Selamat ulang tahun, Ibu Susi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memperingati hari ulang tahunnya yang ke-52 pada 15 Januari

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam sesi wawancara dengan Rappler di kantornya pada 2014 lalu. Foto oleh Jet Damazo-Santos/Rappler

JAKARTA, Indonesia — Selamat ulang tahun, Bu Susi!

Hari ini, Minggu, 15 Januari, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memperingati hari ulang tahunnya yang ke-52.

Ia melewati malam pergantian hari di tempat kelahirannya di Pangandaran, Jawa Barat, bersama sejumlah anggota keluarga, kerabat, dan stafnya. Susi merupakan salah satu sosok menteri yang paling disorot dalam Kabinet Kerja Presiden Joko “Jokowi” Widodo, bahkan sejak pertama kali diumumkan bahwa ia akan mengepalai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2014 lalu.

Pasalnya, ia memiliki tato, seorang perokok, dan tidak memiliki ijazah SMA. Namun tak sedikit pula yang memuji keberhasilannya sebagai pengusaha sukses yang memulai bisnisnya dari nol.

Ia memulai bisnisnya dengan menjadi pengepul ikan di Pangandaran, Jawa Barat, ketika harus putus sekolah di bangku SMA hingga menjadi pengusaha sukses.

Sejak memimpin KKP, ia telah melakukan sejumlah gebrakan kontroversial, salah satunya menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia.

Pada September 2016 lalu, Susi diberi anugerah gelar Leaders for a Living Planet Award dari Organisasi Lingkungan Dunia, World Wildlife Fund for Nature (WWF), atas kontribusi signifikan terhadap pelestarian dan pembangunan berkelanjutan.

Menurut WWF, selama karirnya Susi telah menerbitkan kebijakan-kebijakan untuk melindungi kesehatan laut, termasuk meratifikasi Port State Measures Agreement, memperkenalkan ukuran tangkap minimum untuk beberapa biota, melarang penggunaan alat tangkap perikanan yang merusak lingkungan, menetapkan kawasan konservasi perairan, dan mendorong perlindungan spesies laut.

Sepak terjangnya memerangi penangkapan ikan secara ilegal juga membuatnya meraih penghargaan Honoris Causa dari Universitas Diponegoro Semarang pada Desember 2016 silam.

Tahun ini, Susi sebelumnya pernah mengatakan, bahwa ia akan fokus dalam memulai menegakan aturan soal kepemilikan pulau-pulau kecil di semua wilayah Indonesia.

“Saya tetap mengambil kebijakan yang berpihak bagi rakyat Indonesia. Tahun depan saya tertibkan kepemilikan pulau-pulau di Indonesia. Karena setiap daratan pulau, 30 persennya hanya boleh dimiliki warga asing sedangkan sisanya milik masyarakat,” kata Susi saat menerima penghargaan dari Undip, Desember lalu.

“Apalagi selama ini kita tidak pernah mendata berapa banyak pulau yang kita miliki dari ujung Sabang sampai Merauke. Ini tanda bahaya, sebab pulau kita sangat banyak,” ungkapnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!