Filipino movies

‘Bukalah Hati’ untuk mendukung pembangunan honai belajar di Papua

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Bukalah Hati’ untuk mendukung pembangunan honai belajar di Papua
Saykoji, Monita Tahalea, dan Gaby Christy mendukung kampanye #BeraniMimpi dengan merilis single ‘Bukalah Hati’

JAKARTA, Indonesia — Tiga musisi Indonesia; Saykoji, Monita Tahalea, dan Gaby Christy, meluncurkan sebuah single berjudul Bukalah Hati untuk mendukung acara penggalangan dana dan kampanye #BeraniMimpi 2017 dari organisasi kemanusiaan fokus anak, Wahana Visi Indonesia (WVI).

Peluncuran lagu tersebut diadakan pada Selasa, 18 Juli, di Gedung 33, Menteng, Jakarta Pusat.

Lagu Bukalah Hati sudah bisa kamu unduh lewat Spotify atau iTunes. Seluruh hasil penjualan dari lagu ini juga akan disumbangkan untuk kampanye #BeraniMimpi. 

Apa sih kampanye #BeraniMimpi? Kampanye ini merupakan online fun-raising competition yang diinisiasi oleh WVI yang bekerja sama dengan situs Campaign.com. Kompetisi ini bisa diikuti oleh siapapun yang telah mendaftar sebagai fun-raiser. 

Tugas fun-raiser adalah mengumpulkan donasi sebanyak-banyaknya dari masyarakat Indonesia. Tiga pengumpul terbanyak akan mendapatkan voluntourism trip ke Papua untuk menikmati keindahan alamnya sekaligus ikut berinteraksi langsung dengan anak-anak di sana. Lengkapnya, kamu bisa kunjungi situs beranimimpi.id.

Tujuan dari kampanye tersebut ditunjukkan untuk pembangunan honai (sebuah bangunan, red-) belajar anak dan juga toilet di tiga sekolah yang berada di Desa Sapalek, Distrik Napua, Wamena, Papua.

Lirik dari lagu “Bukalah Hati” sendiri ditulis oleh Saykoji pada 2012 lalu. Namun, untuk kerja sama dengan WVI ini, Saykoji ini mencoba mengubah lagunya agar terasa kekinian dan bisa dinikmati oleh anak muda Indonesia.

Lewat lirik yang ditulisnya, rapper bernama lengkap Ignatius “Igor” Rosoinaya Penyami itu ingin berpesan untuk bangsa Indonesia agar tetap memerhatikan anak-anak, khususnya di Papua. 

“Masa depan bangsa ada di anak-anaknya. Itu salah satu inspirasi atau ide dari penulisan lirik untuk lagu ini,” kata Saykoji.

Selain Saykoji, ada pula Monita Tahalea yang mengaku senang bisa melakukan sesuatu untuk membangun Indonesia. “Sangat senang hati ikut dengan berani mimpi. Semoga lagu ini akan jadi dampak yang luar biasa baik untuk yang denger,” ujar Monita.

Gaby Christy juga ikut memberi pesan untuk anak-anak di Indonesia. 

“Setuju sama ka Igor [Saykoji]. Enggak perlu megah untuk membuat suatu karya, lalukan hal kecil dari diri kita yang nantinya bisa jadi besar,” ucap Gaby.

Kondisi tempat belajar anak di Wamena

(Kiri ke kanan) Gaby Christy, Monita Tahalea, dan Saykoji saat peluncuran single 'Bukalah Hati' di Jakarta, pada 18 Juli 2017. Foto oleh Dzikra Fanada/Rappler

Ada banyak anak usia balita yang memiliki kengininan untuk belajar di Desa Sapalek, Distrik Napua, Wamena, Papua. Sayangnya, kondisi di sana tidak sama dengan kota-kota besar yang memiliki banyak tempat belajar seperti TK ataupun PAUD. 

Selama ini, anak-anak tersebut hanya bisa belajar dua hari seminggu menumpang di kantor Kepala Desa. 

“Hanya Jumat dan Sabtu mereka bisa belajar, karena hari lainnya kantor dipakai untuk kerja,” ujar Direktur Komunikasi WVI Priscilla Christin.

Padahal semangat belajar mereka ada setiap hari, bukan hanya Jumat dan Sabtu saja. 

Untuk saat ini, tenaga pengajar baru ada dua orang saja. Mereka banyak mengajarkan baca dan tulis untuk anak-anak tersebut. 

“Karena itu, kami [WVI] ingin membuat honai belajar anak disana. Agar mereka mendapatkan pendidikan sejak dini,” kata Priscilla. 

Selain pendidikan untuk anak yang nantinya datang ke honai belajar, orangtua yang mengantar juga akan mendapatkan penyuluhan kesehatan. Banyak dari anak-anak di daerah tersebut yang tidak terlalu peduli dengan hal simpel tapi penting seperti mencuci tangan dan mandi. Untuk itu, penyuluhan kesehatan juga diharapkan bisa membuat mereka hidup lebih sehat lagi.

WVI juga berencara untuk membangun toilet di tiga sekolah yang ada di Desa Sapalek. 

“Anak-anak di sana kalau lagi belajar lalu mau buang air, biasanya di semak-semak aja gitu, karena mereka enggak punya toilet,” ungkap Priscilla. 

Untuk itu, pembangunan toilet juga penting bagi anak-anak yang sedang sekolah. Rencana ini juga sekaligus membangun rasa kepedulian terhadap kesehatan anak-anak itu sendiri. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!