UNAIDS: Jumlah orang yang menjalani pengobatan HIV/AIDS mencapai rekor

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

UNAIDS: Jumlah orang yang menjalani pengobatan HIV/AIDS mencapai rekor
Tapi, UNAIDS juga memperingatkan bahwa ada ancaman baru di Asia dan Pasifik.

Yuk, tes HIV. Cari tahu lebih lanjut di sini.

JAKARTA, Indonesia – Sebuah laporan baru oleh UNAIDS menunjukkan bahwa negara-negara dunia berada di Fast-Track untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030, sesuai dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.

Jumlah orang yang mendapatkan pengobatan bertambah dua kali lipat antara 2010 dan 2015 di Asia dan Pasifik. 2,1 juta orang  -sebuah rekor- sekarang memiliki akses ke obat-obatan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Jika upaya-upaya ini berkelanjutan dan ditingkatkan, Asia dan Pasifik akan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target regional 4,2 juta orang mengikuti pengobatan pada tahun 2020.

Laporan Get on the Fast-Track: the life-cycle approach to HIV diluncurkan pada tanggal 22 November di Windhoek, Namibia, oleh Presiden Namibia, Hage Geingob dan Direktur Eksekutif UNA IDS, Michel Sidibé. 

“Sekitar dua tahun lalu, 15 juta orang mengakses pengobatan antiretrovial. Hari ini, lebih dari 18 juta sedang dalam pengobatan dan infeksi HIV baru di kalangan anak-anak terus menurun,” kata Presiden Geingob. “Sekarang, kita harus memastikan bahwa dunia tetap pada Fast-Track untuk mengakhiri wabah AIDS pada tahun 2030 di Namibia, di Afrika, dan seluruh dunia.”

Steve Kraus, Direktur Tim Dukungan Regional UNAIDS untuk Asia dan Pasifik, mengatakan bahwa wilayah Asia Pasifik telah membuat langkah signifikan untuk menjaga kesehatan orang yang hidup dengan HIV. “Dalam lima tahun terakhir, lebih dari satu juta orang telah mulai mengakses pengobatan antiretroviral. Ini adalah prestasi besar,” kata Kraus.

Laporan itu juga menunjukkan pengobatan terbukti menyelematkan nyawa. Pada 2015, ada lebih banyak orang di atas usia 50 tahun hidup dengan HIV daripada sebelumnya, yaitu 5,8 juta. Jika target pengobatan global tercapai, jumlah tersebut diharapkan melambung menjadi 8,5 juta pada tahun 2020. 

Tetapi selain kabar baik, laporan itu juga memperingatkan risiko resistensi obat dan perlunya mengurangi biaya perawatan kedua dan ketiga. Hal lain yang disoroti adalah perlunya untuk lebih sinergi dengan pengobatan Tuberkulosis (TB), Human papillomavirus (HPV), kanker serviks, dan Hepatitis C untuk mengurangi penyebab utama penyakit dan kematian di antara orang yang hidup dengan HIV. Pada 2015, 82.000 dari 180.000 orang yang meninggal akibat penyakit terkait AIDS di Asia Pasifik, meninggal karena TB.

Pencegahan dan pengobatan HIV harus diselaraskan agar sesuai dengan kebutuhan anak muda. Banyak anak yang lahir dengan HIV dan terus bertahan hidup sementara mereka memasuki usia dewasa. Remaja yang hidup dengan HIV memiliki tingkat tertinggi ketergantungan terhadap obat dan kegagalan dalam pengobatan.

Kurang dari setengah populasi di Asia dan Pasifik mengetahui status HIV mereka. Sangat penting untuk meningkatkan akses terhadap tes HIV dengan meningkatkan strategi inovatif. 

(BACA: Yuk, tes HIV)

Secara keseluruhan, laporan ini mendesak negara-negara untuk terus mengikuti strategi Fast-Track pencegahan, tes, dan pengobatan HIV, untuk mengakhiri epidemi AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030 dan memastikan bahwa generasi mendatang bebas dari HIV. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!