SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Pada tahun 1975, Bella Galhos sempat dijual oleh ayahnya seharga Rp50 ribu.
Saat itu ia masih berumur tiga tahun. Keluarga Galhos pada masa itu hidup dalam kesulitan. Timor Leste masih dikuasai militer Indonesia.
Terjadi pembantaian massal, pemerkosaan, dan pembunuhan di luar proses hukum di sana. Beranjak remaja, Bella terlibat dalam perlawanan untuk kemerdekaan negaranya.
Pada 1999, ketika Timor Leste mendapat kemerdekaannya, Bella sempat bekerja sebagai penasihat di Istana Kepresidenan di mana ia mengadvokasi hak-hak perempuan dan anak.
Sebagai aktivis perempuan, ia peduli terhadap isu pendidikan dan lingkungan hidup di negaranya. Saat ini Bella telah membangun sekolah hijau di kampungnya, yang ia beri nama Leublora Green School.
Tahun ini ia mendapatkan anugerah The Unsung Hero dari Dalai Lama.
Bella berkunjung ke Indonesia untuk menyampaikan advokasinya. Bekerjasama dengan Rujak Center for Urban Studies, Rappler Indonesia mengadakan acara bincang-bincang bersama dengan perempuan kelahiran 1972 ini.
Berikut detil acaranya:
Rappler Talk: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Dari Timor Leste
Rabu, 20 September 2017
15:30 WIB – 17:30 WIB
GoWork Coworking Space
UOB Plaza, Chubb Square, Lantai 9
Jl. MH Thamrin No. 10 Jakarta Pusat
RSVP kehadiran Anda ke redaksi@rappler.com. Tempat terbatas. —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.