Hadiah Ramadan: Kemampuan manusia dalam menahan diri

JAKARTA, Indonesia — Puasa Ramadan sesungguhnya adalah perayaan yang agung terhadap kemanusiaan. Yang namanya manusia juga pasti merasakan kenyang, tapi juga lapar.

Sufi dan budayawan Candra Malik mengatakan, istimewanya manusia adalah ketika dia lapar, dia tidak buru-buru untuk makan. Mulianya manusia daripada makhluk yang lain adalah kemampuan dia menahan diri—seharusnya. Karena manusia dikarunia oleh Allah SWT dengan akal.

“Dengan mengolah akal itulah kemudian tersambung dengan hatinya. Akal dan hati, akal dan hati, saling terkait menjadi akal budi. Menjadi budi pekerti,” kata Gus Can, sapaan akrabnya.

Dengan akal budi, kemudian manusia mulai meneliti lagi dari mana asal makanan yang hendak dia makan. Oleh karena itu dia harus mampu menahan diri untuk berhasil menemukan makanan yang halal.

“Demikian pula ketika muncul birahi,” kata Gus Can, “Dia pun harus mampu menahan diri untuk kemudian memastikan bahwa pasangannya adalah pasangan yang sah untuk dinafkahinya secara lahir dan batin.”

Kemampuan menahan dirilah yang membuat manusia mulia di antara makhluk-makhluk yang lainnya, ketika berhasil menggunakan akalnya untuk berpikir dan hatinya untuk merasakan.

Saksikan selengkapnya video Hadiah Ramadan di atas. Dalam Hadiah Ramadan, Gus Can mengajak kita untuk mensyukuri Ramadan sebagai hadiah dari Allah. Oleh karena itu pula, selayaknya puasa kita dipersembahkan kepadaNya.

Kunjungi laman YouTube ini untuk menyaksikan rangkaian video Hadiah Ramadan. —Rappler.com

Hadiah Ramadan adalah tayangan yang diampu oleh Candra Malik, seorang sufi yang bergiat di bidang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, dan kespiritualan. Gus Can dapat disapa di Twitter @CandraMalik