Indonesia sepakat bekerja sama dengan Belanda mencari bangkai kapal yang hilang

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia sepakat bekerja sama dengan Belanda mencari bangkai kapal yang hilang
Ada sekitar 6 bangkai kapal perang Belanda dan Inggris yang terbenam di Laut Jawa dan menghilang

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia sepakat untuk bekerja sama dengan Belanda untuk menyelidiki hilangnya beberapa bangkai kapal di era Perang Dunia II di dasar Laut Jawa. Temuan terbaru menunjukkan ada 6 bangkai kapal perang Belanda dan Inggris yang tenggelam di Laut Jawa tahun 1942 lalu dilaporkan telah hilang.

Publik di Eropa terkejut dan mereka meminta agar dilakukan penyelidikan. Semula, Indonesia menolak untuk bertanggung jawab untuk mencari bangkai kapal yang hilang itu, sebab mereka tidak pernah diminta secara khusus untuk melindungi peninggalan bersejarah tersebut. Maka, mereka menganggap tidak bertanggung jawab atas hilangnya bangkai kapal itu.

“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas tawaran mereka untuk bekerja sama usai mengetahui kabar menyedihkan terkait bangkai kapal,” ujar Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte kepada media saat memberikan keterangan pers di Istana Negara pada Rabu, 23 November.

Belanda, ujar Rutte sepakat bekerja sama untuk mencari tahu apa yang terjadi dan saling berkoordinasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kerja sama itu dimulai dengan saling berbagi data mengenai apa saja yang diketahui Belanda soal bangkai kapal itu.

“Jadi, kan banyak sekali peninggalan (di bawah laut). Data-data mengenai barang-barang peninggalan sejarah yang mungkin ada di bawah laut dan sebagainya. Data-datanya juga perlu kami ketahui. Jadi, kerja sama dari berbagi data mengenai apa saja yang mereka miliki yang ada di bawah laut,” ujar Retno di Istana Negara.

Penyelam amatir pada tahun 2002 lalu menemukan 3 bangkai kapal Belanda 60 tahun usai mereka tenggelam. Diduga kapal itu tenggelam akibat peperangan melawan pasukan Jepang.

Tetapi, tim dari Belanda terkejut saat mengetahui bangkai kapal itu sudah hilang tanpa bekas. Mereka mengetahui hal itu saat tengah melakukan ekspedisi dan menyiapkan peringatan 75 tahun peperangan tersebut pada tahun 2018.

Inggris sudah menyatakan kekecewaan mereka karena bangkai kapal milik mereka hilang dan mereka meminta Indonesia untuk bertindak dan melindungi lokasi tempat tenggelamnya kapal.

Namun, Kepala Pusat Arkeologi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bambang Budi Utomo mengatakan Indonesia tidak memiliki sumber daya untuk terus mengawasi atau berpatroli di wilayah perairan yang sangat luas. Terlebih masih banyak titik berbahaya lainnya yang harus dijaga dari para pencuri ikan dan penyelundupa manusia.

Daya tarik bagi pemburu harta karun

Menurut arkeolog, Veronique Degroot, dasar laut di Indonesia merupakan daya tarik bagi para pemburu harta karun dan pemulung benda-benda terbuat dari logam. Degroot menduga penjarahan terhadap kapal-kapal itu sudah berlangsung sejak lama, karena bangkai kapal lenyap tak bersisa.

“Para penjarah ini tidak gentar. Aksi penjarahan sangat masif, bukan hanya mereka menargetkan bangkai kapal di era Perang Dunia II, tetapi juga bangkai kapal tua lainnya,” ujar Degroot.

Biasanya yang mereka incar adalah baling-baling yang terbuat dari perunggu dari bangkai itu. Harga jualnya lebih mahal dari besi biasa. Berbeda dari kelompok pemburu hartu karun yang besar, para penjarah berskala kecil lebih mudah beroperasi karena tidak terpantau. – dengan laporan AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!