Polri: Satu dari pembunuh keluarga di Pulomas tewas tertembak

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polri: Satu dari pembunuh keluarga di Pulomas tewas tertembak
Polisi kini masih mengejar 2 tersangka lainnya yang masih buron

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Tim gabungan polisi yang terdiri dari personil Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur dan Polres Depok berhasil menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap keluarga Dodi Triono pada Rabu, 28 Desember sekitar pukul 14:50 WIB. Kedua tersangka diketahui bernama Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Jalan Kalong Rt. 08 RW 02, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Bekasi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan penangkapan berawal dari hasil analisa CCTV yang diperiksa oleh polisi. Dari sana disimpulkan salah satu pelaku adalah Ramlan Butarbutar.

Polisi juga memperoleh konfirmasi mengenai Ramlan dari tersangka Philip Napitupulu yang telah ditangkap atas kasus lainnya.

“Iya benar sudah ditangkap dua orang,” kata Argo yang ditemui di Mapolda Metro Jaya pada Rabu, 28 Desember.

Tim gabungan, kata Argo sudah mendapat informasi mengenai keberadaan Ramlan di Bekasi. Saat dilakukan penyelidikan, tim menemukan Ramlan sedang bersama dengan Erwin di kontrakan milik seseorang bernama Kimley.

“Saat akan dilakukan penangkapan, kedua tersangka berusaha melakukan perlawanan sehingga dilakukan tindakan represif dengan melepaskan tembakan di bagian kaki kedua tersangka,” ujar dia.

Ramlan yang merupakan kapten dari komplotan perampok itu kemudian tewas di tempat akibat kehabisan darah. Sedangkan, Erwin masih dalam keadaan hidup.

“Masih ada dua pelaku lainnya yang kini masih dalam pengejaran polisi,” tutur Argo.

Polisi berhasil menyita beberapa barang bukti baik berupa uang, kendaraan dan telepon genggam dari penangkapan kedua tersangka. Dari Erwin, polisi mengamankan uang senilai Rp 3,4 juta, mata uang Thailand, ponsel, jaket kulit warna hitam, tas berwarna cokelat, topi warna abu-abu dan STNK motor Yamaha.

“Sedangkan dari pelaku Ramlan Butarbutar, polisi menyita uang senilai Rp 6,3 juta, jam tangan merk Rolex warna silver, topi hitam, 3 ponsel, 2 kunci motor, kacamata, jaket dan kemeja putih berwarna gading,” ujar Argo memaparkan.

Saat ini mayat Ramlan telah dibawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati. Proses penangkapan ini tergolong cepat. Akibat perbuatan keji tersangka, 6 orang yang berada di rumah Dodi Triono ditemukan tewas pada Selasa kemarin.

Keenam orang yang tewas yakni Dodi Triono (pemilik rumah dan ayah Diona, 59 tahun), Diona Arika Andra Putri (16 tahun), DG (9 tahun, putri Dodi), Tasrok (40 tahun, supir), A (teman anak korban), dan Yanto (supir). Mereka diduga kehabisan nafas karena disekap oleh tersangka di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter X 1,5 meter tanpa ventilasi bersama 5 orang lainnya.

Kelima orang itu ditemukan dalam keadaan selamat dan diketahui bernama Emi (41 tahun), Santi (22 tahun), Windy (23 tahun, asisten rumah tangga), Fitriani (23 tahun, asisten rumah tangga) dan ZK (13 tahun, putri Dodi).

CCTV jadi petunjuk penting

Sementara, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan terbongkarnya identitas pembunuh berkat kamera CCTV yang terpasang di rumah korban. Dari video yang terekam CCTV, terlihat dengan jelas bagaimana pelaku masuk ke dalam rumah korban dan kendaraan yang dia gunakan untuk tiba di sana. 

“Mobil yang terekam di CCTV itu kan warna putih sedan. Dari CCTV kita juga bisa melihat secara jelas wajah pelaku. Karena kami ketahui pelaku pemain lama, nah anggota kita kan punya jaringan informasi. Begitu (informasi) dikroscek maka cepat sekali bisa terungkap identitasnya,” tutur Tito di Mabes Polri ketika memberikan keterangan pers akhir tahun pada Rabu malam, 28 Desember. 

Merasa terbantu dengan keberadaan CCTV, mantan Kapolda Metro Jaya itu berharap alat tersebut juga dipasang di area lainnya, termasuk di tempat-tempat publik dan gedung-gedung yang akan dibangun. 

“Harusnya Mendagri membuat aturan bagi tiap daerah agar di dalam gedung-gedung yang akan dibangun dan tempat publik memakai CCTV yang bisa dihubungkan dengan sistem CCTV milik pemerintah. Maka bisa diciptakan jaringan CCTV antara milik swasta dengan pemerintah,” tutur Tito. 

Sistem pengawasan serupa sudah lebih dulu diterapkan Singapura, sehingga memudahkan otoritas berwenang salah satunya dalam mengungkap kasus pembunuhan. – dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!