Mengintip cara kerja Kawal Pilkada

Davin Rusady

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengintip cara kerja Kawal Pilkada
Kawal Pilkada melakukan penghitungan suara menggunakan 2 sumber data. Pertama, hasil foto para relawan. Kedua, sumber data KPU

 

JAKARTA, Indonesia — Selama empat bulan terakhir, pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta terus menjadi sorotan publik. Hari ini, Rabu, 15 Februari, warga ibu kota akan segera mengetahui bagaimana hasil pemungutan suara yang telah diselenggarakan.

Inisiatif independen, Kawal Pilkada, mengajak masyarakat untuk mengawal penghitungan suara. Melalui aplikasi dan situs Kawal Pilkada, siapapun dapat ikut serta merealisasikan hitung cepat secara tepat (real quick count).

(BACA: Hasil ‘real quick count’ Pilkada DKI Jakarta 2017)

Mengintip cara kerja Kawal Pilkada

Kawal Pilkada bergerak dengan tenaga relawan. Relawan-relawan tersebut akan mengambil foto formulir C1 di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS).

Formulir C1 adalah dokumen yang berisi hasil penghitungan suara di sebuah TPS. Dalam formulir tersebut, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akan menghitung berapa banyak suara untuk pasangan calon tertentu serta berapa banyak suara yang tidak sah.

Setelah mengambil foto, para relawan harus mengunggah foto tersebut melalui aplikasi Kawal Pilkada yang dapat diunduh di Google Play Store dan Apple AppStore. Berikutnya, giliran para administrator mengambil alih.

“Admin akan memvalidasi foto dan angka yang diisi oleh relawan. Hasilnya dapat dilihat di situs kawalpilkada.id”, kata Khairul Anshar, inisiator Kawal Pilkada, dalam konferensi pers hari ini, Rabu, 15 Februari.

Ia menambahkan, “Kita masih memerlukan bantuan dari warga Jakarta untuk datang ke TPS dan memantau penghitungan suara sampai selesai, sampai ditulis di formulir C1 plano dan ditandatangani oleh para saksi. Kemudian, foto formulir C1 plano tersebut dan unggah melalui aplikasi Kawal Pilkada”.

(LIVE UPDATES: Pilkada DKI Jakarta 2017)

Ke mana data tersebut berlabuh?

Data tersebut kemudian akan diolah oleh para administrator dan ditampilkan dalam bentuk peta, beserta keterangan persentase perolehan suara masing-masing pasangan calon.

Elina Ciptadi, selaku koordinator relawan, mengatakan, “Dalam peta tersebut kita dapat melihat batas wilayah kabupaten dan kecamatan. Apabila salah satu pasangan calon mendominasi perolehan suara di suatu wilayah kecamatan, warna peta akan berubah,” katanya.

Seberapa akurat hasil Kawal Pilkada?

Kawal Pilkada melakukan penghitungan suara menggunakan dua sumber data. Pertama, hasil foto para relawan. Kedua, sumber data dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) berupa gambar formulir C1 plano yang harus diakses melalui situs KPU.

Para relawan Kawal Pilkada ada yang bekerja dari rumah maupun dari TPS. Mereka sudah menghitung replikasi suara pemilihan sejak pemilihan presiden (Pilpres) 2014.

Hasil yang diberikan oleh Kawal Pilkada hanya selisih nol persen diikuti tiga angka di belakang koma. 

“Ketika Pemilihan Presiden 2014 dan Pilkada serentak 2015, ada perbedaan sedikit [hasil Kawal Pilkada] dengan versi KPU dan KPUD. Kejadian tersebut wajar terjadi dalam hitung cepat, tetapi hasil pemenang pemilihan umum berdasarkan penghitungan kami belum pernah berbeda dengan hasil penghitungan KPU,” kata Elina.

Ia menyebutkan, hasil penghitungan Kawal Pilkada biasanya hanya berbeda sekitar 0,003 persen dengan hasil penghitungan KPU.

Perbedaan yang tipis tersebut sangat mungkin terjadi karena para administrator Kawal Pilkada melakukan penyaringan data yang ketat.

“Harus ada kesesuaian antara lokasi kecamatan di formulir dengan informasi yang dimasukkan oleh relawan. Kalau tidak sesuai, datanya tidak diterima,” ujarnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!