Indonesia

3 hal soal Alfito Deannova, pemandu debat terakhir Pilgub DKI

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

3 hal soal Alfito Deannova, pemandu debat terakhir Pilgub DKI
KPU DKI menilai Alfito adalah sosok yang independen dan berpengalaman untuk memandu debat antar kandidat dalam Pilgub

JAKARTA, Indonesia – Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI menunjuk Alfito Deannova Ginting sebagai pemimpin debat terakhir yang digelar pada Jumat, 10 Februari. Jika pada debat kedua, KPU DKI menetapkan dua moderator untuk memandu jalannya acara selama 120 menit, maka di debat terakhir KPU menggunakan konsep awal. Alfito akan memandu debat seorang diri.

Komisioner KPU DKI Betty Epsilon Idroos mengaku Alfito dipilih karena dianggap independen dan sudah berpengalaman menjadi presenter di beberapa stasiun televisi. Saat ini, pria berusia 39 tahun itu bekerja sebagai presenter di stasiun televisi CNN Indonesia.

“Dia independen, tidak terlibat dengan pasangan calon mana pun dan sudah terbiasa membawa acara-acara, host berbagai media,” ujar Betty kepada media.

Alfito memiliki tugas yang cukup berat untuk bisa membawakan debat ketiga yang mengambil tema kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta. Dari tema itu kemudian dibuat lebih rinci oleh KPU DKI yaitu pemberdayaan perempuan, perlindungan anak-anak, anti-narkotika dan kebijakan untuk kaum disabilitas.

Tidak mau mengecewakan publik, Alfito mengaku sudah mulai melakukan persiapan. Salah satunya dengan meminta petunjuk kepada dua moderator sebelumnya, Ira Koesno dan Tina Talisa. Berikut rekam jejak Alfito yang perlu kalian ketahui:

1. Pernah jadi penyiar radio

Dunia jurnalistik sesungguhnya bukan hal baru bagi Alfito. Sebelumnya, saat masih menimba ilmu di program Akuntansi Universitas Indonesia, pria kelahiran 17 September 1976 itu sudah bekerja sebagai penyiar Radio Suara Kejayaan 101,6 FM. Begitu lulus pada bulan September 2000, dia langsung memutuskan untuk menjadi seorang jurnalis.

Stasiun televisi SCTV menjadi pilihan pertama yang dilirik oleh Alfito. Namun, sebelum diangkat sebagai jurnalis tetap, dia masuk dengan status wartawan magang. Tugas pertamanya ketika itu yakni meliput meledaknya bom di Kedutaan Besar Filipina di area Menteng pada Agustus 2000. Dari sana, kemudian dia diberikan tanggung jawab untuk melakukan peliputan di bidang hukum dan kriminal.

2. Minat yang mendalam terhadap politik

Saat masih kecil, Alfito mengaku kerap tidak percaya diri, minder dan cenderung tertutup. Alhasil, dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku. Politik menjadi topik yang menarik perhatiannya.

Ketika di bangku Sekolah Dasar, bocah sebayanya memilih untuk membaca komik atau buku cerita, anak kedua dari empat bersaudara itu sibuk bertanya dan meneliti peristiwa soal Gerakan 30 September. Dia juga membaca kumpulan pidato Soekarno berjudul “Di bawah bendera revolusi” milik kakeknya.

Alfito juga tertarik mendengar cerita dari kakeknya yang pernah menjadi cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden Soekarno. Oleh sebab itu dia pernah bercita-cita menjadi tentara, namun harus pupus karena dia mengenakan kaca mata.

3. Karier cemerlang di bidang jurnalistik

Alfito berkarier di SCTV selama tujuh tahun. Usai melakukan beragam peliputan di lapangan, dia kemudian dipercaya oleh penanggung jawab pemimpin redaksi, Karni Ilyas, sebagai pembaca berita program Liputan 6 pagi.

Saat di SCTV, dia juga dipercayai untuk bertanggung jawab beberapa program antara lain Liputan 6 Petang, Dari Titik Nadir untuk korban tsunami Aceh dan program khusus Pilpres 2004, Selangkah ke Istana. Di tahun 2007, dia kemudian pindah ke tvOne yang saat itu masih bernama Lativi. Selain menjadi pembaca berita, dia juga dipercaya memegang jabatan Current Affairs Manager. Dia juga memiliki program sendiri bernama Alfito.

Di tahun 2015, Alfito memutuskan keluar dari tvOne dan bergabung dengan stasiun televisi CNN Indonesia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!