Cerita kerinduan menanti hadirnya buah hati saat Hari Ibu

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cerita kerinduan menanti hadirnya buah hati saat Hari Ibu
Meski sudah menikah selama 6,5 tahun, Azelia Faramita belum diberi kesempatan oleh Yang Kuasa untuk memiliki keturunan dan menjadi seorang ibu

JAKARTA, Indonesia —Setiap tahunnya, tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Namun tentu saja, Hari Ibu bukan hanya ditujukan untuk mereka yang telah menyandang status sebagai ibu, seseorang yang melahirkan dan membesarkan anak-anaknya.

Hari Ibu juga jadi milik perempuan sebagai calon ibu seperti Azelia Faramita. Azelia dan suaminya Agung Wibowo menikah pada 16 Juli 2011. Namun hingga usia pernikahan mereka memasuki 6,5 tahun, Yang Kuasa belum juga memercayakan keturunan pada mereka.

Di Hari Ibu seperti sekarang ini, tak dipungkiri, rasa dan pertanyaan tentang kapan ia akan diberi kesempatan melahirkan anak dan menjadi seorang ibu melintas di benak perempuan yang berprofesi sebagai dosen Public Relations di beberapa universitas swasta di Jakarta dan Tangerang ini.

Saat Hari Ibu tiba, tak cuma mengingat dan berterima kasih pada sang ibu yang sudah melahirkan dan membesarkannya, Azeli juga terus memikirkan calon anaknya kelak.

Kondisi kesehatan

Tak pernah terlintas di benak Azelia bahwa ia harus selama ini menanti keturunan. Padahal usai menikah, ia dan suami tak menunda kehamilan. “Tahun pertama menikah itu bukan menunda tapi belum dikasih. Enam bulan pertama menikah saya langsung check up dan memang ternyata ada polip di luar dan di dalam rahim saya,” ujar Azelia pada Rappler.

MENIKAH 6,5 TAHUN. Azelia Faramita dan suaminya Agung Wibowo menikah 16 Juli 2011 lalu. Foto dari dokumentasi pribadi Azelia Faramita

Kondisi kesehatan dan fisiknya saat itulah yang membuatnya harus melewati serangkaian tindakan dari pihak dokter. “Polip di bagian luar sudah digunting dan dibersihkan. Yang di dalam rahim setelah setahun menikah baru dikuretase.”

Tapi setelah menunggu setahun setelah tindakan tersebut, ia tak kunjung hamil. Setelah menjalani pemeriksaan lanjutan, ternyata ditemukan penyumbatan di rahimnya. Ia pun kembali menjalani tindakan medis.

“Tahun ketiga udah mikir bayi tabung. Tapi masih belum fix. Ternyata di tahun kelima pernikahan baru ditemukan saya ada kelainan jantung. Harus ditindak lagi dengan operasi jantung. Nah, di situ saya mulai galau lagi sampai sekarang, apakah harus operasi jantung dulu atau langsung bayi tabung,” ungkap Azelia.

Yakin akan dimudahkan

Meski belum dipercaya oleh Yang Kuasa untuk mengandung dan melahirkan anak, Azelia selalu bisa membayangkan dirinya sebagai seorang ibu. Ia tahu persis ia akan jadi ibu yang seperti apa kelak.

“Kayaknya saya bakal jadi ibu yang total ngurusin anak. Kayak sebelum punya anak saja, pas udah mulai mau program, saya udah mulai total mengurangi kegiatan. Jadi kalau nanti dikaruniai anak, saya juga akan total. Saya ingin mengurus anak tapi tetap bisa berkreasi juga. Mungkin porsinya 80% untuk anak dan 20% untuk aktualisasi diri,” ujar perempuan kelahiran 8 Desember 1985 ini.

Tak jarang juga, pikiran yang mempertanyakan apakah ia bisa punya keturunan sendiri atau tidak, menggelayut di benak Azelia. Biasanya pikiran-pikiran itu datang di momen atau hari-hari tertentu, salah satunya Hari Ibu.

“Dengan umur saya sekarang 32 tahun dan usia pernikahan 6,5 tahun, kenapa kok belum dikaruniai anak? Setiap mau program serius, kayak ada cobaan dan cobaan lagi. Sampai kayak sekarang ini saya ada di titik yang berpikiran, ‘Ya sudahlah, nanti dulu saja lah. Saya menikmati dulu dengan suami sekarang ini’. Gitu.”

Untungnya, sang suami juga sepikiran dengan Azelia. Menurut suaminya, jika memang saatnya tiba dan Tuhan berkehendak memberi mereka keturunan, pasti akan dimudahkan. Semua proses akan dimudahkan.

Naluri keibuan

Tak dipungkiri, setiap perempuan pasti memiliki naluri keibuan di diri mereka, meskipun ia belum memiliki anak sendiri. Itu pula yang dirasakan Azelia. Bahkan saat ia menjalankan profesinya sebagai dosen, banyak hal-hal yang terjadi yang tanpa disadarinya telah secara tidak langsung memberikan rasa dan pengalaman sebagai seorang ibu.

“Saya mengajar ada di dua kelas, satu kelas totalnya ada 43 anak. Ada satu masa di mana saya merasa bahwa saya memang belum melahirkan anak dari rahim saya, tapi mereka (para mahasiswa) sudah kayak anak saya. Terus saya sadar sampai nanggis di depan kelas karena bangga. Kebetulan mereka sukses menggelar 2 event di kampus. Dan mereka bilang ‘Kak, ini berkat kakak lho kita bisa begini’. Terus saya sadar, bahwa ternyata mendidik itu walaupun bukan anak sendiri tapi sudah seperti prestasi buat saya.”

Mungkin itu yang dirasakan Azelia jika naluri keibuannya muncul. Sama juga seperti ketika ia mengasuh dua keponakannya, anak dari adik perempuannya. “Saat mengasuh mereka, naluri keibuan saya itu terasa banget. Bahkan mereka (dua keponakannya) bisa lebih dekat ke saya ketimbang dengan ibunya. Saya enggak bisa cuek sama mereka. Dan pada dasarnya saya juga suka anak-anak,” tambah Azelia.

MENGASUH KEPONAKAN. Azelia mengaku merasakan naluri keibuannya muncul saat mengasuh dua keponakannya. Foto dari dokumentasi pribadi Azelia Faramita

Meski berusaha terus berpikir positif dan pasrah sera berserah pada Yang Kuasa, sebagai manusia biasa tentunya ada masa-masa di mana Azelia berpikir dan bertanya tentang kapan ia bisa menjadi seorang ibu. Ada juga masa saat ia harus ikhlas menghadapi kenyataan bahwa adik perempuannya lebih dulu diberikan keturunan daripada dirinya yang nyata-nyata menikah lebih dulu dari adiknya.

“Waktu pertama kali tahu bahwa adik saya hamil, saya menangis. Kok saya menikah duluan tapi adik saya yang dikasih anak duluan? Pas dia hamil yang kedua, dia positif testpack, saya nangis juga. Tapi ketika dia melahirkan, ya udah biasa aja. Cuma sempat ada rasa dan pertanyaan, ‘Kok saya belum?'”

Yakin akan jadi ibu

Tak bisa dipungkiri, pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban akan selalu hadir di benak Azelia. Tapi ia yakin, satu hari nanti Tuhan akan memberikan kesempatan baginya untuk mengandung anak sendiri. “Saya mikir, apa doa saya yang kurang keras atau memang belum waktunya saja? Tapi kalaupun saya dan suami tidak punya anak sampai tua, ya sudah, kami akan hidup berdua. Tapi kalau Allah kasih jalan untuk hamil atau mengasuh anak orang lain, pasti akan dimudahkan. Tapi sekarang saya belum kepikiran untuk adopsi.”

Tadinya, sempat ada momen di mana Azelia berpikir ia akan menjadi ibu yang mengasuh anak dari adik iparnya yang tadinya dipikir tengah mengandung anak keempat. “Sempat sih waktu itu adiknya suamiku mungkin hamil anak keempat. Dia bingung dan kondisi keuangannya masih drop. Nah, dia menelepon saya kalau dia udah ‘telat’. Saya suruh testpack atau ke dokter. Tapi dia bilang mau langsung digugurin. Waktu itu saya bilang jangan. Mending dikasih ke saya dan suami saya juga setuju,” cerita Azelia.

HARI IBU. Di Hari Ibu, Azelia mendamba anak yang satu hari nanti akan memanggilnya "Ibu". Foto dari dokumentasi pribadi Azelia Faramita

Namun Tuhan ternyata belum mengabulkan keinginannya. Karena saat dicek ulang, ternyata sang adik ipar tidak hamil. “Ada sedikit perasaan yang gimana gitu. Dan ternyata bukan saya saja, suami saya juga berpikiran sama. Tadinya mikir pasti senang nanti rumah ramai, ternyata enggak jadi.”

Jika banyak pasangan lain memutuskan untuk mengadopsi anak, Azelia dan suami mengaku belum berpikir menempuh opsi tersebut. “Tanggung jawabnya lebih besar karena harus bertanggung jawab pada orang tua yang menitipkan dan juga tanggung jawab pada Allah,” ujar Azeli yang masih menyimpan keyakinan bahwa kelak ia akan dikaruniai anak.

“Saya sama suami masih yakin kita bisa punya anak sendiri. Dan keyakinan itu belum punah.”

Mungkin karena keyakinan itu pula, Azelia sedikit merasa sentimental di Hari Ibu. “Kapan ya saya dipanggil ‘Ibu’ beneran sama anak saya sendiri?’ Itu yang kadang suka saya tanyakan. Kapan saya dipanggil ‘Ibu’ atau ‘Bunda’ sama anak sendiri. Kalau sekarang kan sama keponakan atau anak kecil lain, tapi anak sendiri kapan?”  

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!