Indonesia

Meningkatkan pamor biola bambu jadi alat musik kelas dunia

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Meningkatkan pamor biola bambu jadi alat musik kelas dunia
Sebuah biola bambu dihargai hingga Rp3 juta. Meski lebih mahal dari kayu, tapi bambu sangat ramah lingkungan

SEMARANG, Indonesia — Lengkingan suara biola menggema di seluruh ruangan pameran produk usaha mikro, kecil, dan medium (UMKM) di Gedung Tri Lomba Juang Jalan Mugas, Semarang, Jawa Tengah, pada Senin, 15 Mei.

Berbekal kepercayaan diri yang tinggi, seorang remaja pria tak canggung saat menunjukan kebolehannya di hadapan ratusan pasang mata yang hadir dalam acara tersebut.

Apa yang ditunjukan oleh Tommy Eka Kurniawan di atas panggung membuat banyak orang terhenyak. Mereka kian terkejut tatkala tahu bahwa biola yang dimainkan remaja 14 tahun itu berasal dari limbah bambu.

“Bapak saya yang rutin membuat biola bambu ini sejak empat tahun terakhir. Ternyata suaranya lebih nyaring ketimbang yang terbuat dari kayu,” kata Tommy saat ditemui Rappler seusai pameran.

Tommy yang selama ini tinggal di Desa Japan Wetan, Kabupaten Kudus, mengaku tahu persis manfaat bambu bagi lingkungan sekitar. Sebab di rumahnya potongan limbah bambu kerap diolah kembali jadi ragam benda bernilai jual tinggi.

Keluarga besarnya yang lama bergelut di bisnis ukir mebel pun tak mau menyia-nyiakan potensi limbah bambu tersebut.

“Karena terinspirasi dari seruling yang dibuat dari bambu, maka saya kemudian mengolah lagi tumpukan bambu wulung dan petung yang ada di depan rumah jadi sebuah biola.”

“Karena terinspirasi dari seruling yang dibuat dari bambu, maka saya kemudian mengolah lagi tumpukan bambu wulung dan petung yang ada di depan rumah jadi sebuah biola,” kata Bambang Hariyadi, ayah Tommy.

“Kebetulan saya sempat kerja di pabrik mebel, karena itulah saya paham bagaimana mengolah bambu dengan kuaitas bagus.”

Pengolahan bambu wulung dilakukan dengan mengoven dalam bara api dalam suhu tertentu. Bambang mengaku, tidak ada kesulitan saat membuat biola bambu. Batang bambu yang melengkung diluruskan terlebih dahulu. Lalu disambung agar bisa dibentuk sesuai bodi biola.

Untuk pembuatan leher biola, dikombinasikan dengan sedikit lembaran kayu agar tetap kokoh. Pengolahan biola bambu, kata Bambang, tanpa dicampuri bahan pengawet sama sekali.

Dengan dibantu karyawan Bambang, tumpukan bambu-bambu diubah jadi biola bernilai jual tinggi. Dalam sebulan ia bisa memproduksi 15 buah biola bambu. Sebuah biola ia jual Rp1 juta-Rp3 juta bergantung pada keinginan pemesan. 

“Walau harganya lebih mahal dari kayu, tapi bahannya sangat ramah lingkungan. Lagian kalau memakai kayu tentu ongkos produksinya sangat mahal. Yang pasti ini tahan lama,” ujarnya.

Kebanyakan peminatnya dari para kolektor benda seni dari semua daerah. Mereka menilai biola bambu ini unik dan jarang ada, sehingga layak dikoleksi.

Ia berpendapat bisnis biola bambu merupakan sesuatu yang unik. 

“Dibuat dari bahan ekologis tumbuhnya lebih cepat dibandingkan material kayu,” ungkap Bambang.

Agar biolanya semakin dilirik pembeli, ia bahkan mengukir ujung leher biolanya dengan berbagai bentuk. 

“Ada yang minta ukiran kuda sampai tokoh wayang saya bisa bikin semuanya,” katanya.

Berkecimpung pada bisnis biola telah membuatnya meraup pundi-pundi uang berlipat. Kini omsetnya kisaran Rp8 juta sebulan.

Biola bambu Madani, begitulah brand yang melekat pada karyanya, kini telah merambah ke pasar ekspor. Ia kerap melayani pemesanan secara online serta memperkenalkan keunikan bambunya di setiap pameran UMKM di Bali, Batam, dan Jakarta. 

“Untuk pembeli, selain dari dalam negeri ada juga pembeli dari Malaysia,” katanya.

Saat dipajang di ruang pamer Jakarta, menurutnya biola bambu buatannya pernah memikat hati para musisi kondang. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku biola bambu jadi salah satu daya pikat pameran UMKM di Tri Lomba Juang.

Baginya, keunikan bahan bakunya patut diapresiasi para pelaku usaha lainnya agar meneladani aksi pelestarian lingkungan yang dilakukan si pembuatnya.

“Kreativitas pelaku UMKM harus diapresiasi dan diberikan panggung agar karyanya semakin dikenal,” kata Ganjar.

“Pemerintah akan terus mendorong perbankan agar memberi kemudahan untuk membantu permodalan pelaku UMKM agar usahanya semakin berkembang,” ujarnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!