Sejarah penyembelihan hewan kurban setiap Iduladha

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sejarah penyembelihan hewan kurban setiap Iduladha
Umat Muslim memercayai, Nabi Ibrahim awalnya bermimpi menyembelih anaknya, Nabi Ismail, sebelum digantikan dengan hewan kurban

 

JAKARTA, Indonesia — Umat Muslim merayakan Idul Adha setiap 10 Dzulhijjah dalam kalendar Islam. 

Hari ini juga disebut Lebaran Haji karena bertepatan dengan ibadah haji.  Ada juga yang menyebut Lebaran Kurban karena mereka yang mampu diwajibkan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada masyarakat yang kurang mampu.

Bagaimana sebenarnya sejarah awal penyembelihan hewan kurban?

Sejarah ini tertulis dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaffat ayat 101-110. Dalam surat tersebut disebutkan Nabi Ibrahim yang belum dikaruniai keturunan berdoa kepada Allah untuk diberikan seorang anak yang baik dan sholeh.

Allah mengabulkan doa tersebut dan anak tersebut diberi nama Ismail, yang juga menjadi seorang nabi. Ismail menjadi anak yang baik, taat kepada orang tua dan Allah, juga seorang penyabar. 

Namun, kesabaran yang dimiliki oleh Ismail dan ayahnya diuji oleh Allah. Suatu hari Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Mimpi itu datang bukan hanya sekali, tetapi selama tiga malam berturut-turut. Lalu Ibrahim percaya bahwa mimpi itu merupakan pesan dari Allah. 

Sebagai Nabi yang taat kepada Allah, Ibrahim berencana untuk melakukan apa yang ada di mimpinya tersebut. Namun sebelum itu, Ibrahim menanyakan pendapat Ismail tentang mimpinya tersebut.

“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?” tanya Ibrahim kepada anaknya. Lalu Ismail menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Ismail, anak kesayangan yang diimpikan Ibrahim, harus disembelih. Namun karena ketaatan Ibrahim atas ujian yang ia terima, Allah menggantinya dengan hewan.

Setelah keduanya memantapkan niat, akhirnya segala macam persiapan untuk mengorbankan Ismail disiapkan. Ismail dan Ibrahim yang kala itu akan melakukan proses penyembelihan meminta kekuatan kepada Allah. Hingga semua persiapan selesai dan penyembilan dimulai, ternyata Allah menurunkan firman-Nya.

Dalam firman-Nya, Allah berkata bahwa ia akan memberikan balasan kepada orang yang telah berbuat baik. Ibrahim dan Ismail yang sabar dan taat kepada Allah akhirnya diberikan balasan atas perbuatan keduanya.

Allah SWT berfirman, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (QS Ash-Shaffat ayat 107). 

Para ulama percaya bahwa seekor sembelihan besar yang dimaksud ketika itu adalah seekor kambing atau domba besar yang hidup di daerah timur tengah. 

Akhirnya, Ismail digantikan oleh hewan kurban atas kesabaran dan ketaatkan keduanya kepada Allah. Ini juga sekaligus pelajaran untuk kita semua. Setiap Iduladha tiba, cobalah untuk mengingat kisah ini agar menjadi manusia yang sabar dan selalu taat kepada Allah, karena pada akhirnya Allah akan membalas seluruh perbuatan baik yang dilakukan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!