5 hal tentang Siman Sudartawa, peraih emas cabang renang SEA Games 2017

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal tentang Siman Sudartawa, peraih emas cabang renang SEA Games 2017

ANTARA FOTO

Siapa sangka atlet renang I Gede Siman Sudartawa takut air ketika masih kecil?

 

JAKARTA, Indonesia — Performa dari salah satu atlet dari cabang renang di SEA Games 2017 terus diperbincangkan banyak orang. Kegigihannya untuk mendapatkan mendali emas di ajang tersebut banyak dipuji oleh masyarakat. 

Dia adalah I Gede Siman Sudartawa. Pria yang lahir di Klungkung, Bali, pada 8 September 1994 ini menuai prestasi dan kebanggaan bagi Indonesia. Ia berhasil memecahkan rekor SEA Games di nomor gaya punggung 50 meter pada Senin, 21 Agustus.

Siman berhasil mencatat waktu 25,20 detik pada gelaran SEA Games 2017 cabang renang yang diadakan di National Aquatic Centre, Kuala Lumpur, Malaysia.

Ini merupakan rekor baru ajang 2 tahunan ini. Rekor gaya punggung sebelumnya ada di 25,27 detik milik perenang Singapura, Quah Zheng Wen.

Meskipun pada nomor 100 meter gaya punggung putra di kejuaraan yang sama, ia hanya berhasil meraih perak. Namun, Siman tetap membuat perolehan emas bagi Indonesia di kejuaraan tersebut bertambah. 

Bagaimana kehidupan seorang atlet cabang renang? Berikut 5 fakta unik dari I Gede Siman Sudartawa.

Benci air saat kecil

Perenang Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, melaju dalam final renang 50 meter gaya punggung putra SEA Games XXIX di National Aquatic Centre, kawasan Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 Agustus 2017. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Meskipun saat ini menjadi seseorang yang terus bergulat dengan air, nyatanya Siman sangat membenci air ketika ia kecil. Ia bahkan mengaku bahwa sulit untuk diajak mandi oleh ibunya. 

Keinginannya untuk memulai berenang bukan dari hobi atau pun tuntutan orangtua, tetapi karena ia tidak ingin kalah dari temannya. Saat masih anak-anak, Siman melihat temannya yang mahir berenang. Ternyata pemandangan tersebut cukup membuat dia iri dan akhirnya belajar berenang.

Meskipun pada awalnya Siman membenci air, pada akhirnya ia fokus untuk belajar berenang karena temannya. Selain itu, Siman juga menginiginkan postur tubuh yang tinggi sehingga ia terus berenang. Saat belajar berenang, Siman ternyata memang memiliki kemampuan dan mulai mengikuti kejuaraan renang setelah enam bulan berlatih.

Pernah menjajal naik gunung

Air dan gunung merupakan dua hal yang berbeda. Namun, ternyata Siman pernah mencoba untuk mendaki gunung. Gunung pertama yang ia coba taklukan adalah Gunung Agung yang berada di Bali.

Kabar keindahan yang ada di atas gunung mengantarkan Siman untuk mendaki gunung dengan ketinggian 3,142 meter di atas permukaan laut tersebut. Gunung Agung sendiri merupakan lokasi yang pas untuk menyaksikan matahari terbit. Dari di puncak gunung ini pula, para pendaki bisa bisa melihat Gunung Rinjani yang ada di Lombok.

Gemar berkelana

Menjadi atlet membuat Siman harus mengikuti banyak kejuaraan di dalam dan luar negeri. Meskipun memiliki jadwal latihan yang padat untuk setiap kejuaraan, Siman tidak pernah mau menyia-nyiakan kesempatan.

Sambil latihan dan sambil bertarung di kolam renang, ia juga menyempatkan berkeliling melihat tempat yang saat itu sedang ia datangi jika memang waktunya memungkinkan. 

Selain itu, terkadang Siman juga memang mengunjungi tempat tersebut karena memang ia ingin. Kesukaannya kepada travelling membawanya ke banyak tempat di dunia. Tak jarang Siman juga memotret momen bahagianya ketika bisa berjalan-jalan ke Instagramnya. 

Seorang mahasiswa jurusan manajemen

Perenang Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, merentangkan bendera Merah-Putih usai menjuarai final renang 50 meter gaya punggung putra SEA Games XXIX di National Aquatic Centre, kawasan Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 Agustus 2017. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Siapa yang mengira bahwa seorang perenang bisa mengenyam pendidikan di bidang yang jauh dari olahraga? Hal tersebut terjadi pada Siman. 

Sejak fokus latihan berenang ketika duduk di bangku sekolah dasar, Siman banyak mendapatkan pendidkan formal lewat home schooling. Ia mengaku home schooling dipilihnya karena jadwal latihannya yang padat.

Namun, setelah sukses dengan beberapa kejuaraan, Siman tidak menjadikan pendidikan sebagai hal sepele. Nyatanya, ia merupakan mahasiswa jurusan manajemen di Perbanas Institute yang terletak di Karet Kuningan, Jakarta Selatan. 

Kecintaannya terhadap dunia pendidikan juga sering ia tuliskan pada caption fotonya di Instagram. 

Dekat dengan keluarga

Pada zaman yang setiap orangnya miliki kesibukan masing-masing, tidak sedikit keluarga yang akhirnya harus mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama. Meskipun menjadi seorang atlet juga berarti memiliki banyak beban dan tanggung jawab, hal tersebut tidak membawa Siman jauh dari keluarganya.

Siman memang dekat dengan sang ibu, Karmini. Beliaulah yang selalu mengantar Siman berlatih ketika masih tinggal di Bali. Selain itu, ibunya juga yang menemani Siman saat pertama kali pindah ke Jakarta. Bahkan hingga saat ini, Karmini juga yang masih rajin merapikan kamar kost Siman.

Ketika ada di Bali, Siman tidak pernah melupakan keluarganya dan sering melakukan doa bersama. Tidak lupa, ia juga membagikan potret kebersamaan keluarganya ke Instagram. —Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!