SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — UNAIDS mendeklarasikan setiap 1 Maret sebagai Hari Tanpa Diskriminasi (Zero Discrimination Day).
Pada awalnya, UNAIDS mencanangkan Zero Discrimination Day sebagai hari untuk menghapus diskriminasi terhadap mereka yang menderita HIV dan AIDS. Namun seiring pergantian tahun, setiap 1 Maret diperingati tidak hanya untuk mengampanyekan penghilangan diskriminasi terhadap penderita HIV dan AIDS saja, melainkan diskriminasi dalam bentuk apapun dan sebagai perayaan keberagaman.
Pada Zero Discrimination Day tahun ini pembaca Rappler membagikan pengalaman mereka dalam menghadapi diskriminasi.
Banyak di antara mereka yang mengalami diskriminasi karena bentuk tubuh mereka:
dulu kamu cakep pas taun x kurus gitu. *tunjukin poto lama*
— theodoratan (@TheodoraTan) March 1, 2017
oiya? Seinget aku dulu segitu aja dibilang gendut tuh. https://t.co/uGpcxCz4kG
@RapplerID katanya bakal lebih cakep kalo mancungan trus mau dimodalin oplas. Yg ngomong saya siram air segelas sih
— Dee (@dc_dee) March 1, 2017
I do, tapi kebalikan. Sering kali dikomentari:
— |henn|ratt| (@hennratt) March 1, 2017
"Kurus banget!"
"Kayanya makin kurus deh."
"Jangan terlalu kurus2lah, kurang cantik."
https://t.co/IDbQcGH1Y0
@RapplerID bukan pernah. Tp sering, selain temen, keluarga jg begitu. Sampe pola makan ancur, aku diagnosa bulimia & insecure sama makanan
— Bukan RA Kartini (@Ajeng_jeeng) March 1, 2017
Ada juga yang didiskriminasi karena pilihan pakaian mereka.
Gabung di grup parenting, rasanya bbrp ibu memandang dgn akward. Akhirnya ada yg keceplosan bilang "oh mama Kai yg gak pake jilbab ya?" https://t.co/bXdht1ekf8
— FYK (@andriekaryadi) March 1, 2017
Karena warna kulit mereka.
@RapplerID ketika saya orang Asia sendiri di antara yg bukan Asia.krn warna kulit.tp cuekin https://t.co/ryhwYANQ4f off kmampuan aja..
Dan juga karena gender mereka.
@rapplerid dulu waktu SD- SMP, byk yg mencemooh saya, termasuk bbrp guru, krn sy suka sepakbola. Katanya: "perempuan kok suka sepakbola"
— Wulan (@csi_wulan) March 1, 2017
Ketika menghadapi diskriminasi seperti ini, ada yang membalas perkataan pedas dengan perkataan pedas.
Lawan.. "@RapplerID: Yg pernah mengalami, apa yang biasanya kamu lakukan ketika didiskriminasi? #ZeroDiscrimination"
— Oka Togog ॐ (@yudhapati88) March 1, 2017
eike laawan lah https://t.co/IeRhTaySxA
— KATE_MI (@Privideniya_TL) March 1, 2017
pernah pas jaman kuliah temen nyeletuk pas gw lg liwat,kalo kurus gw mau jd pacar lo. gw sautin,nah gw klo dah langsing jg jijik jd pacar lo https://t.co/jMgTHQSPm3
— KATE_MI (@Privideniya_TL) March 1, 2017
Tapi mungkin inilah perlawanan terbaik.
@RapplerID saya beri mereka kebaikan mas
— The Education (@SilitBerjalan) March 1, 2017
Bagaimana dengan kamu? Apa pengalamanmu dengan diskriminasi? Tulis jawabanmu di bawah ini! —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.