Wakapolri: Teroris itu ancaman serius, bukan pengalihan isu

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Wakapolri: Teroris itu ancaman serius, bukan pengalihan isu

ANTARA FOTO

Di saat teror terjadi di beberapa negara yang lain, Indonesia justru berhasil mencegah rencana teror

JAKARTA, Indonesia – Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menyesalkan rumor yang berkembang bahwa penangkapan sejumlah terduga teroris di daerah Bintara Jaya, Bekasi, merupakan upaya pengalihan isu. Sejauh ini, anggota densus 88 anti teror sudah berhasil menangkap 7 orang yang terkait rencana peledakan bom bunuh diri di dekat Istana Negara itu.

“Teroris itu serius ya! Jangan ada komentar bahwa itu pengalihan isu atau sebagainya,” ujar Komjen Syafruddin di gedung PTIK, Jakarta pada Rabu, 14 Desember.

Dia menjelaskan untuk bisa melacak pergerakan teroris di daerah Bintara dibutuhkan waktu beberapa hari untuk mengintai gerak gerik mereka. Bahkan sejak dari Solo, Jawa Tengah.

Untuk pemantauan aksi teror lainnya, Syafruddin menjelaskan, anggotanya membutuhkan waktu lebih lama.

“Anak buah saya, ada yang satu tahun tidak pulang ke rumah ke rumah. Tidak ketemu anak dan istri untuk melacak (keberadaan terduga teroris). Mereka tidur di jalan untuk selidiki ini itu dan kami bisa tangkap sebelum ada bom (meledak). Tolong, jangan komentar ini pengalihan isu. Hati-hati berkomentarnya,” kata Syafruddin.

Dia kemudian membandingkan dengan beberapa serangan teror di negara lain yang gagal diantisipasi seperti Kairo (Mesir) dan Istanbul (Turki). Puluhan korban tewas jatuh di dua negara tersebut. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim jadi pihak yang bertanggung jawab dalam serangan teror ke gereja katedral koptik di Mesir yang telah menewaskan 25 orang.

Sementara, di Indonesia tidak ada korban karena Densus 88 berhasil menangkap jaringan terorisme satu hari sebelum beraksi di Istana Negara.

“Di negara lain ada korban, tapi di Indonesia bisa kami antisipasi, kami cegah dan ditangkap semuanya. Jadi, hati-hati, jangan bilang ini pengalihan isu,” kata Syafruddin dengan tegas.

Kemampuan Indonesia dalam penanganan kasus terorisme juga telah diakui oleh negara-negara tetangga. Bahkan, Kepala Kepolisian Jepang, ujar Syafruddin, meminta saran dalam rangka menanggulangi potensi teror yang mungkin muncul dalam menghadapi Olimpiade tahun 2020.

Pada Sabtu, 10 Desember, Densus 88 menangkap tiga terduga teroris. Mereka adalah MNS dan AS (laki-laki) serta DYN (perempuan). Dua terduga teroris laki-laki ditangkap di bawah jalan layang Kalimalang, Bekasi, sedangkan terduga ‘pengantin’ perempuan ditangkap di sebuah kamar kontrakan di area Bintara Jaya, Bekasi.

Polisi menemukan barang bukti berupa bom rakitan di dalam rice cooker di kamar 104 kontrakan berlantai tiga itu. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!