Filipino boxers

Kisah mantan personel JKT48 yang sukses menjadi presenter Bigo Live

Fanny Sara

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah mantan personel JKT48 yang sukses menjadi presenter Bigo Live
Chikita Ravenska Memesha mendapat Rp8 juta per bulan dari siaran langsung di Bigo Live. Bagaimana caranya menghindari konten-konten negatif di sana?

 

JAKARTA, Indonesia — Munculnya berbagai aplikasi live streaming membuka kesempatan bagi siapapun yang gemar tampil berbicara di depan layar. Bigo Live, Nono Live, dan yang terbaru 17, merupakan beberapa nama aplikasi live streaming yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Selain cuap-cuap di depan kamera smartphone, para pengguna juga menggunakan aplikasi ini sebagai lahan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. 

Seperti yang dilakukan oleh Chikita Ravenska Memesha, seorang mahasiswi berusia 21 tahun. Baginya, daripada hanya diam di rumah, lebih baik berinteraksi dengan cara berbicara di Bigo Live karena dapat menghasilkan uang. Ia memanfaatkan aplikasi live streaming tersebut sebagai tempatnya menjadi seorang presenter.

Kini ia sudah menjadi presenter di Bigo Live selama 4 bulan. Per bulannya, ia mendapatkan Rp8 juta.

Chikita mengatakan, ia hanya perlu siaran selama 2 sampai 3 jam per harinya setiap hari. Siaran ini dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Tidak ada batasan waktu yang menghalanginya. Bahkan tengah malam pun diperbolehkan.

“Paling maksimal siaran itu 3 jam,” kata Chikita kepada Rappler.

“Tiga jam itu dapet Rp200 ribu sehari. Kalikan saja Rp200 ribu per 30 hari,” ujarnya yang menjumlahkan per bulan mendapat Rp6 juta, berkat siaran langsung 3 jam per hari.

Ia menambahkan, hasil tersebut masih akan bertambah jika ada penontonnya yang memberikan “Gift” atau hadiah selama siaran berlangsung. Hadiah yang diberikan bisa mencapai Rp500 ribu.

“Nanti hasilnya ditotalin sama gift dan dikali Rp500 ribu. Nanti hasil siaran sama gift itu digabung. Saya sih paling besar dapat Rp8 juta,’’ ujar mantan personel girl group JKT48 ini.

Bergabung dengan manajemen

Chikita Mamesha memutuskan menjadi presenter aplikasi live streaming saat sudah tidak bermusik lagi bersama JKT48. Foto oleh Fanny Sara/Rappler

Sebagai seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta, tentu Chikita belum pernah memiliki pengalaman broadcasting sebelumnya. Tapi ternyata, untuk menjadi presenter di Bigo Live, menurutnya, tidak harus melalui proses yang rumit.

Cukup bergabung dengan manajemen atau broadcasting agency, maka seseorang bisa langsung siaran menjadi presenter. Menurut Chikita, keuntungan bergabung dengan manajemen adalah ia tak perlu lagi repot mencairkan dana karena sudah diatur oleh timnya. Selain itu, ia akan mendapat akun resmi sebagai official account presenter yang muncul saat siaran langsung.

“Yang ngurusin semuanya itu tim manajemennya. Jadi tiap hari itu difoto, capture, berapa jam siaran dan gift-nya berapa. Pada akhir bulan dicairkan oleh tim manajemennya,” katanya.

Setelah sebulan siaran, ada dua cara untuk proses pengambilan uang. Pertama bagi yang berdomisili di Jakarta, bisa datang langsung ke tempat kantor tim manajemen. Kedua, bagi yang di luar Jakarta bisa melalui metode transfer bank.

Lalu apa yang menjadi kriteria seorang presenter bisa bergabung dengan manajemen? Chikita mengatakan, bahwa untuk menjadi seorang presenter yang dinilai adalah cara berbicara.

“Pertama kirim biodata dulu, tinggi badan, foto, dan segala macam. Terus diwawancara cara ngomongnya gimana, enak apa enggak. Terus pembawaan gesturnya enak apa enggak kalau dilihat, cakep apa enggak,” ungkapnya.

“Kalau misalkan 30 menit diwawancara, terus diterima, besoknya bisa langsung siaran.”

Menghindari konten negatif

Tapi apa saja sih yang dibicarakan oleh Chikita selama melakukan siaran langsung?

“Biasanya sih saya ngomongin soal JKT48, musik, makanan, dan masak,” katanya merujuk pada mantan grupnya.

Chikita mengatakan, selain menjadikan ini sebagai ladang penghasilan, siaran langsung seperti ini dapat melatih dirinya untuk berinteraksi sosial dengan orang banyak, melatih berbicara di depan layar sekaligus memperbaiki gaya public speaking-nya.

Ia juga dituntut untuk mencari ide-ide segar agar topik yang dibawakannya setiap hari tidak membosankan. Menjadi kreatif adalah salah satu tujuannya juga. 

Aplikasi Bigo Live sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada akhir tahun 2016 lalu. Kemkominfo menyatakan, karena ditemukan dugaan konten pornografi dalam aplikasi tersebut.

Namun pemblokiran tersebut dicabut beberapa waktu kemudian setelah pihak Bigo melakukan mediasi dengan Kemkominfo. Rappler mencoba untuk menghubungi Bigo namun hingga tulisan ini diturunkan belum mendapat jawaban.

Chikita mengaku, agar terhindar dari ujaran-ujaran pornografi di aplikasi tersebut, ia mengatasinya dengan menentukan waktu jam siarannya. Ketika konten-konten dan ujaran-ujaran pornografi biasanya muncul sekitar pukul 24:00 hingga sekitar 02:00 WIB, ia memilih waktu siarannya di pagi atau siang hari. 

“Normalnya kalau siaran itu pagi. Jadi saya siaran itu pagi, siang, sore, atau malam. Malam itu mentoknya jam 11, abis itu off. Karena lewat dari jam itu, biasanya yang suka mesum pada aktif,” ucapnya.

Bahkan ketika ia siaran pun, ia tak luput mendapat komentar-komentar negatif seperti diminta penonton untuk membuka pakaiannya. 

Chikita meresponnya dengan sederhana, “Jangan kayak gitu dong, Kak,” ujarnya menirukan apa yang ia ucapkan ke penonton sambil tersenyum.

Ia pun tak terlalu ambil pusing jika masih dalam batas kewajaran.

“Kadang-kadang aku diemin aja, tapi kalau misalkan udah keterlaluan, aku report supaya dia kena banned. Biar dia enggak bisa muncul lagi di Bigo dan langsung diblok akunnya sama pihak Bigo,” tuturnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!