Kronologi bentrok Pilkada Intan Jaya

Banjir Ambarita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kronologi bentrok Pilkada Intan Jaya
Korban bertambah menjadi 3 orang, bukan 6 orang seperti yang diberitakan media massa

JAYAPURA, Indonesia — Bentrok antara pendukung calon bupati dan calon bupati di Kabupaten Intan Jaya, Papua, dilaporkan terus memakan korban. Hingga Minggu, 26 Februari, korban tewas dikabarkan bertambah menjadi 3 orang, sementara korban luka sekitar 600 orang.

Juru bicara Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, jumlah korban meninggal ada 3 orang, bukan 6 orang seperti yang dilaporkan media massa sebelumnya.

“Saya ingin luruskan berita yang kini simpang siur. Korban meninggal 3 orang,” kata Ahmad.

“Rinciannya, satu meninggal di lokasi perang tangal 23 Februari. Satu meningal di Rumah Sakit Sugapa tanggal 25 Februari, dan pada tanggal yang sama satu lagi meninggal,” ungkapnya. 

Sebelumnya, terjadi bentrok sebagai buntut dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat pagi, 24 Februari. Saksi mata mengatakan, terjadi saling serang antara massa pendukung pasangan calon nomor 2 Yulius Tipagau-Yunus Kalabetme dengan massa pendukung petahana nomor urut 3 Natalis Tabuni-Yan Kobogoyauw.

Sehari sebelumnya, sekelompok massa juga merusak Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Intan Jaya. Mereka melempari kantor tersebut dengan batu dan kayu.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan bentrok antar dua kubu dipicu ketidakpuasan atas kinerja KPU setempat. “Ada kelompok massa yang tak puas, kemudian diprovokasi sehingga melakukan tindakan anarkis, merusak dan membakar,” kata Paulus.

Korban luka dievakuasi

Pada Minggu pagi, puluhan korban luka dikabarkan telah berhasil dievakuasi ke Nabire, yang jaraknya cukup dekat dengan Kabupaten Intan Jaya.

Ahmad mengatakan, puluhan korban bentrok berhasil dievakuasi karena faktor cuaca yang mendukung, sedangkan sisanya menunggu cuaca membaik. 

“Mereka berhasil di evakuasi Sabtu kemarin. Rencananya hari Minggu ini berlanjut, dua pesawat sudah terbang ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya, tapi karena faktor cuaca tidak bisa mendarat dan kembali ke Nabire,” kata Ahmad. 

Sementara, situasi di Intan Jaya pada Minggu pagi diberitakan sudah kondusif, setelah Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Pangdam Cenderawasih Mayjen Hinca Siburian meminta para pendukung paslon untuk menahan diri. 

“Situasi hari ini terkendali, diminta para pendukung calon jangan lagi saling serang agar proses tahapn Pilkada bisa kembali dilanjutkan,” kata Ahmad. 

Mengenai pelaku pembunuhan dan aktor terjadinya bentrok, kata Kamal, pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Kami sudah mintai keterangan beberapa masyarakat, guna ungkap provokator bentrok,” katanya. 

Pemicu bentrok 

Menurut anggota DPRD Papua Thomas Sendigau, pemicu bentrok antar pendukung paslon ini adalah akibat sikap KPUD yang menunda-nunda proses pleno perhitungan dan penetapan peroleh suara. Sehingga masyarakat curiga penyelenggara tidak independen dan memihak salah satu Paslon. 

“Hasil Pilkada sudah diketahui. Paslon nomor urut 2 unggul 2.945 suara, tetapi KPUD selalu menunda-nunda pleno rekapitulasi suara, sehingga masyarakat menilai KPUD sudah tidak independen dan curiga hendak bermain dengan paslon nomor 3 yang merupatakan petahana,” katanya.

“Hari ketiga penundaan pleno, ribuan pendukung nomor 2 mendatangi kantor KPUD, dengan maksud menyaksikan langsung proses pleno. Hanya saja saat itu, KPUD kembali hendak melakukan penundaan, yang menimbulkan kemarahan masyarakat,” ujarnya.

“Puncaknya sore hari. Saat itu waktu penundaan akan habis. Lalu rombongan dari paslon nomor 3 datang mendobrak kantor KPUD dan merampas semua dokumen serta komisioner KPUD dibawa kabur. Masyarakat pun menjadi marah saat itu,” kata Thomas. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!