SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April, tahun ini Rappler Indonesia mengadakan diskusi spesial. Bekerja sama dengan GoWork, Eisenhower Fellowships, dan Google Indonesia, Rappler Indonesia mempersembahkan diskusi bertajuk Integrasi Perempuan & Teknologi untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera.
(BACA JUGA: LIVE UPDATES: Merayakan Hari Kartini 2017 bersama Rappler Indonesia)
Salah satu yang didapuk menjadi pembicara adalah Kusumaningtutti SS, Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuka forum dengan data yang cukup mencengangkan.
Nyatanya, jumlah perempuan di Indonesia hanyalah 49,7 persen, angka yang cukup kecil menurutnya karena peran yang begitu krusial dalam dunia sosial dan keuangan.
“Dalam dunia keuangan, ternyata perempuan dibagi dua, pengetahuan, dan juga inklusi. Inklusi ini adalah kepercayaan mereka akan jasa-jasa keuangan, dan kita masih kalah dibanding negara-negara lain, untungnya, semakin berkembang tiap tahunnya,” ujar perempuan yang akrab disapa Tituk ini.
“Literasi perempuan juga masih rendah, padahal sosok ibu sangat penting. Mereka adalah menteri keuangan rumah tangga, dan pengasuh anak. Anak-anak itu lebih dipengaruhi sosok perempuan dibanding ayahnya. Inilah kenapa mengedepankan perempuan begitu penting. Setiap negara yang perempuannya memiliki literasi dan inklusinya tinggi, pasti sejahtera,” jelas sosok yang lahir di London, 21 Juli 1954 itu. -Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.