SAKSIKAN: Menyelamatkan monyet hitam Sulawesi dari kepunahan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

SAKSIKAN: Menyelamatkan monyet hitam Sulawesi dari kepunahan
Hewan bernama latin Macaca Nigra ini menjaga keseimbangan alam dan ekosistem. Kepunahannya dapat berakibat bencana.

JAKARTA, Indonesia — Di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, para pedagang menjajakan daging kucing, anjing, kelelawar, hingga yaki.

Yaki adalah monyet khas Sulawesi yang dilindungi. Hewan bernama latin Macaca Nigra ini menjaga keseimbangan alam dan ekosistem. Kepunahannya dapat berakibat bencana.

Dalam 4 dekade terakhir, populasi yaki di Sulawesi menurun tajam sebesar 80 persen. 

“Di tempat-tempat lain, spesies Macaca menghadapi kepunahan akibat menyusutnya habitat,” kata Yunita Siwi dari organisasi Selamatkan Yaki.

“Tapi di sini, habitatnya semakin mengecil — dan orang-orang memakan daging monyet.”

Aktivis mengecam tindakan tersebut. Pemerintah pun telah mengeluarkan Peraturan Daerah yang melarang konsumsi yaki. Tapi warga setempat tetap menikmatinya karena sudah menjadi bagian dari tradisi.

Warga Minahasa, Sulawesi Utara, sangat menyukai daging yaki. 

“Saya suka rasanya, mirip rasa daging anjing,” kata Nita, seorang perempuan Minahasa berusia 32 tahun.

Daging-daging yaki berserakan di Pasar Tomohon. Mereka dijual di atas meja bersampingan dengan daging ular dan tikus.

Penjualan daging hewan ini semakin meningkat sejak seekor yaki menjambret kamera seorang fotografer asal Inggris tahun lalu. Tanpa disadari yaki bernama Naruto itu mengambil gambar selfie dirinya.

Bukan hanya warga lokal yang tertarik keeksotisan pesona yaki, tapi juga wisatawan mancanegara. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!