Kapal pesiar Inggris tabrak terumbu karang yang dilindungi di Raja Ampat

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kapal pesiar Inggris tabrak terumbu karang yang dilindungi di Raja Ampat
Kapal pesiar itu menabrak terumbu karang ketika air tengah surut dan usai melakukan pemantauan burung di Pulau Weigo.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah mengirimkan tim ke Raja Ampat, Papua usai menerima laporan area utama terumbu karang di sana rusak akibat ditabrak oleh kapal pesiar Inggris, Caledonian Sky. Kapal yang memiliki panjang 90 meter itu kandas di saat air sedang surut usai melakukan aktivitas pemantauan burung di Pulau Waigeo pada Sabtu, 4 Maret.

“Posisi tim KLHK baru tiba sekitar pukul 14:00 WIT dan langsung berkoordinasi dengan Pemda Raja Ampat dan tim dari Menko Maritim. Sementara, penyelaman baru bisa dilakukan nanti malam atau besok dini hari,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan melalui pesan pendek yang diterima Rappler pada Senin, 13 Maret.

Berdasarkan hasil evaluasi dari tim lainnya menyebut, kapal yang dimiliki oleh operator Noble Caledonia itu terjebak akibat air yang tengah surut. Padahal, kapal tersebut telah dilengkapi dengan alat pemantau radar dan GPS.

Menurut Kepala Pusat Penelitian untuk Sumber Daya Laut Pasifik di Universitas Papua, Ricardo Tapilatu, situasi itu diperparah ketika kapal tunda dibiarkan mendekati kapal untuk membuat kapal bisa menjauhi area terumbu karang.

“Hal tersebut malah seharusnya tidak dilakukan, karena kapal justru membuat kerusakan terumbu karang bertambah parah,” ujar Ricardo seperti dikutip Mongabay.

Mereka seharusnya menunggu hingga air pasang jika kapal ingin kembali mengapung di permukaan air. Akibat insiden itu, terjadi kerusakan ekosistem di struktur habitat dan hilangnya beberapa jenis terumbu karang seperti acropra, porites, montipora dan stylophora.

“Ini yang kami temukan selama proses investigasi di lokasi. Kami tengah menyelesaikan laporan dan akan menyerahkan rekomendasi kami ke pejabat distrik setempat pada pekan depan,” kata Ricardo.

Raja Ampat memiliki keragaman bawah laut yang istimewa. Belum lagi area itu juga dianugerahi sebagai tempat menyelam yang paling populer dan taman nasional. Tim yang dipimpin Ricardo merekomendasikan agar perusahaan pemilik kapal memberikan ganti rugi atas kerusakan di area terumbu karang.

Ganti rugi yang disarankan yakni sebesar US$800 – US$1.200 atau setara Rp 11 juta – 17 juta per meter persegi. Sementara, total ganti rugi yang harus diberikan kira-kira sebesar US$1,28 juta – US$1,92 juta atau setara Rp 26 miliar.

“Jika pemilik kapal tidak setuju dengan klaim itu, maka pemerintah kemungkinan besar akan membawa kasus ini hingga ke ranah pengadilan,” katanya.

Tetapi jika antara pemerintah dan perusahaan mencapai sebuah kesepakatan, maka membutuhkan waktu satu tahun bagi pemerintah daerah menerima dana tersebut.

Akan bekerja sama

RUSAK. Tampak dari kejauhan Kapal Pesiar Caledonian Sky yang menabrak terumbu karang di area Raja Ampat pada Sabtu, 4 Maret. Akibatnya beberapa terumbu karang di area itu rusak. Foto diambil dari akun Facebook Stay Raja Ampat

Sementara, juru bicara perusahaan Noble Caledonia mengatakan pihaknya akan berkomitmen dalam perlindungan terhadap lingkungan.

“Itu sebabnya mengapa kami mendukung proses penyelidikan ini. Kami akan mengambil hikmah dari kejadian ini untuk dimasukan ke dalam prosedur operasional,” ujar juru bicara tersebut.

Peristiwa yang dialami oleh Caledonian Sky disebut oleh jubir itu sebagai peristiwa yang sangat disayangkan. Ketika peristiwa itu terjadi, mereka tengah berlayar di area terpencil di Pulau Kri.

“Berdasarkan hasil inspeksi, tidak ada kerusakan di bagian lambung. Kapal berhasil kembali berlayar ketika air pasang walaupun ada sedikit perubahan jadwal dari yang telah direncanakan sebelumnya,” kata dia.

Kapal itu mengangkut 102 penumpang dan 79 kru. Mereka semua selamat dan tidak perlu dievakuasi akibat kejadian tersebut. Kapal tersebut tengah dalam perjalanan selama 16 malam dari Papua Nugini menuju ke Filipina. – dengan laporan Uni Lubis/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!