17 alasan saya mencintai negeri ini, Indonesia

Ruth Stephanie

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

17 alasan saya mencintai negeri ini, Indonesia
17 alasan nyata penulis mencintai Indonesia, mulai dari kue putu, Reza Rahadian, hingga makan pakai tangan

 

Tak asing lagi rasanya mendengar lagu-lagu nasional yang kerap diputar di televisi-televisi maupun radio tiap Agustus. Dari mulai Hari Merdeka, Indonesia Raya, hingga Bendera yang dipopulerkan oleh band Cokelat. 

Selain lagu-lagu nasional dan pop easy listening itu, setiap Agustus juga banyak merchant-merchant ternama kerap memberikan diskon 17 persen, 45 persen, bahkan hingga 72 persen. Bagaimana tak lebih cinta diriku kepada Negeri Kepulauan ini tiap Agustus tiba? 

Karena Indonesia merdeka pada tanggal 17, berikut ini 17 alasan nyata yang membuat saya mencintai Indonesia.  

Kue putu

Negara mana lagi selain Indonesia yang tiap malamnya kerap ada pedagang yang menjajakan dagangannya dengan bunyi yang sangat khas? Yup, kue putu! Panganan ini kerap menjadi teman setia saya saat menulis. Dibuat secara sederhana, dengan harga yang terjangkau tetapi kerap dirindukan. Kue putu seperti itu hanya ada di Indonesia. 

Upacara bendera

Hah, ternyata bukan di bulan Agustus saja kok lagu-lagu nasional Indonesia dinyanyikan. Melainkan tiap hari Senin! Jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas tiap Senin pasti selalu mengikuti upacara bendera. Saya rasa hanya di Indonesia kita bisa merasakan menjadi peserta hingga petugas upacara yang bertugas. 

Makan pakai tangan

Menikmati sepiring rendang dan nasi hangat dengan sendok dan garpu? Sama sekali enggak keren! Hanya di Indonesia, jika ingin menikmati sajian lezat lebih seru dan terasa dengan menggunakan tangan. Hanya di sini juga, makan pakai tangan itu sepertinya tak dianggap ‘rendah’ deh.

Sambal

Sebagai seorang yang suka makan, makan tak lengkap sepertinya jika tak ada itu yang namanya sambal. Negeri saya ini memiliki ratusan jenis sambal: sambal terasi, sambal roa, sambal matah, sambal cabe ijo, itu semua hanya Indonesia yang memilikinya, lho. 

Angkutan umum

Walau memang kerap melanggar peraturan karena sering menurunkan penumpang sembarangan dan sering ngetem, angkutan umum juga menjadi alasan mengapa saya mencintai Indonesia. Dengan angkutan umum, saya bisa on time ke kantor atau sekadar mengamati orang-orang di sekeliling saya dari berbagai kelas. 

J.CO Donuts and Coffee

Entah mengapa saya lebih suka berada di kafe satu ini untuk menulis dibandingkan kafe-kafe serupa. kafe satu ini juga kerap dianggap berasal dari negara tetangga. Padahal, jelas-jelas J.Co berasal dari Indonesia yang memang telah go international, seperti Agnes Monica. 

Sopan santun

Saya pikir hanya di Indonesia, saat seorang murid yang telah sukses bertemu guru sekolah dasarnya tetap mencium tangan. Sikap sopan nan santun ini selalu saya lihat dan rasakan hanya di tanah Indonesia. 

Upacara pernikahan dengan adat

Gambaran pernikahan yang biasa dipertontonkan di film-film luar negeri memang indah. Tetapi, saya pikir pernikahan yang masih dibalut dengan adat lebih indah dan mengandung banyak makna di dalamnya. Hanya di Indonesia, saya bisa mendapatkan beragam pernikahan dibalut adat yang beragam nan indah. 

Mudik

Karena Indonesia sangat luas, maka ritual mudik ini saya pikir hanya terjadi di Indonesia saat hari raya Idul Fitri khususnya. Mudik, berkumpul bersama keluarga besar, dan tentu saja menikmati perjalanan yang penuh cerita tiap tahunnya. 

Beragam kepercayaan

Indonesia sebuah negara kepulauan yang juga di dalamnya memiliki beragam kepercayaan. Walau berbeda kepercayaan, kehidupan yang rukun nan indah pun tetap dapat dirasakan di tanah air ini, Indonesia. 

Reza Rahadian

Karena aktor satu ini juga saya kerap menikmati film-film Indonesia. Lewat film-film tersebut saya juga diberikan ilmu lebih mengenai Indonesia yang kaya ini. Maka, jangan heran salah satu aktor muda kebanggan Indonesia adalah Reza Rahadian, sayapun kerap terpesona olehnya.

Ayu Utami

Karya-karyanya yang telah mendunia juga kerap menulis tentang apa yang ada di Indonesia. Karenanya, saya semakin mencintai Indonesia, yang di dalamnya menyimpan berbagai hal yang dapat dijadikan ingredients untuk menulis, menciptakan karya. 

Tari tradisional

Walau mungkin anak-anak masa kini lebih memilih DJ Calvin Harris sebagai musik yang mengiringi tarian mereka, saya lebih tersentuh saat melihat tari saman dikumandangkan. Tari Saman merupakan tari tradisional dari provinsi Aceh. Selain tari Saman, masih banyak lagi tari tradisional lainnya yang hanya ada di Indonesia. 

Pelajaran Bahasa Indonesia

Dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, pelajaran Bahasa Indonesia pun masih menjadi sebuah pelajaran wajib. Mengapa? Saya pikir, kuasai terlebih dahulu bahasa asal kita lalu pelajari bahasa-bahasa lainnya. Karena pelajaran Bahasa Indonesia ini saya kerap menulis dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang cukup baik. Hanya di Indonesia pastinya saya bisa mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia. 

Batik

Warisan budaya Indonesia satu ini yang selalu menjadi salah satu alasan saya mencintai Indonesia. Tidak mudah menciptakan kain batik yang kemudian dapat kita gunakan, selain itu beragam corak batik yang mewakili wilayah-wilayah di Indonesia juga telah mendunia. 

Pariwisata

Apakah saya dapat menikmati semua keindahan alam pariwisata Indonesia yang tersebar dari barat hingga timur? Sayapun juga tidak tahu. Kekayaan alam pariwisata yang Indonesia miliki dan tak ternilai ini kerap menjadi alasan saya sangat mencintai negeri ini. 

Tanah air saya

Saya lahir, belajar, bekerja, bekeluarga, atau dalam singkat kata saya hidup di Indonesia. Negeri ini telah memberikan banyak hal kepada saya. Sayapun tak tahu rasa cinta saya ini dapat membayarnya atau tidak untuk tanah air saya ini.

Selamat merayakan kemerdekaanmu yang ke-72, Indonesia. —Rappler.com

17 alasan saya mencintai Indonesia adalah pemenang kompetisi menulis dalam rangka Hari kemerdekaan RI ke-72 yang Rappler adakan. Untuk tulisan-tulisan lain yang dikirimkan pembaca dapat dibaca di situs x.rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!