5 keberatan Ahok atas kesaksian Pedri Kasman

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 keberatan Ahok atas kesaksian Pedri Kasman

ANTARA FOTO

Pedri menilai kata ‘dibohongi’ mengandung konotasi negatif dan tak pantas digunakan untuk Al-Qur’an

JAKARTA, Indonesia — Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama kembali menjalani sidang dugaan penistaan agama pada Selasa, 10 Januari, di auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan. 

Seperti persidangan pekan lalu, agenda hari ini masih mendengarkan keterangan saksi pelapor, sebanyak 5 orang.

Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman menjadi saksi pertama. Ia mewakili angkatan muda Muhammadiyah yang terdiri dari 3 organisasi, yakni Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Muhammadiyah.

“Sebagai umat Islam saya merasa tersinggung [dengan ucapan Ahok],” kata Pedri saat bersaksi. Kata “dibohongi” yang diucapkan Ahok dalam pidato di hadapan warga Kepulauan Seribu pada September 2016 silam, menurutnya, mengandung konotasi negatif dan tak pantas digunakan untuk kitab suci seperti Al-Qur’an.

(BACA: Pengacara Ahok nilai Pedri Kasman buat laporan palsu)

Vonis penistaan diawali dari kiriman pesan di grup WhatsApp Pemuda Muhammadiyah yang beranggotakan kira-kira 60 orang. Pedri dan seorang anggota lain bernama Ikhsan Muchsin menonton lengkap video pidato Ahok sepanjang 1 jam 48 menit 33 detik.

Setelah melaporkan ke pihak berwajib pada 7 Oktober 2016, Pedri mengaku mendapat informasi tambahan dari buku karangan Ahok yang berjudul Merubah Indonesia. Pada halaman 40, kata Pedri, Ahok sekali lagi membahas surah Al-Maidah sebagai alat politik.

Meski demikian, yang menjadi bahasan diskusi di grup WhatsApp justru 13 detik saat Ahok mengungkap soal surah Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu itu. 

“Diskusi di WA, video 13 detik tersebut, dan disimpulkan dugaan penistaan agama,” kata Pedri.

Adapun yang menyampaikan kesimpulan tersebut adalah Ketua PP Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjuntak yang sekaligus menjadi moderator diskusi. Laporan Pedri pun sebenarnya atas suruhan Dahnil, di mana ia juga menunjukkan surat kuasa ke majelis hakim.

Atas keterangan ini, Ahok mengajukan 5 poin keberatan:

1. Durasi video. Ahok mempermasalahkan keterangan Pedri kalau diskusi soal penistaan hanya berpatokan pada 13 detik yang diambil dari menit ke 24 detik ke 20 hingga 33. 

“Saya keberatan pidato 1 jam 40 menit dipotong hanya 13 detik,” kata Ahok.

2. Tak hanya itu, ia juga membahas soal ucapan Pedri kalau video yang bersangkutan hilang dari akun YouTube Pemprov DKI Jakarta. Ia menantang majelis hakim dan saksi untuk membuktikan hal tersebut. 

“Masih ada. Bisa dicek,” kata Ahok.

3. Ia juga keberatan ketika dituding memaksa warga Kepulauan Seribu untuk tak lagi percaya al-Maidah. 

“Saya bilang, kan, terserah mau pilih saya atau tidak. Kalau mau menafsirkan seperti itu [jangan pilih pemimpin non-Muslim] silakan,” kata Ahok. Ia menegaskan kalau tugasnya sebagai gubernur adalah mencerdaskan warga.

4. Ia juga keberatan soal pengakuan saksi yang membaca bukunya. 

“Di situ saya tulis oknum politisi busuk yang mengggunakan Al-Maidah,” kata Ahok. Bukan artinya ia menuding ulama sebagai penipu, seperti yang dituduhkan padanya.

5. Ahok mempertanyakan mengapa Pedri mengaku tidak punya akses untuk tabayyun (verifikasi) padanya. Ia mengaku kenal dekat dengan Dahnil, dan keduanya saling memegang nomor kontak masing-masing. Kalaupun tidak, hubungannya dengan Pemuda Muhammadiyah juga baik. 

“Relawan saya ada yang alumni PP Pemuda Muhammadyah,” kata Ahok.

Ahok mengatakan bahwa sebagai gubernur, dirinya mudah ditemui di Balai Kota, sehingga untuk konfirmasi atau menegur bukan hal yang sulit. Atas hal ini, Pedri menganggap hal tersebut tak perlu.

“Dalam konteks pelapor saya tak perlu kunjungi Pak Ahok, tak perlu berkomunikasi, saya juga tak ada akses untuk bertemu Pak Ahok,” kata Pedri. —Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!