Pesawat Hercules TNI AU jatuh menabrak gunung di Wamena

Banjir Ambarita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pesawat Hercules TNI AU jatuh menabrak gunung di Wamena
Pesawat berangkat dari Timika pada 05:35 WIT namun hilang kontak pada 06:09, sekitar empat menit sebelum diperkirakan mendarat

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara yang sempat dilaporkan hilang kontak, ditemukan jatuh setelah menabrak Gunung Pugima di Kampung Minimo, Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Minggu pagi, 18 Desember.

Seluruh penumpang pesawat dikabarkan tewas.

Juru Bicara Polda Papua AKBP Ahmad Mustopa Kamal mengatakan pesawat menabrak gunung di Kabupaten Jayawijaya. 

“Lokasi sudah ditemukan di Distrik Maima. Tim sudah di lokasi dan sedang proses evakuasi para kru pesawat ke jalan raya,” kata Kamal kepada Rappler.

Ia menambahkan bahwa seluruh awak pesawat dipastikan tewas. “12 kru dan satu pilot sesuai laporan awal, semua tewas,” ujarnya.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja mengucapkan belasungkawa atas gugurnya anggota TNI AU yang sedang bertugas.

“Pertama-tama, kami mengucapkan belasungkawa atas gugurnya anggota TNI AU yang sedang bertugas.Kita mengharapkan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan menjalani cobaan ini,” kata Hadiyan.

“Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas musibah ini yang tidak kita kehendaki. Kita doakan arwah para prajurit diterima di sisi Allah, Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Menurut Hadiyan, kecelakaan pesawat Hercules dengan nomor registrasi A-1334 terjadi di sekitar bandara Wamena, Papua. Ia mengatakan, pesawat ini sedang dalam misi latihan peningkatan penerbang, dari yang jadinya co-pilot menjadi kapten.

“Misi di Papua ini merupakan tes, uji coba, agar nantinya para penerbang ini mampu mengoperasikan pesawat di mana saja pangkalan yang ada,” kata Hadiyan.

Kronologi

Pesawat berangkat dari Timika menuju Wamena sekitar pukul 05:35 WIT dan dijadwalkan tiba pada 06:13 WIT, namun gagal karena mengalami kecelakaan.

Pukul 06:02 WIT, pesawat ini sudah kontak menara Wamena untuk melakukan landasan di landasan pacu.

Pada 06:08 WIT, tower melaporkan secara visual bahwa pesawat terlihat di udara, namun pada 06:09 WIT pesawat hilang kontak.

Daftar penumpang

Pesawat ini diawaki oleh 12 orang, dan ada satu penumpang dinas terusan atas nama Kapten Rino dari satuan radar di Tanjung Warari, Biak. Total ada 13 orang.

Berikut daftar awak pesawat: 

  1. Mayor Marlon A Kawer (Instruktur penerbangan)
  2. Kapten J Hotlan F Saragih (Penerbang BR)
  3. Lettu Hanggo Fitradhi (Penerbang II)
  4. Lettu Arif Fajar Prayogi (Navigator I)
  5. Lettu Lukman Hakim (Juru radio udara)
  6. Peltu Suyata (Juru mesin udara I)
  7. Peltu Khusen (Juru mesin udara II)
  8. Serma Khudori (Juru mesin udara II)
  9. Peltu Agung Tri W (Load master I)
  10. Pelda Agung S (Load master II)
  11. Serma Fatoni (Load master II)
  12. Serda Suyanto (Extra crew)
  13. Kapten Rino (Penumpang dinas dari satuan radar 242 di Biak)

5 faktor yang harus dianalisa

Hadiyan mengatakan, pesawat ini layak terbang dan masih tersisa 69 jam terbang lagi. “Perkiraan awal ini kecelakaan ini terjadi karena cuaca, namun ini jangan jadi patokan,” ujarnya.

Menurutnya, ada 5 faktor yang harus dianalisa dalam sebuah kecelakaan pesawat, yaitu faktor manusia, material, media, misi, dan manajemen.

“Semua ini harus melalui analisa sebelum bisa disimpulkan. Sekarang tim investigasi sedang mulai bekerja,” kata Hadiyan.

Pesawat diketahui tengah mengangkut sembako dan semen seberat 12 ton. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!