SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Namun berbeda dengan kewajiban lainnya, ibadah haji hanya wajib dilaksanakan jika mampu.
Banyak orang yang baru berkesempatan berhaji saat lanjut usia karena berbagai alasan. Tetapi Sa’dan Mubarok, seorang penulis di sebuah perusahaan swasta yang baru berusia 26 tahun, akan segera melaksanakan ibadah haji tahun ini.
“Pada tahun 2010 saya melakukan setoran haji awal untuk mendapatkan satu kursi. Pada tahun ini setoran yang berlaku sekitar Rp25 juta,” ujar Sa’dan saat ditemui Rappler di kediamannya di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Naik haji di usia yang tergolong muda memang sudah dilakukan di keluarganya secara turun temurun. Bagi keluarga besarnya, ibadah haji harus diutamakan dan wajib dilaksanakan, sama seperti ibadah yang lain.
“Di keluarga kami, ketika memang ada rezeki, anak atau siapapun yang masih di lingkungan keluarga diusahakan untuk menjalankan rukun islam yang kelima,” katanya.
Selain untuk melaksanakan kewajiban sebagai Muslim, berhaji di usia muda juga memiliki keuntungan tersendiri. Tak hanya dari segi fisik yang lebih prima, namun ayah dari satu putri ini juga berharap dapat mengembangkan jejaring saat berada di Arab Saudi nanti.
“Di sana kan banyak orang Islam dari segala penjuru dunia, kita bisa saling mengenal dan lebih banyak berinteraksi dengan mereka,” kata Sa’dan.
Selain itu, semakin cepat mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji, waktu tunggu akan semakin cepat.
Sa’dan harus menunggu tujuh tahun sebelum akhirnya berangkat tahun ini, sementara waktu antrian untuk wilayah Jakarta pada 2017 telah mencapai 15 tahun. Artinya, jika kita menyetorkan dana haji di tahun ini, kita baru bisa berangkat sekitar tahun 2032.
Selama tujuh tahun waktu tunggu, Sa’dan pun mempersiapkan diri semaksimal mungkin jelang keberangkatannya menuju Tanah Suci. Menurut pria kelahiran 7 Januari 1991 ini, hal terpenting yang perlu disiapkan adalah niat yang kuat.
“Karena kita harus mengorbankan harta yang kita miliki, dan proses perjalanan ibadahnya juga panjang,” ujar lulusan Ilmu Politik Universitas Indonesia tersebut.
Tak hanya itu, ia pun mempersiapkan diri dengan cara menambah pengetahuan tentang ibadah haji dan sejarah Islam agar saat ibadah nanti bisa menjadi lebih maksimal.
“Karena tanpa adanya pengetahuan yang mengetahui persyaratan dari ibadah haji itu maka hajinya akan sia-sia.”
Sa’dan berharap dengan menjalankan ibadah haji, ia dapat mengurangi sifat-sifat buruknya dan menjadi individu yang lebih baik.
“Saya ingin ketika setelah selesai melaksanakan ibadah haji saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Sa’dan pun akan berangkat ke Tanah Suci bersama KBIH Idzotunnasikhien pada Minggu, 13 Agustus, besok. —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.