Pelajaran kepedulian pada lansia dari Cak Budi

Amru Sebayang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pelajaran kepedulian pada lansia dari Cak Budi
Cak Budi dan istrinya, Mbak Lina, berkeliling Indonesia untuk membantu para lansia yang membutuhkan

Cak Budi saat menyerahkan bantuan kepada Pak Boiran. Foto dari kitabisa.com

JAKARTA, Indonesia — Gambar seorang pria dewasa sedang merangkul seorang kakek tampak dalam akun Dompet Amal Cak Budi di situs urun daya kitabisa.com. Tanpa diberi aba-aba, mata bisa mencecap haru dari pemandangan itu. Di bawah gambar tersebut tertaut tulisan berbunyi: “Donasi untuk Pak Boiran Pacitan, Jawa Timur”.

Kalau mau berusaha sedikit mencari tahu tentang Pak Boiran di Google, yang akan ditemukan adalah kisah tentang seorang lelaki tua dari Pacitan, Jawa Timur, yang mengalami keterbatasan fisik. Tangan Pak Boiran tidak pernah bersih karena tangan itu pula yang menjadi kaki baginya. Ini terlihat jelas dalam sebuah video kampanye yang juga diinisiasi oleh Cak Budi melalui akun Instagramnya. 

“Lihatlah bapak ini,” tulis Cak Budi, seorang dermawan yang berkeliling Indonesia untuk membantu sesama, di akun Instagramnya.

“Beliau adalah Pak Boiran. Walaupun dalam keterbatasan fisik beliau tetap semangat dan pantang menyerah menjalani hidup, mencangkul, dan memanjat pohon kelapa adalah aktivitasnya setiap hari,” ujar Cak Budi yang memiliki nama asli Budi Nur Ihsan.

Beberapa pekan setelahnya, video baru muncul. Dalam video tersebut, tergambar jelas Cak Budi yang sedang memberikan donasi kepada Pak Boiran. Dari video itu terlintas gambar Cak Budi yang merangkul Pak Boiran untuk memberikan donasi.

Donasi-donasi yang diterima Pak Boiran dan warga lanjut usia (lansia) lainnya tergantung dari kebutuhannya. 

“Donasi tergantung kebutuhan lansianya. Paket sembako, peralatan rumah, biaya keseharian lansia sampai bedah rumah,” kata Mbak Lina, istri sekaligus juru bicara Cak Budi, kepada Rappler.

Bukan hanya Pak Boiran, akun Instagram @CakBudi_ juga sudah berkali-kali mengunggah berbagai lansia kurang beruntung lainnya di berbagai daerah. 

“[Ada] mbah Remy yang dua tahun tidak mandi dan tidur sama ayam-ayamnya tetangga yang ada di situ,” kata Lina. “Beliau baru meninggal dua minggu lalu.”

Kisah lain yang juga menyentuh hati adalah tentang Mbah Markamah. Ia buta dan tidak memiliki anak, kendati sangat rajin beribadah. 

Ketika Cak Budi lama tidak datang ke tempatnya, ia bisa berangan-angan sembari memanggil-manggil Cak Budi. “Pas ke sana [Cak Budi] dipeluk sampai erat seperti anaknya sendiri,” aku Lina.

Kebanyakan lansia kurang beruntung yang ditemui Cak Budi terlantar karena memang mereka hidup sebatang kara. “Ada juga yang punya anak, tapi anaknya pergi jauh dan tidak perhatian sama orang tuanya,” tuturnya.

Gerakan Dompet Amal Cak Budi baru dirintis semenjak April 2016, tetapi pengaruh di media sosial begitu besar. “Terkadang kita dapat informasi orang terlantar dan alhamdulillah setelah di-share beritanya, langsung didatangi Dinsos [Dinas Sosial setempat] dan dibawa ke panti jompo,” kata Lina.

Motivasi Cak Budi dan sang istri dalam melakukan kegiatan ini sederhana. Mereka suka membantu sejak dahulu. Awalnya mereka membantu tetangga yang sakit dan membagikan informasi tersebut melalui Instagram. Di media sosial, unggahan tersebut mendapat banyak respon positif. Sejak itulah pasangan ini menggunakan Instagram untuk menolong sesama. 

Kini, akun tersebut telah mengunggah puluhan video yang yang menampilkan lansia-lansia kurang beruntung. Setiap video selalu mendapat ratusan, bahkan ribuan, like dan komentar dari netizen. Kebanyakan komentar mendoakan sang lansia, tetapi ada pula yang bertanya bagaimana cara menyumbang.

Di laman kitabisa.com, donasi yang terkumpul di akun Dompet Amal Cak Budi sudah mencapai angka lebih dari Rp 567 juta dan masih banyak lansia-lansia kurang beruntung yang akan dikunjungi Cak Budi. 

Selain itu, Cak Budi dan Mba Lina juga sukses menginisiasi gerakan yang lebih besar, yaitu Suisbapeduli singkatan dari “Suami-istri bahagia peduli”, kelompok relawan pengumpul dana yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Selain kegiatan blusukan ke rumah-rumah lansia kurang beruntung, Cak Budi dan kelompok Suisbapeduli punya kesamaan lain, yaitu bahwa mereka sama-sama percaya bahwa “senyum mereka adalah kebahagiaan kami”.

Kalau kamu tertarik untuk membantu Cak Budi membantu para lansia, kamu dapat memberikan donasi melalui tombol di bawah ini.

 —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!