Ahok-Djarot dapatkan sumbangan dana kampanye terbesar

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahok-Djarot dapatkan sumbangan dana kampanye terbesar

ANTARA FOTO

Tim Ahok-Djarot mendapatkan sumbangan terbesar yakni Rp 48 miliar, sementara Anies-Sandi tidak dapat dari perseorangan.

JAKARTA, Indonesia — Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta merilis laporan sumbangan dana kampanye pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur. Pasangan petahanan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat memberikan laporan dengan nilai terbesar.

Staf bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Michael Sianipar, melaporkan sumbangan sebesar Rp48 miliar. “Yang sudah keluar mendekati Rp5,98 miliar atau hampir Rp6 miliar,” kata Michael saat mendatangi kantor KPUD DKI Jakarta pada Selasa, 20 Desember.

Angka terbesar didapatkan dari sumbangan perseorangan, yakni Rp18 miliar. Sementara sisanya berasal dari sumbangan paslon, partai pendukung, dan badan hukum atau swasta.

Meski demikian, baru Rp24 miliar yang sudah memenuhi persyaratan laporan KPUD. Sisanya masih belum berformulir hingga tim memutuskan tak akan menggunakannya.

“Baru akan digunakan sampai penyumbang melengkapi data di KTP atau NPWP-nya,” kata bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris.

Meski sudah memperoleh dana terbesar, ia mengaku timnya tidak akan berhenti melakukan penggalangan. Mereka akan tetap menjalankan gala dinner yang menjadi sumber sumbangan terbesar, maupun lewat kotak donasi di Rumah Lembang dan transfer dari situs resmi Ahok-Djarot.

Anies-Sandi minim sumbangan

Saat Ahok-Djarot bergelimang sumbangan dari pendukungnya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno justru sebaliknya. Dari jumlah dana kampanye sebesar Rp35 miliar, hampir 90 persen berasal dari kocek paslon sendiri.

Sandiaga menyumbang Rp34 miliar. Dalam laporan pasangan ini tidak tercantum adanya sumbangan dari badan hukum dan swasta ataupun perseorangan. Koordinator Sahabat Anies-Sandi, Anggawira, mengatakan nihilnya sumbangan publik justru bagus.

“Apa yang ditampilkan oleh pasangan Anies-Sandi justru otentik dan apa adanya. Ini memang laporan pengumpulan dana kampanye yang jujur dari pasangan kami,” kata Anggawira saat dihubungi Rappler.

Sumbangan besar dari Sandiaga tak perlu dianggap aneh, menurutnya, karena dari semua paslon yang berlaga, kekayaannya paling besar. Dalam LKHPN yang diserahkan ke KPUD DKI Jakarta, ia memiliki harta sebesar Rp6 triliun.

(BACA: Pilkada DKI: Jadi kandidat terkaya, Sandiaga tantang Ahok buka-bukaan)

“Artinya, dana kampanye sebesar Rp39 miliar yang disumbangkan, itu tidak seberapa. Malah hal tersebut mencerminkan independensi kami, karena kami tidak banyak meminta sumbangan ke perusahaan-perusahaan tertentu,” kata Anggawira.

Sesuai dengan aturan KPU DKI, maka dana kampanye yang bersumber dari harta pribadi tidak terbatas. Sementara, kalau sumbangan dari perusahaan atau perseorangan sudah ditentukan batasannya oleh KPU DKI, yakni Rp75 juta per orang.

Ke depannya, lanjut Anggawira, pasangan Anies-Sandi bisa meminimalisir konflik kepentingan dengan penyumbang dana kampanye.

Kampanye efisien

Sementara itu, pasangan dengan sumbangan paling kecil, Agus Harimurti-Sylviana Murni, mengaku karena mereka sibuk mengurus efisiensi di lapangan. Pasangan ini mengantongi sumbangan dana sebesar Rp9 miliar.

“Kalau dibilang kecil karena kita lebih banyak gerilya lapangan. Relatif lebih efisien. Itu saja sih mungkin,” kata Ketua Bidang LO dan Protokol, Anis Fauzan.

Mendekati warga secara langsung juga menjadi alasan utama Agus-Sylvi tidak menghadiri debat kandidat tidak resmi yang diselenggarakan oleh stasiun televisi swasta. 

“Saya tidak hadir, masih dengan rakyat. Saya masih di sini. Saya memilih untuk menyibukkan diri bersama rakyat,” kata Agus di sela-sela kampanye di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, pada 15 Desember lalu.

(BACA: Absen dalam beberapa debat publik, ke mana pasangan Agus-Sylvi?)

Berbeda dengan tim Ahok-Djarot, laporan Agus-Sylvi belum dilengkapi rincian pengeluaran. Anis mengatakan laporan tersebut akan diserahkan terpisah supaya tidak membingungkan.—dengan laporan Santi Dewi/Ursula Florene/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!