Koesno, mungkin udah dilerai,” jawab Iman.. 

Duo tersebut kemudian menyoroti fungsi dua moderator dalam debat itu. Menurut Pangeran, itu terkesan sia-sia karena pertanyaan yang dilontarkan pun sudah disalin dalam cue card. Mereka berdua sepakat soal ini. 

Debat kedua semalam menghadirkan dua orang moderator, yaitu presenter Tina Talisa dan guru besar Universitas Indonesia Eko Prasojo. Padahal dalam debat pertama hanya ada satu moderator, mantan presenter Ira Koesno.

Pertanyaan 2: Pernyataan siapa yang argumentasinya paling menohok saat debat?

“Beberapa bagian dari [tanggapan] Pak Anies ketika menyoroti angka pembangunan di Jakarta, dan di-counter oleh Ahok. Atau ketika mpok Silvy membahas soal diskresi,” tutur Pangeran. 

Mereka berdua sepakat bahwa debat yang baik adalah seperti itu. Ada proses saling menanggapi opini dan bukan promo visi-misi.

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar menghadiri acara Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, pada 27 Januari 2017. Foto oleh Hafidz Mubarak A./Antara

Pertanyaan 3: Ada pendapat soal kedatangan Antasari Azhar?

Keduanya tidak ambil pusing dan mengatakan bahwa itu psy-war. “Kenapa? kalian bisa cari tahu sendiri,” kata Iman.

Sebelumnya lokasi Hotel Bidakara sempat dihebohkan dengan kedatangan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar. Antasari, yang baru dibebaskan bersyarat dari penjara, duduk di bagian pendukung Ahok-Djarot. Ketika ditanya wartawan apakah dia mendukung Ahok, Antasari hanya menjawab, “Saya mendukung Pak [Presiden] Jokowi”.

Pertanyaan 4: Gimana pendapat tentang perdebatan data-data yang disampaikan tiap paslon?

Keduanya beranggapan bahwa hal ini adalah sesuatu yang sensitif karena, menurut Pange, “semua sudah punya data sendiri-sendiri”.

Tetapi “kelebihan” data ini tidak membuat uraian mereka semakin jelas, justru membuat publik bingung. “Mungkin kalau mereka [setiap paslon] di-counter dengan data dari BPK [Badan Pemeriksa Keuangan] atau BPS [Badan Pusat Statistik], mereka enggak akan terima. Dan kita yang akhirnya bingung,” tutur Iman. 

Pertanyaan 5: Kenapa Anies banyak menonjolkan data?

“Sebenarnya bukan hanya Anies, kandidat lain juga banyak menonjolkan data,” jawab Pangeran.

Pertanyaan 6: Dari setiap paslon, siapa yang paling jago berdebat?

Bagi keduanya tidak ada yang pandai berdebat. “Mahasiswa yang jago debat, bisa ngalahin mereka semua.” Tetapi beberapa tokoh menurut mereka tetap patut diapresiasi. “Kalay dari penyampaian program, Agus. Kalau dari cara berdebat, Djarot paling bagus. Dia bisa senyum, tapi bisa meng-counter juga,” tutur Iman. 

Analisa memasuki sesi akhir, Pangeran dan Iman saling lempar pertanyaan mengenai harapan pada debat ketiga nanti. 

Iman berharap para calon memperdalam materi secara teknis, terutama Ahok. “Seharusnya Ahok bisa menunjukkan kapabilitas dalam hal teknis ya,” ujarnya.

Di sisi lain, Pangeran lebih berharap debat kedua nanti lebih lugas dan tegas. “Gue harap di debat ketiga nanti enggak banyak waktu terbuang untuk kampanye. Dan para kandidat langsung brainstorming dari awal,” kata Pange.

Yang paling penting, mereka berharap janji yang ditonjolkan dalam kampanye sewajarnya saja. 

“Gue berharap [di debat nanti] para calon jangan memberi iming-iming yang enggak mungkin. Kelas menengah-bawah, ya, kemakan aja [iming-iming], meskipun itu enggak mungkin,” ujar Iman.

Pertanyaan terakhir: Kalau pilkada dilangsungkan sekarang, menurut asumsi Anda siapa yang akan menang?

“Enggak akan kita jawab karena kalau dijawab yang dua akan protes dan bilang ini kampanye,” kata Pangeran.

Analisis pun ditutup dengan ajakan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pemilihan. 

“Jangan lupa untuk, kalau punya KTP DKI, memastikan diri tanggal 15 Februari untuk nyoblos,” kata Pangeran. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!