Mengapa Universitas Sebelas Maret Surakarta disingkat menjadi UNS?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengapa Universitas Sebelas Maret Surakarta disingkat menjadi UNS?
Pada 1982 nama dan singkatan Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret Surakarta (UNS Sebelas Maret) ditetapkan menjadi Universitas Sebelas Maret yang disingkat UNS

JAKARTA, Indonesia — Universitas Sebelas Maret disingkat menjadi UNS. Kok bisa? Bukannya seharusnya USM, ya?

Jangankan kamu sebagai pembaca, bahkan enggak sedikit mahasiswa dan mahasiswi mereka sendiri pun masih suka kebingungan. 

“Hah, kok bisa?”

“Bukannya disingkat jadi USM ya?”

“UNS itu singkatan dari Universitas Negeri Semarang ya?”

Kira-kira begitu pertanyaan yang sering datang. Tapi sebenarnya ada sejarahnya mengapa UNS bisa menjadi singkatan Universitas Sebelas Maret.

Awalnya, pembangunan universitas di Kota Solo sendiri sudah direncanakan sejak 1950-an. Namun akibat perang, penyatuan pemerintahan, kekeruhan politik, dan lemahnya perekonomian rakyat pada masa tersebut, universitas negeri di Solo belum dapat diwujudkan.

Pada 1953, memang sempat didirikan penita pembentukan universitas di Solo dengan Mohammad Saleh (Wali Kota Solo saat itu) sebagai ketua panitia. Namun upaya ini gagal karena tidak adanya sumber keuangan baik dari pemerintah daerah dan pusat. Sehingga sebagian pihak memutuskan mendirikan universitas swasta secara sendiri-sendiri, namun kurang mendapat simpati.

Hambatan dan pembangunan yang dilakukan di Kota Solo membuat gagasan pendirian itu lenyap, ditambah lagi adanya politik antarpartai yang berebut kekuasaan pemerintahan.

Pada 1963, tepatnya 10 tahun kemudian, muncul Universitas Kota Praja Surakarta (UPKS) yang diinisiasi oleh pemerintah daerah dan dipimpin oleh Utomo Ramelan. Pada masa itu pula, Partai Komunis Indonesia (PKI) tengah tumbuh subur dan berbagai lini kehidupan juga terpengaruh keadaan itu, termasuk UPKS. 

Ilmu tentang sosialisme berkembang di dunia pendidikan universitas hingga terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) pada 1965. Universitas ini pun berakhir karena segala hal berbau sosialisme/komunisme dilarang.

Pada 11 Januari 1968, muncul gagasan untuk mendirikan universitas di Kota Solo. Wali Kota solo saat itu, R. Kusnandar, membentuk panitia pendirian universitas. Namun upaya ini gagal seperti semula,dengan alasan yang sama, yakni pemerintah pusat dan daerah tidak mampu membiayai berdirinya universitas.

Pada 1966, Universitas Nasional Saraswati mengajukan diri untuk menjadi universitas negeri dan hal itu diperbolehkan oleh menteri. 

Lalu beserta universitas swasta dan kedinasan lainnya, sekumpulan universitas ini menjadi satu universitas baru bernama Universitas Gabungan Surakarta (UGS). Delapan universitas yang tergabung dalam UGS resmi didirikan pada 1 Juni 1975. 

Kedelapan universitas yang tergabung dalam UGS antara lain: 

  1. STO Negeri Surakarta
  2. PTPN Veteran Surakarta
  3. AAN Saraswati
  4. Universitas Cokroaminoto
  5. Universitas Nasional Saraswati
  6. Universitas Islam Indonesia cabang Surakarta
  7. Universitas 17 Agustus 1945 cabang Surakarta 
  8. Institut Jurnalistik Indonesia Surakarta

UGS lalu digabung dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lain untuk membentuk universitas negeri di Solo. Perguruan tinggi tersebut antara lain:

  1. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri
  2. Sekolah Tinggi Olahraga 
  3. Akademi Administrasi Niaga Negeri (yang sudah diintegrasikan ke Akademi Administrasi Niaga Negeri di Yogyakarta)
  4. Universitas Gabungan Surakarta
  5. Fakultas Kedokteran P. T. P. N. Veteran cabang Surakarta

Hingga akhirnya berdirilah 9 fakultas di sana, yaitu: 

  1. Fakultas Ilmu Pendidikan
  2. Fakultas Keguruan
  3. Fakultas Sastera Budaya
  4. Fakultas Sosial Politik
  5. Fakultas Hukum
  6. Fakultas Ekonomi
  7. Fakultas Kedokteran
  8. Fakultas Pertanian 
  9. Fakultas Teknik

Akhirnya, pada11 Maret 1974, dibacakan Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang pembukaan “Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret” sebagai nama universitas. 

Sejak 1977, UNS memiliki kampus induk terpadu di Kentingan, Jebres, Surakarta seluas +60 ha yang diperoleh dari Wali Kota Surakarta melalui Surat Keputusan Walikota Surakarta tanggal 18 Oktober 1976 nomor 238/Kep/T3/1976.

Dalam perkembangannya, pada 1982 nama dan singkatan Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret Surakarta (UNS Sebelas Maret) ditetapkan menjadi Universitas Sebelas Maret yang disingkat UNS. Perubahan nama dan singkatan ini diresmikan dengan Keputusan Presiden RI No. 55 Tahun 1982. 

Jadi, begitulah ceritanya. Sudah enggak bingung lagi, kan? —Rappler.com

Artikel ini sebelumnya diterbitkan di idntimes.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!