Dunia menanti kebijakan ekonomi Presiden-terpilih Trump

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dunia menanti kebijakan ekonomi Presiden-terpilih Trump

AFP

Mahendra Siregar yang pernah menjabat Wakil Menkeu dan Wakil Mendag memberikan catatan atas reaksi pasar pasca terpilihya Presiden Trump.

JAKARTA, Indonesia – Dua puluh empat jam setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45, dunia masih menebak bagaimana ekonomi global di era Presiden Trump.  

Sebelumnya, pada Rabu, 9 November, Trump yang diusung Partai Republik mengungguli pesaingnya, Hillary Clinton yang merupakan calon dari Partai Demokrat, dalam pemilihan presiden yang paling brutal dalam sejarah AS.

Banyak yang menilai kejutan atas terpilihnya Trump lebih besar ketimbang peristiwa Brexit, ketika referendum di Inggris Raya menghasilkan suara lebih banyak bagi yang ingin negara tersebut keluar dari Uni Eropa. Meski demikian, Brexit juga memberikan pelajaran bagaimana merespon sebuah keputusan besar yang memiliki unsur kejutan.

Berikut adalah analisis Mahendra Siregar, ekonom yang pernah menjabat mantan Wakil Menteri Keuangan, Mantan Wakil Menteri Perdagangan, dan mantan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).  

Semua jabatan itu dijalani Mahendra, yang sebelumnya adalah diplomat, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tentang pasar saham

  • Pasar saham Asia-Pacific anjlok pada Rabu kemarin, tetapi Kamis pagi ini, 10 November, bursa saham Sydney dibuka meningkat 1,5 persen. Diperkirakan sentimen serupa juga akan terjadi di pasar lainnya di kawasan ini.
  • Pasar di AS yang langsung anjlok dengan berita menangnya Trump akhirnya malah ditutup dengan naik cukup moderat.
  • Perkembangan 2 poin di atas menunjukkan pasar cepat menyerap dan mempelajari risiko dampak dari kepresidenan Trump, dan makin mampu merespon ketidakpastian dengan cepat.
  • Selain itu, pidato kemenangan Trump mengenai pembangunan infrastruktur, pajak, dan program ekonomi memberikan kesan pemerintahan yang akan jalankan ekspansi fiskal yang akan membawa sentimen positif bagi beberapa industri. 

(BACA: Pidato kemenangan Presiden Trump secara lengkap).

Tentang pasar obligasi (bond)

  • US ten-year bond yield naik tajam. Hal ini disebabkan karena prakiraan kebijakan fiskal yang ekspansif dan  defisit anggaran Trump yang akan dibiayai lewat utang. Ini menyebabkan yield naik dan  harga obligasi (bond) jatuh.
  • Perkembangan ini juga menimbulkan tanda tanya apakah The Fed, Bank Sentral AS, akan menaikkan suku bunganya pada Desember 2016. Trump diperkirakan akan menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang sifatnya politik, termasuk menyalahkan The Fed jika ekonomi melambat, dan dampak lainnya.

Tentang pasar valuta asing (forex)

  • Nilai mata uang dolar AS (USD)  yang anjlok terhadap beberapa mata uang utama lainnya kemarin setelah Trump dipastikan menang, mulai rebound, atau kembali naik. Perkembangan USD akan terus sensitif menunggu  siapa nama-nama tim ekonomi Trump, kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintahan yang baru dan kebijakan terkait lain.
  • Nilai tukar mata uang emerging economies, negara dengan ekonomi berkembang, termasuk Rupiah yang melemah kemarin, akibat “flight to safety” ke mata uang Jepang Yen, agak membaik terhadap USD pagi ini. Diperkirakan gejolak nilai tukar mata uang negara-negara berkembang masih akan berlangsung beberapa minggu ke depan terkait perkembangan politik di AS.

Tentang pasar komoditas

  • Harga minyak dunia naik pada Kamis pagi, tapi lebih karena sentimen ketimbang fundamental sehingga tidak dapat diharapkan akan berkelanjutan.
  • Harga emas yang naik kemarin karena dianggap sebagai safe haven, diperkirakan tidak akan meningkat terlalu tajam lagi. 

Stasiun televisi AS menampilkan Presiden-terpilih AS Donald Trump berikan pidato kemenangan, pada 9 November 2016. Foto oleh Daniel Leal-Olivas/AFP

Mahendra Siregar menyimpulkan bahwa perkembangan yang terjadi di pasar setelah terpilihnya Trump, adalah respon sementara terhadap risiko dari kemenangan Trump. Kita akan mengetahui lebih banyak tentang arah dan kebijakan ekonomi Trump setelah dia memilih tim ekonominya.  

“Kita akan melihat apakah Trump akan laksanakan retorika-retorika kampanye, seperti akan menghambat impor, memotong pajak besar-besaran, membatalkan perjanjian dagang, dan sebagainya,” ujar Mahendra, dalam tulisan yang dimuat di dinding Facebook-nya. Rappler sudah mendapatkan izin mengutip tulisan itu.

(BACA : Bagaimana isu perubahan iklim, perdagangan, dan islam di era Trump)

Trump akan dilantik secara resmi sebagai Presiden AS pada Januari 2017. Lansekap politik baru AS, dengan eksekutif dan legislatif yang bersatu di belakang Trump, akan memudahkan pengambilan keputusan penting yang mengikat.  

Dunia menunggu keputusan ekonomi Presiden Trump, karena dampaknya bakal sangat besar. Jika keputusan yang diambil dianggap bertentangan dengan kepentingan dunia, biayanya akan sangat besar.

The Economist menilai, pengaruh Trump atas kebijakan ekonomi dianggap lebih krusial ketimbang situasi yang rawan terkait hubungan pemerintahan Trump dengan kalangan etnis dan agama minoritas di AS.  

Media ini mengingatkan dampak yang terjadi jika Trump menjalankan agenda kampanyenya, termasuk memasukkan orang pilihan ke jajaran dewan gubernur Bank Sentral AS, dan kemungkinan Trump menarik dukungan AS  ke lembaga multilateral seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank).

Mahendra mengatakan bahwa saat ini dunia menyadari situasi normal baru, terutama pasca Brexit. 

“Selamat datang situasi normal yang baru, di mana kita bertemu dengan pertumbuhan global yang rendah dengan risiko lebih besar atas ketidakpastian,” ujarnya. Siapkah kita? —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!