Pengakuan staf kelurahan Arjuna yang sempat disandera pembom panci Bandung

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pengakuan staf kelurahan Arjuna yang sempat disandera pembom panci Bandung
Saat masuk ke gedung Kelurahan Arjuna, pelaku sempat mengacung-acungkan senjata tajam dan berteriak menanyakan keberadaan lurah.

BANDUNG, Indonesia – Sri Haryani, staf Kelurahan Arjuna, Bandung mengaku terkejut ketika sempat melihat pelaku tindak teror masuk ke kantornya. Bahkan, dia dan tujuh orang rekannya sempat disandera selama 15 menit.

Hari Senin pagi, 27 Februari, Sri dan rekan-rekannya bekerja seperti biasa. Tetapi, tiba-tiba dia melihat ada seorang pria yang datang dan diduga ingin mengeluh atas pelayanan publik. Tetapi, ternyata pria yang belakangan diketahui bernama Yayat Cahdiyat itu adalah teroris yang tengah beraksi.

Begitu masuk ke gedung kelurahan, sempat mengacung-ngacungkan senjata tajam dan berteriak-teriak menanyakan keberadaan lurah. Sri mengaku, sempat tersandera selama 15 menit.

“Pelaku di bawah menyandera kami sekitar 15 menit. Kami sempat bersembunyi dulu di kolong meja. Alhamdulilah, kami selamat,” kata Sri.

Pelaku, ujarnya, sempat membakar gorden dan memecahkan kaca di lantai dua yang merupakan aula di gedung kelurahan tersebut. Beruntung, di lantai dua tidak ada staf kelurahan yang tengah bertugas.

Sementara, warga sekitar yang juga melihat peristiwa itu, Iwan Lumintang mengatakan ledakan bom terdengar cukup keras. Ledakan, kata Iwan, bisa terdengar hingga ke rumahnya yang berjarak 100 meter dari Taman Pandawa.

Bersama tim Prabu Polrestabes Bandung, Iwan mengaku sempat bernegosiasi dengan pelaku yang bersembunyi di lantai dua gedung kelurahan. Menurut Iwan, pelaku sempat mengatakan ingin bertemu dengan anggota Densus 88 Anti Teror.

“Saya tidak perlu Anda, tapi perlu Densus. Keluarkan kawan-kawan saya di penjara,” kata Iwan menirukan kalimat pelaku dari dalam gedung kelurahan.

Mendengar permintaan pelaku itu, Iwan kemudian berinisiatif mengevakuasi petugas kelurahan yang masih berada di dalam ruangan. Apalagi pelaku terlihat mengenakan jaket hitam dengan kabel melintang.

Selain itu, pelaku juga membawa senjata tajam dan senjata api sehingga terjadi baku tembak dengan aparat polisi.

“Dia pakai topi dan jaket. Pas saya lihat ada kabelnya,” tutur Iwan yang mengaku sempat dilempar kursi oleh pelaku.

Daya ledak bom rendah

BOM PANCI. Serpihan bom panci yang meledak di Taman Pandawa pada Senin, 27 Februari. Foto diambil dari Facebook Divisi Humas Mabes Polri

Sementara, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan mengungkapkan bom yang meledak di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna merupakan bom rakitan yang memiliki daya ledak rendah. Kendati daya ledaknya rendah, tetapi bom tersebut dimasukan ke dalam panci dan berisi paku sehingga bisa menimbulkan korban yang banyak.

Pasca meledak, paku-paku itu tersebar hingga radius 50 meter dari lokasi kejadian. Walau begitu, Anton bersyukur karena tidak ada warga yang tengah berada di Taman Pandawa.

Padahal, saat kejadian berlangsung, lapangan itu sedang dipakai oleh anak-anak yang sekolah untuk berolahraga. Mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu mengatakan tujuan pelaku menebar teror karena ingin membebaskan rekan-rekannya penjara Densus 88 Anti Teror.

“Pelaku ini masih jaringan (teroris) lama,” kata dia.

Pelaku akhirnya meninggal ketika dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih usai terkena timah panas personel polisi. – Rappler.com.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!