Empat agenda utama Menlu Australia Julie Bishop di Indonesia

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Empat agenda utama Menlu Australia Julie Bishop di Indonesia

ANTARAFOTO

Pemerintah Australia memiliki kepentingan besar untuk membendung pejuang asing yang kembali dari Irak dan Suriah

JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop kembali berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungan yang ke-8 kalinya itu dia membawa 4 agenda utama untuk dibahas bersama mitranya.

Agenda pertama menyangkut penanggulangan terorisme yang menjadi kekhawatiran kedua negara. Pemerintah Australia khawatir terhadap para pejuang asing yang kembali dari Irak dan Suriah pasca pasukan pemerintah berhasil merebut beberapa kota dari tangan organisasi teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Saat ini ada sekitar 110 warga Australia yang diketahui berjuang bersama ISIS di Irak dan Suriah. Sementara, Indonesia pernah menyebut ada sekitar 500 warganya yang telah berangkat ke Irak dan Suriah untuk berjuang bersama ISIS.

“Jika mereka selamat dari konflik di sana, maka kami duga mereka akan kembali ke Tanah Air. Oleh sebab itu, butuh upaya dari dunia internasional untuk memonitor pergerakan mereka. Maka penting bagi kedua negara untuk saling bertukar informasi, sehingga kami tahu di mana dan apa yang mereka lakukan,” ujar Bishop di kantor Kemenkopolhukam pada Rabu, 26 Oktober.

Menurut Bishop berdasarkan pengalaman mereka menghadapi para jihadis yang kembali dari Afghanistan, maka para pejuang asing ini dapat membahayakan warga Australia dan negara lain.

“Jika kalian melihat angkanya, diprediksi jumlah pejuang asing Australia yang kini berada di Suriah dan Irak bisa mencapai 4 hingga 5 kali lipat jumlahnya. Mereka memiliki jaringan, pengalaman, dan kemampuan yang dapat membahayakan warga Australia. Pemerintah berupaya melakukan apa pun, salah satunya dengan bekerja bersama mitra kami di Indonesia,” kata Bishop lagi.

Agenda kedua, membahas jadwal kunjungan kenegaraan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Australia. Rencananya Jokowi akan melakukan kunjungan kenegaraan pertama ke Australia pada bulan November. Namun, hingga saat ini belum ditentukan tanggal kunjungan tersebut.

“Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Presiden Jokowi telah mengadakan pembicaraan beberapa bulan yang lalu dan kami akan terus membangun hubungan yang lebih erat,” ujar Bishop yang ditemui di Istana Presiden usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Jokowi.

Agenda ketiga, yakni mengikuti KTT Asosiasi Negara-Negara di lingkar Samudera Hindia (IORA). Indonesia menjadi ketua IORA pada tahun ini dan menyelenggarakan KTT yang pertama. Bishop termasuk salah satu dari 11 Menlu yang menghadiri KTT tersebut.

KTT tersebut akan dilakukan pada tanggal 27-28 Oktober dan diharapkan akan menghasilkan dokumen bernama Bali Communique. Dokumen tersebut akan memuat visi dan langkah konkret bagi penguatan kerja sama ekonomi dan kerja sama maritim untuk kepentingan bersama.

Agenda keempat, menghadiri pertemuan bilateral dalam format 2+2 di Bali. Pertemuan tahunan ini akan menghadirkan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari Indonesia dan Australia.

Menurut Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, Edi Yusup inti dari pertemuan 2+2 menjadi dasar dari pertemuan Bali Process yang sebagian besar membahas tindak kejahatan penyelundupan manusia, perdagangan orang dan kejahatan lintas negara.

“Di dalam pertemuan 2+2, terdapat 5 agenda. Salah satunya membahas peningkatan keberadaan Indonesia dan Australia di kawasan Pasifik,” ujar Edi ketika dihubungi Rappler pada Selasa, 25 Oktober.

Kerjasama maritim pun, kata Edi juga ikut dibahas, khususnya menyangkut stabilitas di wilayah Laut Sulu dan Laut Tiongkok Selatan. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!