Panas-dingin hubungan Indonesia-Australia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Panas-dingin hubungan Indonesia-Australia
Australia dikabarkan pernah menyadap komunikasi Presiden SBY

 

JAKARTA, Indonesia — Pembekuan kerja sama militer yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap Australia membuat tensi hubungan kedua negara menghangat.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pembekuan akan terus berlangsung sampai investigasi yang dilakukan Australia selesai. Sementara Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan hanya program kerjasama pelatihan bahasa yang dibekukan.  

Saat ini Australia memang tengah mengivestigasi adanya materi dalam pelatihan militer mereka yang diduga melecehkan Indonesia. Mereka akan menyampaikan hasil investigasi tersebut kepada pemerintah Indonesia.

Sampai saat itu, kerjasama militer, khususnya program kerjasama pelatihan bahasa, akan tetap dibekukan. Ini bukan pertamakalinya hubungan Indonesia-Australia menghangat. Berikut beberapa isu yang sempat membuat naik tensi hubungan kedua negara ini:

Protes eksekusi mati

Eksekusi mati terhadap dua penyelundup narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, pada April 2015 membuat pemerintah Australia berang.

Mereka menilai pemerintah Indonesia tidak peka. Sebagai bentuk protes atas eksekusi ini, Australia kemudian menarik duta besar mereka untuk Indonesia Paul Grigson.

Namun lima pekan kemudian mereka kembali mengirim Paul Grigson ke Jakarta. Hubungan Indonesia-Australia pun berangsur-angsur normal lagi.

Manusia Perahu

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuding Australia melanggar etika saat menyuruh imigran asal Bangladesh, Sri Lanka, dan Myanmar untuk berbelok ke Indonesia saat menuju Australia.

Tak hanya itu, Australia juga dikabarkan telah memberikan sejumlah uang kepada para imigran untuk berlayar ke Indonesia.

“Tentu tidak sesuai dengan etika-etika yang benar dari pada hubungan bernegara,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres pada 15 Juni 2015.

Kasus manusia perahu ini sempat membuat hubungan Indonesia-Australia menghangat karena pemerintah Australia menampil semua tuduhan Indonesia.

Penyadapan Presiden SBY

Kabar mengejutkan ini datang dari Wikileaks yang membocorkan informasi jika telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat Indonesia telah disadap mata-mata Australia.

Harian The Guardian di Inggris menyebut setidaknya ada sembilan orang di lingkaran dalam SBY yang telah disadap. Pemerintah Indonesia pun bereaksi keras dengan menarik pulang duta besar di Australia.

Duta besar Indonesia baru kembali ke Australia pada Juni 2014 atau hampir enam bulan setelah ditarik ke Indonesia.

Suaka politik 42 warga Papua

Keputusan Australia untuk memberikan visa tinggal sementara kepada 42 warga Papua pada 22 Maret 2006 membuat berang pemerintah Indonesia.

Sebab tidak satupun dari 42 warga Papua tersebut yang saat itu sedang dikejar oleh aparat.  Indonesia meminta Australia memulangkan warga Papua tersebut.

Pemerintah Indonesia menilai pemberian visa kepada 42 warga Papua seolah membenarkan spekulasi bahwa ada elemen-elemen di Australia yang membantu gerakan separatisme di Papua. 

—Rappler.com

 

 

  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!