Sketsatorial: Insiden yang dialami Indonesia dalam sejarah SEA Games

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sketsatorial: Insiden yang dialami Indonesia dalam sejarah SEA Games
Ini bukan pertama kalinya Indonesia mengalami insiden di SEA Games. Atlet-atlet Tanah Air pernah juga melakukan walkout dari pertandingan karena sejumlah alasan

JAKARTA, Indonesia — Acara pembukaan SEA Games 2017 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, menarik perhatian masyarakat Indonesia karena alasan yang keliru.

Dalam buku panduan acara, bendera Indonesia dicetak terbalik. Yang seharusnya merah-putih, menjadi putih-merah.

Namun ini bukan pertama kalinya Indonesia mengalami insiden dalam SEA Games. Atlet-atlet Tanah Air pernah juga melakukan walkout dari pertandingan karena sejumlah alasan.

Simak uraiannya di Sketsatorial Rappler Indonesia.

Pada SEA Games sebelumnya di Singapura 2015, dua pelari gawang Filipina, Eric Cray dan Kayla Richardson, terlihat mengenakan kostum dengan warna merah di atas biru pada bendera mereka.

Kejadian bendera terbalik ini juga tidak disadari Eric Cray dan Richardson. Mereka pun meminta maaf kepada masyarakat Filipina.

Bagi bangsa Filipina, jika warna merah berada di atas, hal itu mengartikan bahwa negara sedang ada dalam peperangan. Tapi dalam situasi damai sekalipun mereka beberapa kali melihat bendera merah-biru tampil.

Selain insiden bendera, beberapa atlet Indonesia juga melakukan “walkout” dari pertandingan SEA Games 2017. 

Tim sepak takraw putri Indonesia memilih untuk walkout karena merasa dicurangi wasit asal Singapura.

Keputusan tim sepak takraw putri untuk walkout membuat Indonesia tidak dapat menambah pundi-pundi medali karena dilarang bertanding memperebutkan peringkat tiga melawan Filipina.

Sebelumnya, tim sepak bola Indonesia juga pernah melakukan walk out di SEA Games 1977 setelah tidak puas dengan kepemimpinan wasit Othman Omar asal Malaysia.

Saat itu Indonesia menghadapi Thailand dan skor sementara 1-1. Dengan tensi yang tinggi, pemain Indonesia yang merasa dirugikan wasit selama 60 menit akhirnya berkelahi dengan kubu Thailand.

Indonesia dianggap memicu perkelahian oleh komite SEA Games, dan sebagai bentuk protes mereka, timnas Indonesia absen saat laga perebutan perunggu melawan Burma.

Tim tenis meja Indonesia juga menyatakan mundur pada SEA Games 1989 di Kuala Lumpur. 

Hal ini dilakukan setelah Rossy Syechbubakar, salah satu atlet tenis meja Indonesia, dikerjai wasit tuan rumah, Goh Kun Tee, yang memberikan angka gratis kepada atlet tuan rumah. 

Padahal, bola pukulan Rossy menyambar tipis bibir meja, namun wasit mengatakan keluar dan memberikan angka bagi lawan Rossy, Leong Mee Wan.

Ketua umum Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia saat itu, (almarhum) Ali Said, yang berada di arena pertandingan langsung menginstruksikan atlet dan ofisial tenis meja untuk mengundurkan diri. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!