Bagaimana para pemimpin perusahaan hadapi tantangan dalam era digital?

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bagaimana para pemimpin perusahaan hadapi tantangan dalam era digital?
'Usaha Anda boleh kecil, tapi Anda tetap bisa menghasilkan uang banyak. Kalau usaha besar tapi mendapatkan sedikit, untuk apa?'

JAKARTA, Indonesia — Seiring dengan perubahan zaman, gaya kepemimpinan dalam sebuah perusahaan harus terus berkembang. Hal tersebut yang menjadi fokus dari sesi kelima dalam Forbes Global CEO Conference pada Rabu, 29 November.

Sebanyak lima pemimpin perusahaan kelas dunia ikut dalam diskusi panel yang moderatori oleh editor majalah Forbes Asia, Tim Ferguson. Sesi kali ini mengambil tema “Belajar Memimpin”.

Salah satu pembicara yang berbagi cerita adalah Chief Executive Officer Lippo Group, James Riady. Sebagai pimpinan dari perusahaan berbasis keluarga, ia menceritakan pentingnya memiliki model kepemimpinan dan manajerial yang tepat.

“Kami memimpin perusahaan dengan berfokus pada kekuatan kami,” kata James.

Ia juga menambahkan bahwa seiring dengan perubahan dalam era digital yang begitu cepat, sebuah perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan cepat.

“Perubahan di masyarakat adalah hal yang benar-benar terjadi. Untuk menghadapinya adalah kita harus fokus tidak hanya pada perubahan fisik [seperti infrastuktur], tetapi juga pada perubahan sumber daya manusia, sosial, kesehatan, serta perubahan sistem pendidikan,” tutur anak dari pengusaha Mochtar Riady tersebut.

“Pertanyaan besarnya adalah, apakah pemerintah, para elit, pengusaha, serta stakeholder lainnya bersedia untuk fokus pada perubahan sumber daya manusia?”

Di sisi lain, pembicara lainnya, Chairman Crown Worldwide Group of Companies, James E. Thompson, mengemukakan bahwa sebagai pencari kerja, setiap orang harus berusaha untuk beradaptasi, tidak hanya menunggu perintah.

“Mereka harus beradaptasi untuk mendapatkan pekerjaan-pekerjaan baru, menambah kemampuan dengan pendidikan dan keterampilan baru,” tutur Thompson.

Kecil tapi kuat

Dalam sesi yang sama, Executive Chairman Tee Yih Jia Group, Sam Goi, berbagi pengalamannya dalam membangun perusahaan kecil yang kini telah menjadi besar.

Goi membangun perusahaannya dari Singapura, sebuah negara yang kecil jika dilihat di peta. Namun Singapura telah menjadi salah satu negara terpenting dalam ekonomi di Asia Tenggara.

Filosofi tersebut yang ia pegang hingga dapat membangun perusahaan kecilnya hingga menjadi besar seperti sekarang. “Anda tidak perlu khawatir tentang seberapa kecil bisnis Anda. Meskipun Singapura kecil, mereka bisa memainkan peranan penting di ASEAN,” tutur Goi.

“Usaha Anda boleh kecil, tapi Anda tetap bisa menghasilkan uang banyak. Kalau usaha besar tapi mendapatkan sedikit, untuk apa? Jadi Anda tidak perlu minder kalau usaha Anda kecil.”

Kunci lainnya, menurut Goi adalah untuk selalu memiliki rasa bangga dan percaya pada kemampuan diri. Karena “jika Anda tidak bangga pada diri sendiri, orang lain tidak akan bangga pada Anda,” ungkapnya.

Selain ketiga pembicara di atas, sesi ini juga menampilkan Senior Chairman ORIX Corporation, Yoshihiko Miyauchi; serta CEO dan Executive Chairman Forbes Media, Mike Perlis.

Forbes Global CEO Conference ke-16 di Hotel Shangri-La, Jakarta, dihadiri oleh lebih dari 400 pemimpin bisnis dunia dan mengambil tema Rising to Challenges. Forum ini berlangsung selama tiga hari, mulai Selasa, 29 November, hingga Kamis, 1 Desember, dan menampilkan lebih dari 50 pembicara terkemuka dari seluruh dunia. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!