Kapolri: Serangan teror di Bandung tidak ada kaitan dengan kedatangan Raja Saudi

Amir Tedjo

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kapolri: Serangan teror di Bandung tidak ada kaitan dengan kedatangan Raja Saudi
Pelaku diketahui bernama Yayat Cahdiyat yang merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.

SURABAYA, Indonesia (UPDATED) — Kepolisian akhirnya berhasil mengungkap identitas pelaku bom panci di Kecamatan Cicendo, Bandung pada Senin, 27 Februari. Pelaku diketahui bernama Yayat Cahdiyat alias Dani alias Abu Salam.

Pria kelahiran Purwakarta itu tergabung dalam kelompok Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang. Kelompok itu merupakan pecahan dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan dia pernah ditangkap karena mengikuti pelatihan militer di Aceh.

“Dia kena kurungan tiga tahun sejak tahun 2012 hingga 2015. Kemudian dia bebas. Saat itu saya yang pimpin operasi penyergapan teroris Aceh Besar. Dia merupakan anggota Jamaah Ansarut Daulah (JAD) Bandung yang berafiliasi ke Aman Abdurrahman,” kata Tito di Universitas Airlangga Surabaya, Senin 27 Februari.

Dalam peta jaringan teroris, pelaku sebenarnya sudah masuk profil teroris berbahaya. Polisi juga sedang melakukan pendalaman jaringan yang lain.

Tito mengatakan model bom yang digunakan oleh pelaku di Bandung berasal dari bom panci. Bom ini mirip dengan bom di Maraton Boston pada tahun 2013.

Dalam aksi teror ini, tidak ada korban jiwa dari warga atau polisi, karena pelaku menggunakan bom jenis low exsplosive.

“Meski terdapat beberapa paku, tapi ini bom jenis low exsplosive,” ujar Tito

Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga mengatakan, pelaku pengeboman ini sebenarnya ada dua orang. Mereka datang dengan menggunakan menggunakan motor.

Namun setelah kepergok menaruh bom di taman kemudian mereka lari. Satu orang masuk di kantor kelurahan sambil mengeluarkan tembakan dan berteriak agar temannya yang ditahan di Brimob Kelapa Dua Depok dikeluarkan.

“Kami sempat lakukan negosiasi dan pelaku tidak mau. Kita lakukan tindakan dan terjadi baku tembak. Pelaku tertembak di bagian dada, setelah digeledah dia membawa sejumlah senjata seperti sangkur, senjata genggam, dan beberapa bahan peledak,” ujarnya.

Pelaku, kata Tito, sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Dalam pengepungan, satu pelaku sudah berhasil dilumpuhkan. Sedangkan satu pelaku lagi masih dalam pengejaran.

Tujuan serangan ini, kata Tito hanya untuk eksistensi saja agar temannya di Tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok dibebaskan. Sebab, di markas Brimob Kelapa Dua Depok itu banyak tahanan teroris. Ada puluhan tersangka teroris yang ditahan di sana. Ada sebagian yang telah dijatuhi vonis, sedangkan sisanya masih ada yang masih diperiksa.

“Jadi ini murni untuk eksistensi mereka. Serangan tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan raja Arab Saudi ke Indonesia,” katanya. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!