Polda Sulsel: Penyebab kematian taruna Ari Pratama diduga murni kecelakaan

Syarifah Fitriani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polda Sulsel: Penyebab kematian taruna Ari Pratama diduga murni kecelakaan
Keluarga menemukan ada sejumlah luka lebam di perut sebelah kiri dan keluar darah segar dari mulut jenazah Ari Pratama

MAKASSAR, Indonesia – Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani pada Rabu, 18 Januari mengatakan kematian taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP), Ari Pratama, diduga murni kecelakaan. Jasad Ari ditemukan di dasar di kolam renang Tirta Yudha, Kariango, Kabupaten Maros pada tanggal 26 November 2016.

Korban bersama sembilan rekan satu angkatannya di ATKP Makassar berenang di sana sekitar pukul 16:00 WITA. Tetapi, sebelum korban tewas, dia sempat mengeluh mual dan sakit perut kepada dua temannya, Aldo dan Fendi. Akhirnya, korban memilih tidak ikut renang dan hanya menunggu di pinggir kolam.

“Sekitar pukul 17:00 WITA, penjaga kolam, Praka Masdi mendengar teriakan pengunjung kolam bahwa ada orang di dasar kolam sehingga langsung dilakukan pertolongan dengan memberi bantuan nafas sembari mengeluarkan air dari dalam tubuh korban,” ujar Dicky.

Korban sempat dibaa ke KSA Brigif Para Raider 3/TBS dan ditangani oleh dr. Greafiekfogor Fiten. Sayang, nyawa Ari tidak terselamatkan. Sembilan rekan Ari yang ikut ke kolam renang ikut memberi kesaksian. Mereka terdiri dari Ricky, Fendi, Amirul Akbar, Muhammad Danang Pambudi, Aldo Borneo Aldi Putra, Darmawan, Elaodi, Dwi Setiawan dan Iqbal.

“Kami belum menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kuat dugaan ini merupakan kecelakaan murni. Tapi, kami masih melakukan pendalaman lagi dengan meminta kesaksian dari tiga penjaga kolam yang saat itu tengah bertugas,” kata Dicky.

Sementara, ayah Ari Pratama, Gunawan bersikeras pada Minggu, 15 Januari bahwa ada yang janggal dengan kematian puternya itu. Pasalnya, saat jenazah diterima dan hendak dimandikan, ditemukan ada sejumlah luka lebam di perut sebelah kiri. Selain itu, keluar darah segar dari mulut jenazah.

Teman itu, membuat keluarga dan kerabat Ari Pratama di Trenggalek, Jawa Timur curiga anggota keluarga mereka meninggal dengan sebab yang tidak wajar.

“Anak saya masuk ATKP melalui proses seleksi ketat, tulis, psikologi hingga fisik termasuk ujian berenang. Jadi, aneh jika sebab kematiannya karena tenggelam berenang tanpa disertai keterangan visum dari kepolisian,” ujar Gunawan.

Bukan kegiatan kampus

Adanya gugatan dari keluarga Ari di Trenggalek memicu spekulasi soal kemungkinan adanya sistem senioritas di balik meninggalnya taruna semester akhir itu. Tetapi, spekulasi itu dibantah oleh Direktur ATKP Makassar, I Wayan Juliarta.

Dia mengatakan, kegiatan renang yang diikuti oleh Ari dan 9 rekannya di kolam renang Tirta Yudha bukan bagian dari kegiatan kampus. Itu adalah kegiatan yang diinisiasi mereka pribadi.

“Almarhum bepergian dengan teman seangkatannya. Lagipula dia (Ari) sudah memasuki tahun kedua dan September mendatang akan selesai mengikuti program diklat DII. Jadi, sudah bukan junior lagi,” kata Wayan menjelaskan.

Berita soal kematian Ari tak jauh dari adanya peristiwa taruna lainnya bernama Amirullah Adityas Putra yang juga meregang nyawa di sekolah yang dibina oleh Kementerian Perhubungan di STIP Marunda. Namun, penyebab kematian Amir sudah jelas akibat dipukuli oleh beberapa seniornya.

Menyikapi hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan mempelajari kasus tersebut.

“Saya sudah perintahkan Kepala BPSDMP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan) untuk mengecek fakta-fakta di lapangan, karena ini kejadian sudah beberapa waktu lalu. Kemenhub akan kooperatif, jika ada fakta-fakta baru. Kami akan menghormati hukum,” ujar Budi seperti dikutip dalam situs resmi Kemenhub.

Dalam 10 tahun usianya, ini menjadi peristiwa pertama yang menimpa kampus ATKP. ATKP Makassar didirikan pada tahun 1989. Mereka menerima taruna lulusan SMA dan sederajat sejak tahun 2003 lalu. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!