Belajar sejarah Pulau Banda dari komik ‘Bara The Dark Age of Banda’

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Belajar sejarah Pulau Banda dari komik ‘Bara The Dark Age of Banda’
Dokumenter ‘Banda The Dark Forgotten Trail’ juga mengisahkan masa kejayaan dan kesuraman Pulau Banda melalui medium komik

JAKARTA, Indonesia — Setelah rilis di bioskop awal Agustus ini, film dokumenter Banda The Dark Forgotten Trail turut diadaptasi menjadi sebuah buku komik. Komik berjudul Bara The Dark Age of Banda diluncurkan pada Sabtu, 5 Agustus, di acara PopCon Asia yang digelar di Jakarta Convention Center.

Dengan menggaet situs Kosmik.id, si pembuat komik —Ockto Baringbing dan Abdul Kholik— bercerita mengenai kehidupan masyarakat di Kepulauan Banda, Maluku, pada zaman penjajahan.

Ratusan tahun silam, Kepulauan Banda menjadi magnet bagi para kaum pedagang dari benua Eropa yang berebut rempah-rempah di Nusantara. Selain menjadi bahan makanan, rempah-rempah—terutama pala—juga menjadi obat, yang menyebabkan harganya menjadi lebih tinggi dari emas pada kala itu.

(SAKSIKAN: Trailer film ‘Banda The Dark Forgotten Trail’)

Ockto mengatakan ia memang menyukai sejarah. Namun ketika ia ditawari oleh tim produksi film Banda untuk mengerjakan proyek ini, ia mengaku sebelumnya tidak mengetahui apapun tentang sejarah Banda.

“Setelah itu saya mulai baca-baca dan cari tahu. Kaget juga kenapa hal ini jarang terungkap,” kata Ockto kepada Rappler. “Dulu juga saya pernah buat komik sejarah,” ungkapnya.

Sesuai dengan namanya, Bara The Dark Age of Banda bercerita sedikit banyak mengenai sejarah kelam Pulau Banda, di mana warga setempat menjadi korban pembantaian penjajah yang ingin menguasai hasil bumi—terutama pala—di Banda.

(Sketsatorial: Sejarah Pulau Banda, penghasil pala)

Studi pustaka yang menjadi rujukan komik Bara adalah buku-buku sejarah seperti Sejarah Rempah karya Jack Turner; Sejarah Maluku: Banda Neira, Ternate, Tidore, dan Ambon tulisan Des Alwi; dan Pulau Run: Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan karya Giles Milton.

Agar Ockto juga dapat bayangan penuh untuk membuat komik Bara, Lifelike Pictures selaku tim produksi film Banda mengajak yang bersangkutan mengunjungi Kepulauan Banda.

“Ockto temuin salah satu benteng di Banda,” kata Sheila Timothy, produser film Banda.

(Di balik film ‘Banda’: Mereka yang terlibat)

Ockto sendiri mengaku ia harus melawati bukit dan jalan-jalan yang sulit untuk menemukan benteng tersebut. Ia diantar oleh salah seorang penduduk menggunakan motor, dan motor yang digunakan sampai rusak karena jalan yang dilalui.

Untuk komik Bara sendiri, rencananya akan ada empat buku full color. Ockto sendiri menjamin kualitas dari komik tersebut. “Colorist komik ini juga biasa nge-color komik dari DC. Jadi untuk kualitas jangan diragukan,” ujar Octo.

Buat kamu yang mau menikmati komik ini, bisa juga didapatkan di toko buku atau lewat kosmik.id. 

(‘Banda, The Dark Forgotten Trail’ mengulik sejarah perdagangan rempah)

Film Banda The Dark Forgotten Trail merupakan film dokumenter pertama dari sutradara Jay Subyakto. Naskah film ini ditulis oleh M. Irfan Ramli yang sebelumnya mengerjakan Surat Dari Praha.

Narasi dari film Banda diisi oleh dua aktor Indonesia yang sudah banyak malang melintang di dunia perfilman. Untuk Bahasa Indonesia, narasi diisi oleh Reza Rahadian, dan untuk Bahasa Inggris diisi oleh Ario Bayu.

Film Banda The Dark Forgotten Trail sudah mulai tayang di bioskop nasional sejak 3 Agustus 2017.

Simak cuplikan komik Bara The Dark Age of Banda di bawah ini:

Gambar dari Lifelike Pictures

Cover komik 'Bara The Dark Age of Banda'. Gambar dari Lifelike Pictures

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!