Kawal Pilkada dan pendidikan politik bagi warga Jakarta

Davin Rusady

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kawal Pilkada dan pendidikan politik bagi warga Jakarta
Kawal Pilkada bertujuan untuk mengundang partisipasi publik dengan menjaring para relawan

JAKARTA, Indonesia — Warga DKI Jakarta baru saja mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada Rabu, 15 Februari. 

Sesaat setelah waktu pemungutan suara ditutup pada pukul 13:00 WIB, sejumlah lembaga survei mulai bekerja untuk menghitung secara cepat perolehan suara para pasangan calon. Hasil penghitungan cepat (quick count) sudah dapat diketahui selang beberapa jam kemudian.

Pasangan calon nomor urut 2, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat unggul di berbagai hasil quick count. Cagub-cawagub petahana itu memiliki keunggulan tipis di atas pesaing terdekatnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. 

Sementara pasangan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, hampir dipastikan terlempar dari bursa persaingan.

(BACA: Hasil ‘real quick count’ Pilkada DKI Jakarta 2017)

Sebuah inisiatif independen, Kawal Pilkada, juga melakukan penghitungan suara riil secara cepat (real quick count). Berbeda dengan lembaga survei, Kawal Pilkada menggunakan metode yang berbeda.

Dengan menerapkan metode real count, Kawal Pilkada dapat memperkirakan hasil akhir Pilkada DKI 2017 secara hampir presisi. Metode ini benar-benar menghitung semua suara yang masuk —berbeda dengan metode quick count yang mengandalkan sampel data.

Sejak tahun lalu, Kawal Pilkada sudah mengajak masyarakat untuk mengawal penghitungan suara melalui aplikasi Kawal Pilkada.

(BACA: Mengintip cara kerja Kawal Pilkada)

Efek jangka panjang

Kawal Pilkada merupakan berawal dari proyek Kawal Pemilu dibesut pada 2014. Berbeda dengan lembaga riset lainnya, tim Kawal Pilkada bertujuan untuk mengundang partisipasi publik.

Elina Ciptadi, seorang koordinator relawan Kawal Pilkada, mengatakan, “Kawal Pilkada berbeda dengan tim riset lainnya. Kami mengundang partisipasi publik. Mereka adalah relawan yang tidak dibayar, bebas dari kepentingan politik, dan mau tunggu sampai penghitungan suara selesai pula. 

“Fakta bahwa kami telah mengumpulkan 3.000 lebih foto di lapangan, bagi saya itu prestasi yang patut dirayakan. Kita mesti lihat efek pendidikan politik untuk warga DKI,” ujarnya.

Dalam melakukan pengumpulan data, Kawal Pilkada dibantu dengan tenaga para relawan. Relawan-relawan tersebut akan mengambil foto formulir C1 di masing-masing TPS yang sudah ditandatangani para saksi dan dinyatakan sahih.

Selanjutnya, foto formulir C1 harus diunggah melalui aplikasi Kawal Pilkada agar dapat diproses oleh para administrator Kawal Pilkada yang terdiri dari para relawan serta teman dekat. Sampai tengah malam, tim Kawal Pilkada masih terus melakukan pengumpulan data formulir C1 pada Hari-H.

“Kita senang melihat Indonesia yang transparan. Kita punya anak-anak muda yang menginginkan transparansi,” kata Elina.

Mendukung Kawal Pilkada

Publik dapat mendukung Kawal Pilkada dengan membuka situs Kawal Pilkada untuk melihat persebaran suara yang telah dikawal. Apabila menemukan bukti-bukti kecurangan, publik dapat melapor melalui email atau akun sosial media Kawal Pilkada dengan menyertakan bukti yang otentik.

Kawal Pilkada dapat diakses melalui situs kawalpilkada.id, Facebook, dan Twitter.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!